Mistis, Sejarah, Pelantikan Pejabat di Menara Kudus

elangmur - Kamis, 3 Oktober 2024 | 21:48 WIB

Post View : 474

Penjabat Bupati Kudus Hasan Chabibie- saat menyaksikan penandatanganan pelantikan tiga pejabat tinggi di pelataran Gapura Padureksan Komplek Masjid Menara Makam Sunan Kudus Kamis 3 /10/2024. Foto Rikha.

Kudus, Elang Murianews (Elmu)- Penjabat Bupati Kudus, Hasan Chabibie menggelar upacara pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan terhadap  tiga orang pimpinan tinggi pratama di komplek Masjid Menara  Makam Sunan Kudus,( M3SK ) Kamis siang  (3/10/2024).Tepatnya di sebelah kanan atau selatan Menara atau dibelakang gapura Padureksan terkesan mistis , tapi juga muncul sejarah. Sebab selama ini upacara pelantikan dan pengambilan  sumpah pejabat tinggi pada umumnya dilaksanakan di pendopo kabupaten.

                Namun baru kali ini dilakukan di pelataran gapura Padureksan. Sebuah gapura berbahan baku bata merah. Dan berpintu kayu sepanjang 617 centimeter, lebar 132 centimeter, tinggi 220 centimeter menghadap lurus ke Tajug Menara dikenal dengan Rajah Kala Cokro. Kala artinya sial atau jahat. Dan Cokro/Cakra) senjata pamungkas/pemusnah  Batara Kresna (dalam pewayangan). Atau mantra yang dipakai untuk memusnahkan kejahatan/keapesan.

Suasana pelantikan- yang dihadiri puluhan pejabat dengan pakaian khas kudusan. Foto Rikha

                Menurut Buku Inventarisasi Benda Cagar Budaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kudus 2007,   Gapura Padureksan ,  dikenal banyak rajah yang tersimpan dan membawa kekeramatan. Maka setiap pejabat yang akan berziarah disarankan tidak melewati gapura ini. Terbukti setiap pejabat yang masuk melewati  pintu ini akhirnya pangkatnya melorot. Bahkan turun dari jabatanya,(halaman 21). Tetapi  tidak disertakan  bukti “hitam putihnya

         Menurut  Hasan Chabibie, baginya komplek M3SK, khususnya gapura Padureksan tergolong istmewa, karena lebih mengedepankan nilai-nilai spiritual dari sosok Sunan Kudus. “Kami berharap pejabat yang dilantik  lebih mengutamakan “hati “pelayananya kepada masyarakat. Dan menurut sesepuh-pinisepuh, di lokasi ini Bupati Kudus pertama dan kedua  juga dilantik di sini. Kedua bupati tersebut juga dimakamkan di komplek M3SK,” ujarnya kepada wartawan.

                 Penjabat Bupati Kudus ini tidak menjelaskan nama  bupati kudus pertama dan kedua. Dari hasil penelusuran Elmu, bupati kudus yang pertama bernama Raden Adipati Ario Padmonegoro ( 1820-1821) dan bupati kudus kedua dijabat Raden Adipati Ario Soemonegoro (1822- 1830) (sumber  buku Peninggalan Sejarah dan Purbakala Kabupaten Kudus Dinas Pariwisata dan Kebudayaan  2008).

               Sedang menurut peneliti Sejarah Kerajaan Demak Bintoro dan Walisongo, Aka Hasan, Adipati Kudus yg pertama adalah Pangeran Poncowati (anak ketiga Sunan Kudus Jakfar Shodiq dari istri kedua), diangkat tahun 1550-1582 Masehi . Sedangkan Adipati Kudus yang kedua Pangeran Pademaran (anak pertama Poncowati) diangkat tahun 1582 - 1587 dan beliau wafat dalam usia 47 tahun. “ Kedua Adipati Kudus tersebut yang  mengangkat Kerajaan Demak Bintoro bukan diangkat pemerintah Belanda,” tuturnya..

            Abdul Djalil , pengurus Yayasan M3SK yang ditemui terpisah mengatakan, menyambut  baik acara  pelantikan pejabat  dilaksanakan di “bawah”  Menara, sehingga  menjadi momen untuk mengembalikan sejarah. “ 500 tahun lalu yang memang seperti ini. (dilantik di sini). Agar mereka sadar- sadar jati diri  Kudus itu di Menara, Setiap janji yang diucapkan di sini memiliki  tanggung jawab di dunia dan akherat. Kenapa harus takut, jika memang benar (tidak menyalahi aturan perundangan) Dan jika Pemkab Kudus acuannya Menara, maka hari jadi Kudus  bukan 23 September, melainkan 23 Agustus.” tegasnya. itu berdasarkan prasasti yang terletak tepat diatas mihrab imaman Masjid Al-Aqsha . Dengan tulisan kaligrafi Arab kuno jenis Khat Tsulust Qadim. Prasasti Condro Sengkolo Lombo  ini selebar 30 centimeter dan panjang 46 centimeter. Prasasti mencakup :pemberi nama masjid Al-Aqsha atau Al Quds adalah Ja’far Shodiq Sunan Kudus. Didirikan pada  19 Rajab 956 hijriyah atau 23 Agustus 1549 .

Tiga pejabat baru yang dilantik. Foto Rikha.

              Sedang langkah Hasan Chabibie, mengukir sejarah dengan melantik tiga pejabat tinggi di Gapura Rajah Kala Cokra , sempat didahului dengan menabuh beduk di  puncak Menara , Senin 11 Maret 2024 menandai awal puasa  (ritual dandangan). Dan peristiwa ini juga baru kali pertama dilakukan  seorang bupati. Ketiga pejabat yang dilantik : Andi Imam Santoso sebagai Kepala Dinas Perdagangan, Famny Dwi Arfana sebagai Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), dan Sulistyowati sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda).(Rikha/Sup)

 

Halaman:

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

img single