VATIKAN, Elang Murianews (Elmu)– Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma, Senin (21/4/2025), wafat dalam usia 88 tahun. ”Saudara-saudari terkasih, dengan kesedihan yang mendalam saya harus mengumumkan kematian Bapa Suci kita Fransiskus,” kata Kardinal Kevin Farrell mengumumkan di saluran TV Vatikan. ”Pukul 7.35 pagi ini Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa”.
Paus mengajarkan kita untuk menghidupi nilai-nilai Injil dengan keyakinan, semangat, dan cinta universal, terutama bagi kaum miskin dan paling terpinggirkan, Dengan rasa syukur tak terhingga atas teladannya sebagai murid sejati Tuhan Yesus, kami serahkan jiwa Paus Fransiskus kepada kasih Tuhan yang tak terbatas dan penuh belas kasihan,” ujar Farrell
Paus lahir di Buenos Aires 17 Desember 1936. Putra dari suami isteri :Mario Jose Bergoglio – Regina Maria Sivori dan wafat sehari setelah menemui ribuan umat yang memadati Alun-alun Santo Petrus, Vatikan, Minggu ( 20/4/2025) ).Dan itulah berkat terakhirnya untuk dunia yang disampaikan Paus dari Balkon Basilika Santo Petrus,
Dalam kesempatan tersebut, Paus kembali menegaskan pentingnya membangun dialog demi hadirnya perdamaian di dunia. Saat menyapa umat dari balkon, Paus tampak terengah-engah. Pada Februari lalu, Paus mendapat perawatan khusus lantaran serangan pneumonia ganda yang serius.
Setelah keluar dari rumah sakit, Paus tak banyak muncul di hadapan publik. Dokter meminta Paus mengurangi berbagai kegiatannya demi pemulihan. Namun, dalam rangkaian Pekan Suci menjelang Paskah, Paus menyempatkan diri berkunjung ke penjara dan menyapa umat.
Saat perayaan Paskah, Minggu, Paus sempat berkeliling naik mobil kepausan dan memberkati umat yang memadati Alun-alun Santo Petrus. Dia disambut dengan penuh sukacita dan tepuk tangan meriah.
Lonceng di gereja-gereja seantero Roma berdentang setelah pengumuman wafatnya Paus Fransiskus. Dentang lonceng itu seakan-akan merayakan sosok Paus yang sangat dicintai semasa hidupnya.
Paus Fransiskus adalah paus pertama dari Amerika Latin. Dia merebut hati dunia dengan gaya kepemimpinannya yang sederhana dan senantiasa membela kaum lemah. Dalam berbagai kesempatan, Paus selalu menyerukan pembelaannya bagi kaum miskin. Dia menyerukan terus ditingkatkannya relasi lintas iman. Paus juga kerap melontarkan seruan perdamaian, terutama bagi tempat-tempat yang masih didera perang.
Menurut Duta Besar Indonesia untuk Vatikan,Michael Trias Kuncahyono, kesederhanaan dan kerendahan hatinya menjadikannya sebagai sosok yang populer di seluruh dunia. Kepausannya dicirikan oleh kegembiraan, kesederhanaan, dan pendekatan pastoralnya yang lembut. Berkat kata-kata dan sikap inklusifnya, banyak orang yang merasa dikucilkan oleh Gereja merasa nyaman untuk kembali.