Kudus, Elang Murianews (Elmu)- Pasokan air bersih dari Perusahaan Daerah Tirta Muria atau lebih dikenal Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) milik Pemkab Kudus kepada pelanggan tersendat. Antara lain ditandai dengan merosotnya debit air. Akibatnya tidak mampu secara konstan mengalir sepanjang 24 jam. Hanya pada jam jam tertentu mengalir dengan normal.
Dengan kondisi tersebut pelanggan merasa dirugikan dalam banyak hal. Namun meski banyak warga yang telah melaporkan langsung ke Kantor PDAM di kawasan perkantoran Mejobo nyaris tidak pernah ditanggapi. Slogan “aduhai” Siap Melayani Selama 24 Jam, hanya sekedar pemanis. Jauh dari kenyataan. Kasarnya pelayanan buruk.
Elmu yang melapor hal tersebut kepada Direktur Teknik PDAM Kudus, Yan Leksmana yang di ruang kerjanya, Rabu ( 24/9/2025) sampai dengan Rabu (1/10/2025) tidak ditindak lanjuti. Tidak ada seorang petugas PDAM yang mendatangi titik lokasi pelapor di RT 06/RW I Desa Kaliputu Kecamatan Kota Kudus. Bahkan pada tiga hari terakhir, Elmu sempat melapor dan mendatangi Kantor PDAM-komplek sumur air dalam di Desa Bae Kecamatan Bae- beberapa puluh meter utara seberang jalan raya gedung kesenian/Dewan Kesenian. Yan Leksmana maupun petugas di Bae tersebut berjanji akan datang ke lokasi dan melakukan langkah-langkah perbaikan.
Kondisi merosotnya pasokan air bersih tersebut, khususnya di Desa Kaliputu sudah berjalan sekitar lima tahun terakhir. “Kami sudah sangat sering melapor, tapi tidak pernah ada tindak lanjutnya. Akhirnya kami mengambil keputusan untuk “membangun sumur bur,” Ini sudah dua hari dikerjakan dan sudah tembus sekitar 30 meter.” tutur keluarga pemilik kuliner Selatku Joss , Rabu (1/10/2025).
Secara umum kondisi air di setiap pelanggan di Desa Kaliputu di pusat saluran dekat dengan meteran air cenderung tetap mengalir. Hanya saja aliran air sedikit cepat/deras, saat kran air dibuka penuh. Namun ketika ditarik pada ketinggian lebih dari 90 centimeter, air tidak mampu mengalir, sehingga ketika sumber air dimanfaatkan untuk membersihkan motor tdak mampu menjanglau ketinggian motor.
Apalagi ketika ditarik untuk ditampung di bak/tandon air di lantai dua ( rumah berlantai dua). Pada saat di tarik untuk kebutuhan bak mandi, dapur dan cucian, yang berjarak kurang dari 22 meter dengan ketinggian pipa saluran sekitar satu meter, pasokan air tersendat. Sedikit lancar pada jam- jam antara pukul 22.00 – 04.00 WIB. Pada jam jam tersebut pelanggan baru bisa mengoperasikan mesin cuci , mengisi bak mandi hingga cuci piring- peralatan rumah tangga lainnnya.
Berdasarkan lokasi, Desa Kaliputu berada sekitar 3- 4 kilomter dari sumur produksi PDAM di seputar gedung kesenian/dewan kesenian. Dengan kondisi jalan raya lurus, nyaris tidak ada tanjakan. Di tepi jalan lurus inilah – terpasang saluran induk – kemudian di sepanjang saluran induk tersebut terdapat pipa pipa pralon yang menuju ke rumah-rumah pelanggan. Dengan kondisi tersebut pasokan – debit air berjalan normal.
Namun diduga, akibat jumlah pelanggan membengkak, kapasitas-volume sumber air ( sumur produksi yang berupa air tanah dengan kedalaman rata-rata 130 – 150 meter) menyusut. Ditambah titik tertentu bocor, hingga tidak adanya upaya terpogram dalam hal pelestarian sumber air, maka pasokan air bersih PDAM Kudus merosot. Padahal menilik keuntungan bersih yang dicapai PDAM Kudus rata-rata di atas Rp 4 miliar/tahun, maka , serta kondisi riil pasokan air merosot, maka diduga kuat, PDAM yang berstatus plat merah ini hanya semata-mata mencari keuntungan besar.(Sup).