Gagal Musim Tanam II di Demak dan Kudus

elangmur - Jumat, 29 Maret 2024 | 11:57 WIB

Post View : 623

Berubah menjadi lautan- persawahan di Desa Karangrowo Kecamatan Undaan Kudus, akibat genangan air/banjir yang tak kunjung surut. Foto dokumentasi sup.

Kudus,Elangmurianews- Sangat mungkin dan masuk akal, jika petani di Kabupaten Demak dan Kudus tidak sanggup melaksanakan musim tanam (MT) II/ 2023/2024. Terutama petani yang tinggal wilayah Kecamatan Karanganyar dan Undaan. Sebab hingga Jumat 29/3/2024, sebagian besar lahan pertanian di kedua kecamatan tersebut masih tergenang air/banjir. Akibatnya cukup sulit untuk proses pengolahan tanah. Sebuah proses awal untuk memulai penanaman padi.
              Padahal menurut Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)sistem Kedungombo, Akrab, bulan Maret adalah awal MT II. “Ini tinggal dua hari. Kemudian memasuki April . Paling tidak dibutuhkan 12-15 hari untuk proses pengolahan tanah. Kemudian dilanjutkan pesemaian yang juga butuh waktu sekitar setengah bulan. Sedang kondisi genangan air belum/tidak bisa diprediksi kapan akan surut 100 persen. Menurut saya MT II/ 2023/2024 “dihilangkan “ dahulu,” tuturnya.
              Akrab yang tinggal di Desa Undaan Tengah Kecamatan Undaan Kudus tersebut menambahkan, situasi dan kondisi pasca banjir Februari dan Maret 2024 sudah dibahas antara dinas /instansi terkait, P3A sistem Kedungombo. Dan salah satu kesepakatan dalam pertemuan tersebut, petani di MT II tidak menggunakan air/irigasi dari Waduk Kedungombo. Salah satu pertimbangannya, volume waduk saat ini tidak akan mencukupi untuk kebutuhan irigasi MT II dan MT III. Atau sekaligus untuk MT I/2024/2025. “Belum sempat dibahas cara terbaik untuk mengatasinya. Dan nampaknya pihak pemerintahlah yang berperan utama. Terutama menyangut kebutuhan biaya yang cukup besar,

Jebol- tembok tembok bagian dalam saluran irigasi Klambu Kiri di Desa /Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak, Minggu 24 Maret 2024 foto sup

            Menurut data yang dihimpun dari berbagai sumber dan ditunjang pengecekan di lapangan, banjir pertama yang menimpa Demak. Khususnya Kecamatan Karangnyar terjadi dua kali. Pada awal Februari dan menjelang pertengahan Maret. Dengan penyebab utamanya, jebolnya tanggul kiri Sungai Wulan di Desa Ketanjung hingga dua kali pada lokasi yang sama. Ditambahnya bobol dan rusaknya tanggul irigasi Klambu Kiri di banyak titik. Sehingga jika kerusakan tanggul belum diperbaiki, maka saat diairi air dari Bendung Klambu, dipastikan terjadi banyak sekali kebocoran. Kebocoran tanggul dipastikan mengurangi, bahkan bisa mengakibatkan lahan pertanian kekurangan air. Hal ini berperan besar dalam penyelenggaraan musim tanam.
               Sedang penyebab genangan banjir yang menimpa sebagian besar lahan pertanian/sawah di Kecamatan Undaan, dikarenakan curah hujan ekstrim yang bersamaan turun juga di wilayah Kabupaten Pati, Padahal pembuangan air hujan dari kawasan Gunung Muria yang berada di wilayah Kudus dialirkan melalui Sungai Juwana. Terkecuali di daerah aliran sungai Gelis yang berhulu di seputar Desa Rahtawu Kecamatan Gebog Kudus. “ Dengan kondisi Sungai Juwana yang saat ini juga masih banjir.Lalu sungai anak sungai yang lain, pekarangan penduduk, lahan pertanian dan perkebunan di sepanjang daerah aliran sungai Juwana yang berhulu di Pintu pembagi/pengendali banjir Wilalung dan berhulu di Laut Jawa wilayah Kecamaatn Juwana (Pati) juga masih dipenuhi air, maka sangat kesulitan untuk mengalir secara lancar,” ujar Akrab.
Cara mengatasi
               Dengan kondisi genangan air seperti itu, maka Akrab telah menemui salah satu personil pelaksana proyek pembangunan polder Kencing Desa Jati Wetan Kecamatan Jati Kudus. Ia memohon agar pelaksanaan proyek diberhentikan sementara, yaitu sekitar seminggu. Dan selama seminggu genangan air yang berada di polder Kencing dipompa, kemudian “dibuang” ke Sungai Wulan yang letaknya nyaris berhimpitan. “ Sebab genangan air yang berada di wilayah Undaan ini unuk sementara berbalik arah . Yang seharusnya menuju Sungai Juwana malah nyasar ke polder Kencing yang saat ini masih dalam proses awal pembangunan, Tapi belum ada titik temu.”
             Yanto,salah satu personil PT Wijaya Karya selaku kontraktor pembangunan polder Kencing yang ditemui di lokasi proyek Senin 25/3/2024, membenarkan telah dimulainya pembangunan polder yang diperkirakan baru selesai dalam kurun waktu satu tahun. Ia saat itu belum tahu menahu tentang terjadinya genangan air/banjir di wilayah Kecamatan Undaan. Dan hampir sebagian besar sawah di Kecamatan Undaan yang berjumlah sekitar 7.500 hektar adalah sawah irigasi teknis. Dengan pasokan air dari Waduk Kedungombo. Dan menjadikan kecamatan ini sebagai lumbung berasnya bagi Kota Kretek yang berpenduduk sekitar 900.000 jiwa,(sup).

Halaman:

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

img single