Maka, Paus Jesuit pertama dan Paus non-Eropa pertama dalam lebih dari 1.200 tahun, ini sangat berbeda dari para pendahulunya dalam gaya blak-blakan dan pendekatannya memimpin Gereja. Komentarnya mengenai kemiskinan, reformasi Gereja, perubahan iklim, dan perceraian telah menjadi berita utama di seluruh dunia.
Penekanan terhadap masyarakat miskin dan gayanya yang lebih mirip pastor paroki, meskipun memiliki lebih dari satu miliar umat, telah mengubah persepsi seorang Paus. Bahkan, dalam beberapa minggu setelah pemilihannya.
Hal itu, antara lain, sangat terlihat saat berkunjung ke Indonesia, September 2024. Paus mudah didekati siapa pun, selain dengan senang mendekati semuanya.Namun, langkah perubahan yang dicanangkan sejak awal masa kepausaan telah membuat guncangan, terutama di kalangan kaum konservatif, tradisionalis. Namun, perubahan itu ditanggapi sukacita oleh mereka yang berpegang teguh pada ungkapan Latin, Ecclesia semper reformanda, ”Gereja selalu membutuhkan reformasi”. (AP/AFP/Reuters/Kompas/sup).