Kudus,Elang Murianews (Elmu). Kasus alih fungsi kios menjadi toilet di komplek terminal wisata/taman parkir Bakalan Krapyak Kudus hingga Selasa ( 19/11/2024) belum juga selesai. Artinya toilet itu masih dioperasikan. Tidak/belum dikembalikan ke peruntukan awal sebagai kios. “ Sudah di panggil ke kantor Dinas Perhubungan (Dishub) supaya tidak dilanjutkan. Yang kedua sudah diberi surat peringatan untuk menutup dan tidak digunakan sebagai toilet. Dan sekarang masih dalam pengawasan,” ujar Edy Kepala bidang perparkiran Dishub Kudus, saat dikonfirmasi Elmu.
Sabtu sore (16/11/2024), salah satu diantara dua kios yang dialih-fungsikan menjadi toilet, yaitu kios nomor 18 masih dioperasikan- masih dipergunakan sejumlah peziarah dari luar Kudus. Setelah selesai berziarah ke komplek makam Sunan Kudus. Mereka menumpang bus yang parkir di seputar kios nomor 18.
Sekitar awal Juni-Juli, secara diam –diam pemilik kios nomor 18 dan 19, mengalih- fugsikan kios nomor 18 menjadi toilet. Akibatnya pemilik kios yang juga pemilik perusahaan jenang Karomah Kaliputu Kudus ditegur Rosi, selaku koordinator terminal wisata/taman parkir Bakalan Krapyak agar menghentikan proses pembuatan toilet.
Tetapi tidak digubris.Kemudian dipanggil ke kantor Dishub, hasilnya “sekali tiga uang” alias sama saja. Lalu muncul surat peringatan tertulis untuk menutup toilet . Mengalami nasib yang sama dan itu berlanjut hingga sekarang. Peringatan serupa juga dilayangkan kepada Umi, pemilik kios nomor 31, yang juga mengalih fungsikan sebagian kiosnya menjadi toilet, dengan alasan untuk kepentingan pribadi.
Pemilik kios nomor 18 dan 19, Masfuah Enti, melalui orang kepercayaan yang mengaku disebut Mbah Joyo dan sehari-harinya dikenal dengan nama Jayadi, ketika dihubungi Elmu awal Agustus 2024, keterangannya “mbulet”-berbelit-belit tidak masuk akal. Dan akhirnya menyatakan pengadaan toilet itu sebagai bentuk fasilitas . “Kami tidak mematok tarif. Hanya kesadaran. Memberi seiklasnya” tuturya.
Selain “mbulet” tentang toilet, perolehan dua kios nomor18 – 19 itu juga menjadi tanya. Sebab, menurut kalangan pedagang kaki lima (PKL)Taman Menara yang berjumlah 44 dan “berhak” dipindahkan ke Bakalan Krapyak tidak tercatat nama Masfuah Enti. Apalagi malah “dapat jatah” dua kios.
Seharusnya dengan data 44 PKL, maka Pemda dalam hal ini Dishub Kudus selain membangun 44 kios juga membangun 10 los yang keperuntukannya sangat tidak jelas. Pembangunan 44 kios dan 10 los tersebut berlangsung sejak 16 Agustus 2023 dan diagendakan rampung 100 persen pada 13 Desember. 2023. Namun kenyataannya molor.
Dibangun dengan biaya dari APBD Kudus 2023 sebesar Rp 1.960.464.000,- atau Rp 1,9 miliar. Namun sampai dengan Selasa malam ( 19/11/2024) belum ada separonya yang ditempati PKL. Adanya tambahan pembangunan kios dan los baru tersebut, maka total kios dan los di komplek terminal wisata /taman parkir Bakalan Krapyak mencapai 212.(Rikha/Sup)