Kudus, Elang Murianews (Elmu ) – Paling tidak ada empat aspek yang perlu dicermati sehubungan akan digelarnya Tari Kretek dan sekaligus bakal tercatat dalam Museum Rekor-Dunia Indonesia (Muri). Empat aspek tersebut : pelestarian , promosi, pariwisata dan perspektif budaya. “ Sudah waktunya mengangkat berbagai bentuk kesenian menjadi atraksi wisata sehingga menghidupkan wisata budaya. Nah, ini PR (pekerjaan rumah) Disbudpar (Dinas kebudayaan pariwisata) Kudus,” tutur Dr. Drs. Mohammad Kanzunnudin,, M.Pd, dari Universitas Muria Kudus (UMK)Kamis malam (20/2/2025).Tari Kretek yang akan diikuti sekitar 1.600 peserta ini dijadwalkan berlangsung di seputar Alun Alun Simpang Tujuh Kudus , Sabtu sore ( 22/2/2025) dalam rangkaian acara tradisional Dandhangan 2025..
Sedang persyaratan untuk tercatat dalam MURI harus bersifat superlatif, terukur, unik, atau yang pertama. (Contoh: terbesar, terbanyak, terlama). Adapun kategori MURI : mencakup Seni dan Budaya, Kemanusiaan dan Lingkungan Hidup,, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Ekonomi dan Industri, Perintis dan Penemuan, Kesehatan dan Olahraga.
Menurut Mohammad Kanzunnudin, : berdasar aspek pelestarian seni tradisional, yakni seni tari, sangat baik. Dalam hal ini seni tari tradisioanl khusunya dan seni tradisional pada umumnya. Hal ini dapat membangkitkan kegairahan menggali dan mengembangkan seni tari yang berakar pada nilai-nilai seni tari tradisional dan seni tradisional pada umumnya.Dr. Drs. Mohammad Kanzunnudin, M. Pd. Foto Istimewa
Aspek promosi : bisa untuk ajang promosi tentang keberadaan seni tari tradisional, terutama tari Kretek. Bahwa di kota Kudus memiliki tari Kretek yang khas kota Kudus dan adanya hanya di kota Kudus serta tidak dimiliki kota lain. Tari yang menggambarkan bagaimana masyarakat Kudus mengolah tembakau menjadi rokok yang siap dipasarkan. Dalam konteks promosi, tidak hanya menunjukkan bahwa kota Kudus memiliki seni tari yang khas kota Kudus saja. Tetapi juga membuktikan bahwa masyarakat Kudus sebagai masyarakat yang kreatif karena mampu mengangkat hal-hal realita yang ada di kota Kudus menjadi peristiwa budaya, seni tari. Adapun pada sisi promosi lain, dapat mengangkat kota Kudus sebagai kota yang memiliki kesadaran dan kometmen tinggi dalam mengembangkan seni tari dan kebudayaan secara umum.
Aspek Pariwsata : Tari Kretek dapat dijadikan atraksi wisata dalam dimensi wisata budaya. Yang paling mudah, dalam menerima wisatawan yang datang disambut dengan tari kretek. Atau di tempat-tempat tujuan wisata (distinasi wisata) yang ada di kota Kudus selalu ditampilkan tari kretek. Sehingga tari kretek tidak berhenti hanya pada peristiwa serimonial pemecahan rekor Muri tetapi sebagai aset budaya kota Kudus yang dapat dijadikan atraksi wisata.
Perspektif budaya : dalam sudut pandang yang lebih luas, tentu yang diangkat tidak hanya tari Kretek saja. Tetapi juga seni-seni tradisioanal yang ada di kota Kudus juga perlu dibangkitkan dan dimuncul menjadi peristiwa budaya yang pada muaranya dapat diangkat menjadi atraksi wisata. Sehingga kota Kudus tidak hanya terpaku wisata minat khusus, yakni wisata ziarah saja., berikutnya wisata alam.” Sudah waktunya mengangkat berbagai bentuk kesenian menjadi atraksi wisata sehingga menghidupkan wisata budaya. Nah, ini PR Disbudpar Kudus,” tegas Kanzunnudin.(Sup).