Kudus, Elang Murianews (Elmu)- Meski diguyur dengan dana besar lebih dari Rp 5 miliar dalam kurun waktu 2023 ( Rp 1, 4 miliar), 2024 (Rp 1,5 miliar ) dan 2025 (Rp 2,5 miliar), jumlah kunjungan wisatawan nusantara (Wisnu) ke Museum Kretek dan Museum Purbakala Situs Patiayam di Kabupaten Kudus tetap jeblok- terpuruk . Jauh sekali dibanding Museum Jenang Begitu pula jumlah Wisnu yang berkunjung ke obyek wisata di Kabupaten Kudus juga sangat ketinggalan dengan kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah. Oleh karena itu nampaknya cukup mendesak pemerintah kabupaten (Pemkab) untuk mengevaluasi ( jika mau) kinerja Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) dan staf, yang paling bertanggung jawab atas jebloknya “dunia wisata” di Kota Kretek.
Juga tidak kalah pentingnya juga mengaudit sumber dana yang berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) non phisik. DAK non phisik diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 2 tahun 2021, tentang perubahan kedua atas peraturan menteri pedidikan dan kebudayaan nomor 5 tahun 2019, Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan DAK non phisik bantuan operasional penyelenggaraan museum dan taman budaya. Sebab banyak celah yang terbuka untuk disalah-gunakan.
Menurut buku wisata Jawa Tengah dalam angka 2024 .,total jumlah Wisnu yang berkunjung ke kabupaten kudus selama 2024 tercatat mencapai 3.602.089 orang. Dari jumlah tersebut jumlah pengunjung museum kretek 53.764 , museum patiayam 24.648,museum jenang 100.872.Museum jenang milik swasta dan baru berdiri 24 Mei 2017.Sedang Museum Kretek 3 Oktober 1986.Begitu pula Museum Patiayam juga hadir lebih dahulu.
Hanya saja yang patut dipertanyakan dari 5 wisata alam, 3 wisata budaya dan 23 wisata buatan di Kabupaten Kudus dalam Buku Wisata Jawa Tengah Dalam Angka 2024, tidak tercantum nama tempat wisata- wisata budaya Sunan Muria. Hal ini juga tidak tercantum dalam buku serupa pada edisi tahun tahun sebelumnya. Padahal pada umumnya pengunjung wisata budaya ke Sunan Muria, yang terletak di Desa Colo Kecamatan Dawe ini adalah “satu paket” dengan kunjungan ke Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus Sehingga selisih jumlahnya tidak begitu banyak. Begitu pula nama tujuan wisata antara tahun 2023 dengan 2024 juga banyak berbeda.
Data yang ditulis pada Buku Wisata Jawa Tengah Dalam Angka itu disajikan rutin setiap tahun. Dan datanya berasal dari masing masing Dinas Kebudayaan Pariwisata kabupaten/kota, sehingga perlu dipertanyakan pendataan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus tersebut akurat atau tidak . Jika data itu tidak akurat, terlebih salah, maka dipastikan memunculkan banyak masalah yang saling mengkait. Disebutkan pula, Jawa Tengah memiliki Daya Tarik Wisata (DTW) sebanyak 1.124 dengan rincian 368 Wisata Alam, 130 Wisata Budaya, 442 Wisata Buatan, 50 Wisata Minat Khusus dan 68 DTW lain-lain (event).
Lalu jumlah wisatawan yang berkunjung di DTW Jawa Tengah pada tahun 2024 tercatat sebanyak 69.480.726 kunjungan dengan rincian 593.168 kunjungan wisatawan mancanegara dan 68.887.558 kunjungan wisatawan nusantara. Sedang urutan 5 (lima) besar kabupaten/kota yang banyak dikunjungi wisatawan mancanegara adalah Kabupaten Magelang (296.916), Klaten (214.812), Kota Semarang (24.296),Jepara (18.858) dan Kota Surakarta (12.786) . Lalu 5 (lima) besar kabupaten/kota yang banyak dikunjungi wisatawan nusantara adalah Kota Semarang (7.321.077), Kabupaten Klaten (6.634.733), Banyumas (4.598.066), Kota Surakarta (4.389.194) dan Kabupaten Semarang (4.328.318). Sementara Kudus tercecer di urutan 20 ke bawah.
Berikut daftar nama tempat wisata alam, budaya dan buatan 2024, maupun jumlah pengunjung di Kabupaten Kudus 2024 :