
Kudus, Elang Murianews (Elmu)- Disunat isi Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram bersubsidi, yang lebih populer disebut gas Melon yang beredar luas di wilayah Kecamatan Kaliwungu Kudus. Diduga penyunatan dilakukan di Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE). Seharusnya berat per tabung mencapai 3 kilogram. Namun kenyataan hanya sekitar 2.5 kilogram- 2,8 kilogram saja. Akibatnya konsumen dirugikan. Terutama masa pakai yang berkurang. Selain itu harga gas melon di tingkat konsumen/warga sudah tembus minimal Rp 25.000,-/tabung. Padahal Pemkab Kudus sudah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) Rp 18.000,-/tabung di tingkat pangkalan.
Kasut penyunatan isi gas melon tersebut, juga sempat terjadi pada Mei 2024. Dan menurut Menteri Perdagangan (Mendag) saat itu, Zulkifli Hasan, telah ditemukan di 11 SPBE yang tersebar Jakarta, Tangerang, dan Bandung.” "Kita bisa timbang saja ya, bila tabung kosong kira-kira beratnya 5 kg, kalau diisi 3 kg jadi 8 kg. (Yang ditemukan) di sini rata-rata isinya itu antara 2,4-2,3 kg, berarti ada kekurangan 600-700 gram," terang Zulhas kepada media di SPBE PT Satria Mandala Sakti, Jakarta Utara, Senin (27/5/2024).

Sedang Sunar, penduduk Dukuh Drakah RT 03/RW 06 Desa Sidorekso Kecamatan Kaliwungu yang ditemui Selasa ( 28/10/2025) mengatakan , sudah beberapa bulan terakhir saya beli gas melon di warung sekitar sini semua sama, isinya sepertinya kurang dari 3 kilogram.Gimana saya punya pemikiran itu karena semenjak beberapa bulan ini di rumah saya sangat boros pake LPG, yang tadinya kuat dipake 7 hari jadi hanya kuat di pake 3 hari,"
Lalu salah satu pemilik warung eceran yang menyediakan LPG 3 kilogram Ngatopah saat ditemui terpisah menyampaikan, "memang benar beberapa bulan terkahir saya banyak di komplain pembeli, karna gas yang beli dari warung saya hanya berisi setengah saja, dan kata mereka tidak wawet waktu di pakainya, biasanya bisa kuat 7 hari pemakaian rumah tangga menjadi 3 hari saja" ungkapnya
Ngatopah menambahkan, sebenarnya saya tau, karena saya juga pake sendiri untuk masak dirumah, tapi saya bisa apa. Saya juga dapat dari kulakan ke pangkalan, yang ambil dari pangkalan itu saudara saya. Kata saudara saya pangkalan itu ambilnya dari Agen LPG milik anggota DPRD Kudus yang disebut kaji Triman."
Menurut data dari Dinas Perdagangan Kudus, tercatat 17 agen elpiji bersubsidi dengan 1.170 pangkalan resmi yang tersebar di sembilan kecamatan. Dengan rinc115 pangkalan di Kecamatan Dawe, 132 (Gebog), 136 (Kaliwungu), 105(Bae),106 (Mejobo) , 149 (Jekulo), 87 ( Undaan), 198(Jati) dan 142 pangkalan di Kecamatan Kota Kudus.(Rikha/Sup)