
Kudus, Elang Murianews (Elmu) – Setiap menjelang senja tiba- terutama pada saat cuaca tidak mendung-tidak gerimis dan tidak hujan, Alun alun Simpang Tujuh Kota Kudus dipastikan banyak warga yang “kongkow - kongkow“ kongko-kongko” di seputar lokasi ini. Dan mulai Senin sore ( 6/10/2025), di Alun Alun yang beberapa kali direnovasi ini, muncul Tifo dan segala asesorisnya dengan didominasi warna putih. Sekeliling alun alun yang sarat dengan pohon peneduh , aneka macam bunga, juga telah terpasang “atribut” 10 macam cabang olahraga. Ini dipastikan akan “merangsang” warga Kota Kretek untuk menonton Tifo, yang nampak megah dengan perpaduan teknologi visual.
Menurut Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan, Tifo berasal dari bahasa Italia tifosi. Artinya pendukung atau penggemar setia. Tifo dalah pertunjukan visual terkoordinasi yang dilakukan oleh (sekelompok suporter. Terutama dalam olahraga seperti sepak bola, untuk menciptakan tampilan yang besar dan serempak menggunakan spanduk, bendera, tanda, atau kartu. Dan bertujuan untuk menciptakan atmosfer dukungan, menunjukkan identitas, dan sebagai bentuk ekspresi kreatif suporter. Tifo menjadi penting dari sisi dukungan emosional ( menjadi bentuk dukungan kreatif yang membangkitkan semangat tim. Identitas suporter:(menunjukkan kebanggaan, kreativitas, dan identitas kelompok suporter.), Menciptakan atmosfer menghadirkan suasana yang lebih meriah dan hidup di stadion/lapangan) dan Pesan visual (dapat menyampaikan pesan simbolis atau politik melalui desainnya.

Munculnya Tifo, karena besok Sabtu (11/10/2025) di Alun Alun Simpang Tujuh secara resmi akan dibuka pagelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) Beladiri I (pertama) di Indonesia. Dan akan diikuti 2.656 atlet dari 38 Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) tingkat provinsi.
Acara penutupan pada Kamis 16/10/2025 juga akan diselenggarkan di lokasi yang sama. Sedang seluruh tempat pertandingan dipusatkan di GOR Djarum Kaliputu ,”Sudah 50 persen lebih selesai. Pembukaanya menurut rencana dilakukan Wakil Menteri Olahraga,” tutur Yusril selaku panitia PON Beladiri asal Djarum Kudus, Senin sore ( 6/10/2025).

Para atlet akan bertarung pada 10 cabang olahraga bela diri yaitu pencak silat, tarung derajat, karate, taekwondo, gulat, judo, jujitsu, sambo, kempo, dan wushu.” "Ini akan menjadi catatan sejarah dimana PON Bela Diri untuk pertama kalinya pada tahun 2025 di Kudus berkat kerja sama KONI Pusat dengan Djarum Foundation," kata Ketua Umum KONI Pusat Marciano Norman dalam acara Penandatangan Kerja Sama Djarum Foundation dan KONI untuk Penyelenggaraan PON Bela Diri 2025 di Jakarta, Selasa (17/6/2025). Djarum Foundation melalui PT Perada Swara Productions yang juga memegang lisensi PON Bela Diri 2025
Sedang PON pertama kali digelar di Stadion Sriwedari Kota Solo , 8-12 September 1948. Dan kemudian pada 9 September 1948 ditetapkan sebagai hari olahraga nasional. Marciano menjelaskan, ajang PON Bela Diri merupakan terobosan yang harus dilakukan KONI, karena pada PON 2028 di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur difokuskan untuk cabang olahraga yang dipertandingkan pada Olimpiade.Cabang-cabang olahraga yang tidak dipertandingkan pada PON 2028, harus tetap mendapat ruang berkompetisi dan berprestasi, salah satunya melalui PON Bela Diri 2025. Ajang tersebut akan menjadi tolak ukur hasil pembinaan yang dilakukan pengurus cabang olahraga maupun KONI di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. PON Beladiri akan digelar setiap dua tahun sekali. (sup)