Kudus, Elang Murianews (Elmu) – Pemerhati lingkungan, Hendi Hendro menyarankan kepada Pemkab Kudus untuk “mendesain seartistik mungkin”, bekas stasiun kereta api (KA) Kudus agar menjadi daya tarik bagi masyarakat-pengunjung. Selain itu yang tak kalah penting adalah membangun pedestrian atau pejalan kaki dan toilet dengan jumlah yang memadai. “Sedang untuk mendukung kegiatan wisata, perlu disediakan ruang informasi, toko souvenir, cafe, papan informasi sejarah stasiun kereta api,” tuturnya melalui Whatsapp (WA) Minggu malam ( 25/5/2025).
Saran Hendi tersebut terkait rencana Bupati Kudus, Samani Intakoris, untuk kembali menyewa bekas stasiun KA Kudus atau lebih dikenal dengan stasiun Wergu, untuk dijadikan pusat jajan serba ada (Pujasera), kuliner, cinderamata dan sebagainya. Pemkab Kudus memang pernah menyewa bekas stasiun KA yang terletak di Kelurahan Wergu Wetan Kota Kudus itu untuk pasar tradional.
Hendi menambahkan, tidak sependapat jika usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) atau pedagang kaki lima (PKL) ditempatkan di lokasi tersebut, karena , biayanya sangat tinggi. “ Biasanya UMKM dan PKL tidak perlu ditarik pajak retribusi, atau kalaupun ada relative kecil/murah. Jadi jika dihitung biaya sewanya tidak mampu menutupi,”.
Dan secara umum, menurut pemerhati lingkungan tersebut dengan dimanfaatkannya kembali bekas stasiun Wergu, ada multi manfaatnya . Seperti : Melestarikan cagar budaya, Menambah destinasi wisata,
Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah ( PAD), Memberikan lapa usaha baru, Menambah khazanah pengetahuan sejarah dan Menyediakan ruang publik yang indah dan bermakna.
Rehab berat
Menurut data yang dihimpun Elmu, sejak sekitar tahun 1980, penumpang kereta api turun drastis karena pelebaran jalan dan makin banyaknya kendaraan pribadi. Akhirnya stasiun Wergu di non-aktifkan pada tahun 1986.dan pada sekitar tahun 1990 berubah fungsi menjadi pasar tradisiional.
Selain berjualan sembilan bahan pokok, para pedagang juga melebarkan usaha ke arah selatan. Dengan unit usaha dagang ayam, bebek, enthok, aneka jenis burung, meja kursi almari dari bahan kayu, sepeda onthel dan sebagainya.
Ketika pada tahun 2017, bekas stasiun Wergu tersebu dikembalikan ke PT KAI, perusahaan milik negara ini samasekali tidak berusaha untuk sekedar merehabilitasi. Tapi justru hanya menutup lokasi dengan pagar seng keliling. Akibatnya tumbuhan liar semakin menjadi-jadi, jorok, kumuh dan menjadi salah satu sudut kota Kretek yang berwajah buruk. Termasuk kondisi dua ruang “peron” yang sama sekali tidak terawat, lantai yang rusak berat, sejumlah fasilitas lainnya dengan kondisi sekali tiga uang. Butuh rehab berat.(Sup)