Moderenisasi dan Nasib Petani di Kudus

elangmur - Sabtu, 8 Maret 2025 | 15:54 WIB

Post View : 219

Bupati-Wakil Bupati Kudus- Samani Intakoris- Bellinda naik mesin pemanen padi untuk kali pertama. Foto Istimewa.

Kudus, Elang Murianews (Elmu) – Bupati Kudus Samani Intakoris berencana memoderenisasi bidang pertanian di wilayah kerjanya. Khususnya menyangkut budidaya padi. Seperti pengadaan mesin panen (combine harvester), mesin perontok ( power tresher), mesin tanam( rice transplanter) hingga pesawat tanpa awak (drone). “Selama ini saya melihat tenaga buruh pertanian di Kudus didatangkan dari lain daerah. Oleh karena itu, kami ingin ada modernisasi. Kami akan upayakan mesin untuk pertanian di Kota Kretek,” ujar Samani saat menghadiri panen raya di Desa Tenggeles, Kecamatan Mejobo, Kamis (6/3/2025), seperti dikutip dari Beta News. Moderenisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia : proses pergeseran sikap dan mentalitas sebagai warga masyarakat untuk dapat hidup sesuai dengan tuntutan masa kini.

Mesin perontok padi- yang dioperasikan di Desa Undaan Tengah Kecamatan Undaan Kudus Senin 3 Maret 2025. Foto Sup

         Sedang menurut statistik pertanian Kabupaten Kudus 2023, yang direlis Badan Pusat Statistik (BPS) setempat per Desember 2024, menyebutkan sektor pertanian hanya memberikan konstribusi 2,48 persen bagi perekonomian Kota Kretek.

        Sebab , luas wilayah , geografisnya tidak mendukung, sehingga potensi pertanian relatif kecil dan sulit berkembang. Namun untuk komoditas padi dan tebu cukup bisa diandalkan. Bahkan menurut hasil blusukan Elmu ke lapangan, tanaman kopi Robusta di kawasan Gunung Muria. Khususnya yang berada di wilayah Kabupaten Kudus meningkat cukup signifikan.

        Sehubungan rencana bupati yang baru dilantik 20 Februari 2025 tersebut , menurut praktisi bidang pertanian Hendy Hendro, patut didukung dan diapresiasi, Mengingat modernisasi pertanian merujuk pada penerapan ilmu pengetahuan dan teknoogi (iptek), inovasi yang efektif dan efisien dalam upaya untuk meningkatkan produktivitas, kualitas, dan profit pada sektor usaha pertanian/agribisnis,” Dan yang tidak kalah pentingnya untuk keberlanjutan disektor pertanian,” tuturnya Sabtu ( 8/3/2025).

        Hendy Hendro menambahkan moderensisasi pertanian itu sendiri mencakup enam hal : Yaitu penggunaan teknologi, mekanisai , irigasi , pemuliaan,, pupuk dan pestisida ramah lingkungan dan pertanian berkelanjutan.

         Pertanian berkelanjutan kata Hendy Hendro , merupakan salah satu penciri dari pertanian modern yang tujuannya untuk keberlangsungan dari kegiatan pertanian dengan mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. “ Dengan melihat kondisi pertanian di Kudus saat ini yang rata- rata kepemilikan lahan hanya 0,5 hektar petani hal ini dipandang kurang mengutungkan . Jika ditinjau dari benefit usaha tani”

Drone- pesawat tanpa awak melakukan penyemrotan pestisida Foto Istimewa.

 Generasi Z

         Selain kurang menguntungkan akibat sawah/lahan yang dimiliki petani rata-rata hanya 0,5 persen menurut hasil jajak pendapat, minat anak muda, khususnya generasi Z juga tidak tertarik- tidak mau menggeluti bidang pertanian. Hanya 6 dari 100 generasi Z berusia 15-26 tahun yang ingin bekerja di bidang pertanian.

        Sebanyak 36 persen menganggap bidang pertanian tidak ada pengembangan karier, 33 persen penuh resiko, 20 persen pendapatan kecil, 14,8 persen merasa tidak dihargai dan 12,6 persen tidak menjanjikan.

         Generasi Z lahir pada tahun 1997-2012. Dikenal sebagai generasi internet( generasi net).Dengan ciri cirri , tumbuh di era teknologi yang berkembang pesat. Melek teknologi dan akrab dengan gawai canggih.Cepat belajar, tetapi kurang sabar dalam menjalani prosesnya.Cenderung kritis dalam menyikap informasi.Menghargai rasionalitas.Cinta kebebasan dan terbiasa hidup di lingkungan yang serba cepat

 Pertanian di Kudus.

        Sedang kondisi bidang pertanian di Kabupaten Kudus, menurut BPS 2023, luasan mencapai 65, 68 persen. Atau 29.364,4 hektar, dari total luas lahan kabupaten 44.708, 9 hektar. Khusus untuk sawah tercatat 20.407 hektar.

       Dari 20.407 hektar tersebut, 9.099,7 hektar diantaranya berupa sawah beririgasi dan sebagian besar berada di Kecamatan Undaan dan 8.957, 4 hektar berupa lahan kering yang sebagian besar berada di Kecamatan Jekulo.

       Pada tahun 2023 total produksi padi : 162.001,48 ton, atau turun 17,22 persen dibanding tahun 2022 . Begitu pula produksi sebanyak 93.160,43 ton atau turun dari produksi tahun 2022 sebanyak 112.534, 54 ton.

        Sampai dengan Sabtu ( 8/3/2025), belum diketahui secara pasti apakah sudah ada pembicaraan khusus antara Bupati- Wakil Bupati Kudus, Samani- Bellinda dengan pihak Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan tentang modernisasi pertanian. Apakah sudah dalam bentuk program, yang kemudian akan diajukan anggarannya melalui perubahan anggaran APBD 2025 yang dijadwalkan berlangsung Maret 2025. Atau baru sebatas “obrolan”. (sup).

 

 

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

img single