Kudus, Elang Murianews (Elmu) –Apel pagi bagi setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) di halaman pendopo kabupaten Kudus adalah kegiatan rutin. Hal yang biasa. Namun pada apel Senin Wage (21 Juli 2025) terasa istimewa. Sebab, inspektur upacaranya, Bupati Kudus, Samani Intakoris, pada hari itu bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke-56. Dan salah satu diantara sejumlah acara yang digelar yang cukup menarik di acara tersebut, bupati memberikan hadiah umroh bagi Sutomo, staf dari Bappeda. Setelah mampu menjawab “kuis” yang dilontarkan bupati, berapa jumlah pohon pule di Kudus, kemudian Sutomo menjawab 12 batang/pohon .
Bupati yang dihubungi melalui Whatsapp (WA)hanya menjawab singkat, terimakasih atas perhatiannya. Lalu Elmu melacak ke berbagai pejabat- pegawai di kalangan ASN dan diperoleh data jika 12 tanaman pule yang disebut-sebut dalam kuis ditanam di halaman depan pendopo kabupaten. Ada pula yang menyatakan sebagian lagi ditaman di komplek Balai Jagong. Bahkan rumah Pak Sam-panggilan akrab untuk Bupati Kudus Samani, yang berada di depan Sekolah Dasar (SD) 02, Desa Pasuruhan Lor Kecamatan Jati, juga ditanam sebuah pohon pule.
Lalu tanpa sengaja saat liputan ulang tahun ke-52 Perkumpulan Insan Purnakaryawan Pendidikan dan Kebudayaan (IPPK) tingkat Jawa Tengah yang dipusatkan di komplek Taman Krida , depan GOR Wergu Wetan Kudus, Selasa ( 22/7/2025), banyak ditemukan tanaman pule di lokasi ini.
Sedang Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelum lengser keprabon sempat menanam pule di Istana Negara Jakarta. Bahkan halaman depan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara Kalimantan Timur, juga ditanamani pule sebanyak 28 batang/pohon yang khusus didatangkan Pulau Sumbawa ( data per akhir September 2024) dengan harga ratusan juta rupiah/batangnya.
Mitos
Pohon pule, yang bahasa Latin/ botani Alstnonia scholaris. Alstonia diambil dari nama Charles Alston, seorang professor dari Universitas Edinburgh Skotlandia . Sedang scholaris bahan dasar papan tulis sekolah. Mampu tumbuh subur di sejumlah negara-utamanya di Asia Tenggara . Khusus di Indonesia banyak ditemukan di Sumatra, Jawa dan sebagian Indonesia bagian timur.
Popon pule sering dihubungkan dengan mitos- tempat bersarangnya makluk halus.Bahkan di bagian tengah pohon dijadikan tempat penyimpanan berbagai jenis pusaka, sehingga ada sebagian warga yang menyebut sebagai pohon keramat- dikeramatkan. Seperti halnya pohon beringin.
Konon mitos ini berkaitan dengan kondisi pohon pule yang mampu mencapai ketinggian antara 10-40 meter dan berdiameter hingga 1, 2 meter . Berdaun hijau gelap, mengkilap, tersusun dalam bentuk spiral pada cabang-cabangnya, memberikan kesan rimbun dan teduh.
Saat berbunga pada sekitar Oktober, muncul beragam warna. Dari putih bersih, kuning lembut, krem dengan sentuhan hijau, hingga hijau cerah yang menyegarkan. Dan mampu memancarkan aroma yang kuat dan harum, menjadikannya daya tarik bagi berbagai jenis serangga penyerbuk.
Namun mitos itu secara tidak langsung dan secara bertahap sudah mulai pudar, karena pohon pule termasuk salah jenis pohon terbaik sebagai pohon peneduh di taman-taman kota dan area publik. Termasuk tanaman eksotis bagi seorang arsitek, yaitu terletak pada karakteristik batang, percabangan, daun, dan daya tahan tanamannya. Tak heran, pohon ini kerap menjadi pilihan untuk menghiasi taman. Bahkan pohon ini tengah populer dijadikan ikon taman, rumah, halaman perkantoran, dan area publik.
Pohon ini cepat tumbuh dibanding pohon lain secara optimal di lahan kering, panas, dan minim unsur hara. Bahkan juga tahan terhadap cuaca yang cukup ekstrem. Selain itu, pohon pule menurut berbagai penelitian modern terungkap adanya kandungan bioaktif dalam kulit kayu, daun, dan getah pohon yang memiliki sifat anti-inflamasi, anti-malaria, dan bahkan potensi anti-kanker, sehingga memungkinkan menyimpan kunci untuk berbagai solusi pengobatan di masa depan.
Jenis pohon pule.
Menurut data yang dihimpun Elmu, tercatat lima jenis pohon pule. Yaitu pule putih, tergolong variestas lokal Jawa yang banyak ditanam masyarakat .Kulit berwarna putih namun memiliki sentuhan kecoklatan. Bentuk pohon ini proporsional dari bagian bawah hingga bagian atas, dan tajuknya yang luas memberikan ciri khasnya. Pohon ini juga mengembangkan karakteristik batang semi fosil ketika telah mencapai usia puluhan tahun.
Pohon Pule Hitam : banyak ditemukan di daerah Sumatra, terutama di sekitar pinggiran sungai yang memiliki pasokan air yang mencukupi. Sifat tanaman pule hitam hampir serupa dengan pule putih, dengan perbedaan mencolok hanya pada warna kulitnya yang berwarna hitam. pule hitam juga dapat mengalami proses semi fosil ketika mencapai usia tertentu.
Pule kuning memiliki ciri khas kulit berwarna kuning yang membedakannya dari jenis pule lain, dan yang memungkinkannya untuk mengembangkan sifat fosil. Pohon pule kuning adalah varietas pohon pule yang benar-benar dapat mengalami transformasi menjadi fosil setelah mencapai usia puluhan tahun, minimal 20 tahun. Banyak ditanam Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB), yang tanahnya cenderung kering atau memiliki sedikit air.
Pule air : sesuai namanya, dominan berada di kawasan rawa-rawa. Khususnya di Pulau Sumatra. Memiliki tinggi cambium yang signifikan. Sedang perbedaan dengan jenis lainnya, pule air tidak dapat dipindahkan ke daerah yang kering. Jika terpaksa dipindahkan, batangnya akan mengempes atau kehilangan isi.
Pule fosil : salah satu tanaman langka yang banyak dicari untuk keindahan dan manfaat kesehatannya. Sebagai tanaman fosil, pohon pule fosil berbentuk unik. Sering digunakan sebagai tanaman hias di taman-taman besar, kebun raya, dan lanskap lainnya.(sup)