Sejarah Hari Jadi Kudus

elangmur - Selasa, 23 September 2025 | 16:19 WIB

Post View : 93

Rumah dan pendopo Bupati Kudus- yang diduga ditempati Bupati Kudus I KRT Padmonegoro tahun 1819. Foto Sup, Selasa 23 September 2025.

Kudus, Elang Murianews (Elmu)- Selasa pagi (23/9/2025), Bupati Kudus Samani Intakoris, memimpin upacara memperingati hari jadi Kudus ke-476, di halaman pendopo kabupaten. Bupati, Waki Bupati Belinda dan segenap peserta upacara mengenakan pakaian adat Kudus. Dengan dominasi warna biru.

   Kontras dengan lapangan rumput tempat sebagian peserta upacara yang berwarna hijau segar, Sedang di sekilingnya dipenuhi puluhan- bahkan mungkin lebi dari 100 aneka jenis bibit/pohon/bunga yang berasal dari berbagai unsur masyarakat Kota Kretek. Sebagai pengganti karangan bunga – ucapan selamat ulang tahun Kudus,

      Sedang rumah dan pendopo bupati Kudus yang akhirnya berkembang menjadi pusat pemerintah kabupaten Kudus belum diketahui secara pasti kapan dibangun dan siapa arsiteknya. Namun menurut mantan Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kudus, Sancaka Dwi Supani, diduga kuat Rogomoyo adalah arsitek sekaligus pelaksana pembangunan pendopo Kabupaten Kudus pada abad ke XV. “Kalau saya , rumah dan pendopo kabupaten Kudus dibangun pada masa pemerintahan Bupati Kudus I KRT Patmonegoro- bupati Kudus I tahun 1819,” ujarnya ketika dihubungi di rumahnya kawasan Situs Patiayam Desa Terban Kecamatan Jekulo Kudus, Selasa sore ( 23/9/2025. Sementara itu, Rogomoyo bukan penduduk asli Kudus,namun menetap dan dimakamkan di Desa/Kecamatan Kaliwungu Kudus.

     Samani- Belinda yang baru dilantik Presiden Prabowo Subianto, 20 Februari 2025, tercatat sebagai bupati-wakil bupati Kudus yang ke- 31, seperti dikutip dari Wikipedia. Khusus untuk Belinda, tercatat sebagai bupati termuda Indonesia periode 2025- 2030.

    Hari jadi Kudus ditetapkan melalui peraturan daerah (Perda) nomor 11 tahun 1990, Diawali dengan penelitian sejarah dari Universitas Gajah Mada (UGM) yang diketuai Djoko Suryo dengan anggota antara lain Sukirman ( sejarawan) dan Inajati Romli ( arkeolog)..Sedang dasar pijakannya sebagai bahan historis adalah tentang tokoh yang akhirnya disepakati Sunan Kudus yang bernama asli As- Sayyid Dja’far Shodiq.

      Lalu pijakan kedua tentang tahun. Ada dua sumber yang dapat dirujuk tim dari UGM tersebut, yaitu condro sengkolo memet yang ada di Masjid Langgardalem. yang rumit penafasirannya. Lalu condro sengkolo lombo yang ada di mihrab Al Masjidil Aqsha Menara, sebuah simbolisasi yang secara jelas menyebut angka, yaitu 956 Hijriah.

    Pijakan ketiga tentang tanggal. Ada tiga pilihan, yaitu tanggal 1 Ramadhan yang selama ini ditengarai dengan tradisi Bedug Dhandhang (Dhandhangan) Berasal dari Sunan Kudus saat mengumumkan awal bulan puasa yang ditandai dengan pemukulan bedhug yang berbunyi dhang-dhang.

   Pilihan tanggal lainnya yaitu 10 Muharram, yang ditandai dengan tradisi Buka Luwur Kanjeng Sunan Kudus. Pada hakekatnya peringatan “haul” atau peringatan tahun kematian.

    Sedang pilihan tanggal yang ketiga adalah 12 Rabi’ul Awwal, bersamaan dengan tradisi masyarakat Kudus dalam memperingati kelahiran Nabi Muhammad. Namun tanggal ini akhirnya diabaikan karena kurang sesuai dengan figur sentral yang dipilih , yaitu Sunan Kudus

    Akhirnya tim UGM bersama tokoh masyarakat Kudus sepakat Hari Jadi Kota Kudus jatuh pada tanggal 1 Ramadhan 956 Hijriah atau tanggal 2 Oktober 1549 Masehi.. Hasil tersebut sama persis dengan hitungan ahli ilmu falak terkemuka KH Turaikhan Adjhuri Es Syarofi. Namun dalam Perda yang ditanda-tangani Bupati Kudus Kolonel Soedarsono itu menjadi 23 September yang hingga sekarang masih tetap diberlakukan..(sup).

Bupati Awal Jabatan Akhir Jabatan Wakil Bupati Ref.

  1. R. Adipati Ario Padmonegoro
  2. Kanjeng R.T. Tjokrohadinegoro
  3. Kanjeng Kyai Adipati Ario Tjondronegoro II 1812 - 1837
  4. Kanjeng Pangeran Ario Tjondronegoro IV 1837 - 1865
  5. Kanjeng R Mas AA Tjokronegoro V 1865 -1885. * Kanjeng Adipati Tjondronegoro V 1885 -1890
  6. Kanjeng Adipati Ario Tjokronegoro 1890 1925 * Raden Pandji Toemenggoeng Hadinoto 1925 1940
  7. R. Tumenggung Adipati Hadinoto 1940 1943
  8. R. Soebianto 1943 1945 Republik Indonesia
  9. R. Soebarkah 1945 1946
  10. R. M. Soebali 1946 1949
  11. R. Ahmad Djojo Soedormo
  12. R. Siswandi 1950
  13. R. Agoes Tayib Koesoemodihardjo
  14. R. Soekirdjo Reksoprodjo 1952 1954
  15. R. Salim Hardjohantoro 1954 1958
  16. R. Sinoeng Hardjopranoto 1958
  17. R. Soeroto Hardjohoebojo 1958 1961
  18. Drs. Soenarto Notowidagdo 1961 1966
  19. Mochtar Harjo Soewignyo (1909-1999)[2]1966
  20. Soebari 1967 1972
  21. Soerawi 1972
  22. Kolonel Inf. Marwotosoeko 1972 1978
  23. Kolonel Czi. Wimpie Hardono 1978 1983
  24. Kolonel Art. Soehartono 1983 1988
  25. Kolonel Inf. H. Soedarsono 1988 1993 *1993-1998
  26. Kolonel Inf. H. M. Amin Munadjat 1998 2003
  27. Ir. Muhammad Tamzil (1961-) 2003 2008 Noor Haniah
  28. H. Musthofa (1963-) 2008 2013 Budiyono 2013 2018 Abdul Hamid
  29. Ir. Muhammad Tamzil (1961-) 2018 2019 H.M. Hartopo
  30. H.M. Hartopo (1967-) 2021 2023
  31. Dr. Ars. Sam'ani Intakoris, S.T., M.T.(1969-) 2025 Petahana Bellinda Putri Sabrina Birton

Daftar Pjs dan Plt Bupati

Bupati Awal Jabatan Akhir Jabatan Bupati Definitif

  1. Sam'ani Intakoris (Plh) 14 Agustus 2018 22 Agustus 2018 Transisi
  2. Riena Retnaningrum (Pjs) 22 Agustus 2018 20 September 2018 Transisi
  3. Hartopo (Plt) 29 Juli 2019 8 April 2021 Transisi
  4. Bergas Catursasi Penanggungan(Pj) 24 September 2023 10 Januari 2024 Transisi
  5. Muhammad Hasan Chabibie (Pj) 10 Januari 2024 6 Januari 2025 Transisi
  6. Revlisianto Subekti (Plh) 6 Januari 2025 12 januari 2025 Transisi
  7. Herda Helmijaya(Pj) 12 Januari 2025 20 Februari 2025 Transisi

Halaman:

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

img single