Kudus, Elang Murianews (Elmu) – Belajar bersama di museum, salah satu program baru yang akan dilaksanakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbupar) Kabupaten Kudus. Dengan melibatkan siswa sekolah menengah atas- sekolah menengah kejuruan untuk membuat konten promosi. “Nantinya mereka akan membuat konten konten untuk mempromosikan Museum Kretek,” ujar Kepala Disbudpar Kudus, Mutrikah- akrab dipanggil Tika melalui WhatsApp (WA).
Sedang program yang telah dilaksanakan antara lain pengelolaan koleksi berupa :inventarisasi koleksi museum, konservasi koleksi dan kajian koleksi. Lalu program publik berupa : pameran temporer museum bertema Kretek Dalam Peta Kebangsaan . “ Peta kebangsaan yang dimaksud adalah peran serta para pengusaha kretek Kudus dalam pergerakan kemerdekaan RI. Antara lain dalam bentuk materi. Bentuk salah satu bukti sikap rasa nasionalisme dan kebangsaan.Termasuk peran serta pengusaha dalam pengabdiannya untuk membangun bangsa dan negara,” tambahnya.
Berbagai upaya yang telah dilakukan tersebut memang belum menggembirakan dari sisi raihan jumlah pengunjung. Pada tahun 2022 tercatat :58.350 orang, tahun 2023 : 55.713 Dan tahun 2024 sampai dengan akhir September 38.156.
Menurut Edukator Museum Kretek Kudus, Novi Noor Hayati,saat ini ada 1.061 koleksi di Museum Kretek yang sudah terinventarisasi. Terbagi dalam enam jenis koleksi, meliputi biologika, etnografika, historika, heraldika, kramologika dan teknologika.” koleksi ini merupakan bukti sejarah di era 1920-an hingga sekarang” tuturnya. Atau secara garis besar menyangkut : kiprah Nitisemito, pendiri pabrik Rokok Bal Tiga
Dokumen perusahaan pada masa itu, Alat-alat tradisional dan modern pembuatan rokok,Diorama jenis-jenis tembakau cengkeh dan diorama proses pembuatan rokok.
Sedang koleksi terbaru berupa meja linting hibah PT Nojorono dan di pajang di ruang pameran koleksi sebagai sarana edukasi bagi pengunjung. Ditambah foto penemu rokok kretek Djamhari dan Deklarasi Budaya yang ditanda-tangani Butet Kartarajasa, Muhamad Sobary, Prayitno selaku budayawan, ketua komite nasional penyelamat kretek, Moddie Alvian Wicaksono serta sejarawan Edy Supratno.(Rikha/Sup)