Kudus, Elang Murianews (Elmu)- Sekolah Dasar (SD) negeri 3 Jati Wetan Kecamatan Jati Kabupaten Kudus, nampaknya masih terancam banjir. Termasuk rumah warga yang berada di sekitarnya.Meski proyek pembangunan polder yang menelan biaya ratusan miliar rupiah dan berada di desa ini sudah hampir selesai 100 persen.
Pada Rabu siang ( 8 Januari 2025), halaman SD yang terletak di Dukuh Gendok Desa Jati Wetan RT03/RW 02, tergenang air dengan ketinggian sekitar 20 centimeter. Setelah Rabu dinihari turun hujan. Meski belum/tidak mengganggu aktivitas belajar mengajar bagi 52 siswanya ( 29 siswa pria, 23 siswa perempuan), karena ruang kelas, guru, kantor sudah ditinggikan sekitar setengah meter. Namun merupakan sinyal SD tersebut bisa terpapar banjir rutin yang selama ini berlangsung nyaris setiap musim hujan.
Letak SD yang telah terakreditasi A dengan Nomor SK Akreditasi 044/BANSM-JTG/SK/X/2018 pada tanggal 16 Oktober 2018, beberapa meter sebelah selatan dari sungai kecil yang belum tersentuh normalisasi. Ini dibuktikan dengan kondisi sungai yang dangkal penuh lumpur dan ditumbuhi enceng gondok Di belakangnya lahan kosong yang mirip rawa.
Sedang sekitar 50 meter selatan SD, berupa tembok beton memanjang. Tembok ini adalah bagian tembok sisi luar dari Sungai Kencing 1 dan Sungai Kencing 2 yang bermuara di Sungai Wulan. Kedua sungai ini pada awalnya sejak puluhan tahun lalu menjadi salah satu penyebab utamanya banjir rutin Desa Jati Wetan. Kemudian sejak 15 Desember 2023 dirombak total menjadi bangunan polder.
Letak SD itu juga sekitar 100 meter dari jalan lingkar timur Kabupaten Kudus, yang lebih tinggi dibanding dengan lahan SD dan rumah warga. Dengan kondisi tata letak seperti itu, maka ketika terjadi hujan. Apalagi curah hujan tinggi dan berlangsung berhari- hari, SD dan pedukuhan tersebut bagai tendon air.
Solusi yang ditrapkan Departemen Pekerajaan Umum Penataan Ruang (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana membangun polder untuk mengatasi banjir di Desa Jati Wetan, terbukti manjur atau tidak, akan dibuktikan pada beberapa hari dan bulan kemudian. Ini berdasar pada siklus tahunan, curah hujan mengguyur wilayah Kabupaten Kudus pada Januari – Maret.(sup)