Kelenteng Bersolek, Menyambut Implek 2576 Kongzili

elangmur - Sabtu, 11 Januari 2025 | 16:50 WIB

Post View : 144

Kelenteng-atau Tempat Ibadah Umat Tri Darma (TIUTD) Hok Hien Bio, di sisi kiri (timur) Jalan Achmad Yani Kudus, Sabtu ( 11 Januari 2025) Foto sup .

Kudus, Elang Murianews (Elmu) Kelenteng Hok Hien Bio yang berada di pojok barat komplek pertokoan Agus Salim (Kudus) “mempersolek diri” menyambut tahun baru implek 2576 konzili atau lunar , Rabu 29 Januari 2025. Antara lain ditandai dengan pembersihan dan penataan ulang terhadap sekitar 20 patung dan aneka “pernik perniknya”. Ke- 20 patung tersebut diantatanya lain Hok Tik Cing Sien (Dewa Bumi), Cow Su Kong (Dewa Obat), Erl Lang Sen (Pengawal), Su Go Kong (Dewa Kera), Dewi Kwan Im (Dewi welas asih) , Sedang berdasarkan surat keputusan bersama (SKB) 3 menteri nomer 1017 tahun 2024, imlek ditetapkan sebagai hari libur resmi. Dan pada Selasa ( 28/1/2025) sebagai cuti bersama,

Salah satu sudut - kelenteng Hok Hien Bio Foto Sup.

            Implek 2025  termasuk shio ular. Dalam budaya Tionghoa, shio ular  sebagai lambang kecerdasan, keanggunan, dan kebijaksanaan. Sifat ini menjadi lebih istimewa dengan elemen Kayu yang menambah karakter fleksibel, kreatif, dan rasa ingin tahu yang tinggi. Menurut Yayasan Tempat Ibadah Umat Tri Darma (TITD) Hok Hien Bio, kelenteng ini termasuk kelenteng besar yang  sering menyelenggarakan ritual berskala nasional, Memiliki kelompok kesenian barongsai dengan sejumlah atlet wushu yang juga beberapa kali menyabet penghargaan  lokal hingga nasional.  Juga dikenal memiliki  jumlah anggota yang  cukup memadai.

Mirip dengan sedekah bumi- berbagai jenis hasil bumi dan perkebunan disajikan di altar. Dalam rangka menyambut ritual Dewa Bumi dan Implek 2025. Foto Sup

              Bersama dengan kelenteng Hok Ling Bio di Jalan Sunan Kudus atau samping kanan seberang jalan Taman Menara dan kelenteng Hok Tik Bio yang dikenal sebagai kelenteng Tanjung telah ditetapkan sebagai benda cagar budaya.

                    Kelenteng Hok Ling Bio yang berukuran  panjang 16,50 meter, lebar 16 meter, tinggi 8 meter dengan luas bangunan 300,80 meter persegi. Dibangun pada  abad ke 16 .

                Sedang Kelenteng Hok Tiko Bio  didirikan pada tahun 1741, oleh sejumlah warga China yang berhasil melarikan diri dari kejaran aparat  pemerintah Belanda Namun pada tahun 1782 kelenteng yang semula dibangun  di tepi sungai  Serang (sekarang dikenal dengan nama sungai Wulan ) dipindah dan membangun ulang di tepi jalan raya Kudus- Undaan – Purwodadi.

               Mereka juga membawa arca pujaan nya, Hok Tek Cing Sien, yang dipercayai mampu mendatangkan rejeki lewat  perdagangan. Di kelenteng ini juga dikenal sebagai tempat sacara penyembuhan bagi aneka jenis penyakit.(Sup).

 

Halaman:

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

img single