Kudus, Elang Murianew (Elmu)- Sebanyak 800 ekor kambing kini menjadi salah satu diantara tiga sumber utama penghasilan warga Desa Gondoharum Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus.Khususnya warga Dukuh Kaliwuluh yang tersebar di lima rukun tetangga (RT) dalam wilayah Rukun Warga (RW)04.

        Dan sebagian besar kambing tersebut jenis kambing Jawarandu , yaitu kambing hasil persilangan antara kambing Peranakan Etawa (PE) dengan kambing Kacang. “ Dengan tiga sumber penghasilan itu, mampu mendongkrak perekonomian warga yang sempat terpuruk. Jika dirata-rata, penghasilan warga Dukuh Kaliwuluh saat ini sama dengan upah minimum Kabupaten Kudus 2025 sebesar Rp 2,6 juta,” tutur Ketua RW 04, Mashuri, yang akrab dipanggil Huri. Laki-laki berusia 50 tahun, lulusan SMK PGRI I Kudus ini juga dipercaya sebagai Ketua Kelompok Tani Wanarejo.

          Menurut data dari Badan Pusat Stastistik (BPS) Kudus 2024 ( yang ditayangkan pada September 2024), total populasi ternak kambing di Kecamatan Jekulo yang terdiri 12 desa ini hanya 1.442. Dengan rincian terbesar di Desa Honggosoco( 203 ekor) dan di urutan ke-2 Desa Gondoharum sebanyak 192 ekor. “ Dengan data terkini, kami sudah melesat di urutan pertama. Dan itu masih sangat terbuka untuk kita kembang-biakkan lagi,” tambah Huri penuh keyakinan.

           Keyakinan itu atas dasar, tiga sumber utama penghasilan warga Dukuh Kaliwuluh, merupakan mata rantai yang saling terkait. Sebab, tiga sumber penghasilan yang berupa tanaman semusim berupa jagung, tanaman tahunan berupa buah-buahan(utamanya mangga) dan ternak kambing, saling melengkapi. “Kambing butuh pakan dan sebagian besar sudah tercukupi, melalui rumput gajah, indigofera dan lamtoro yang kami tanam . Hanya saja ,limbah kotoran sebagian digunakan memupuk tanaman musiman maupun tahunan belum sepenuhnya tertangani karena terbatasnya alat,”

          Bahkan secara langsung atau tidak langsung , perkembangan budidaya warga Dukuh Kaliwuluh yang berjumlah lebih dari 337 jiwa ini, juga mampu mendongrak status Desa Gondoharum yang pada tahun 2022, tercatat sebagai salah satu diantara sembilan desa di Kabupaten Kudus yang dikatagorikan miskin ekstrim. Sembilan desa itu adalah Gondoharum, Bulungcangkring (Kecamatan Jekulo), Jepang, Temulus (Kecamatan Mejobo), Margorejo (Kecamatan Dawe), Kedungsari (Kecamatan Gebog) dan Desa Lambangan (Kecamatan Undaan). Disebut desa miskin ekstrim, atas dasar pengeluaran (belanja kebutuhan) setiap warga hanya Rp 535.547,-/bulan.

          Adapun kelebihan- kambing Jawarandu, memiliki otot yang baik dan pertambahan bobot badannya mampu mencapai 50 hingga 100 gram/hari , sehingga bobot badannya antara 20-30 kilogram. Dikenal gesit dan lincah. Mampu mencari pakan sendiri bila dilepas serta memiliki libido yang cukup tinggi sehingga memudahkan perkembangbiakannya.

           Kambing Jawarandu merupakan kambing yang banyak dipelihara peternak di Indonesia. Sebab sangat potensial untuk dipelihara, atas dasar produktivitas yang tinggi dan laju reproduksinya cepat. Selain itu, kambing ini juga mampu beradaptasi baik terhadap lingkungan dan iklim tropis di Indonesia .

            Ciri-ciri kambing Jawarandu antara lain warna bulu hitam, cokelat, cokelat tua, cokelat dan putih, sawo matang atau kombinasi dari warna-warna tersebut, telinga menggantung dan bulu kaki panjang maupun pendek.

            Menurut Huri, ternak kambing Jawarandu dibudiyakan warga Dukuh Kaliwuluh dengan sistem penangkaran, karena dalam kurun waktu dua tahun kambing betina bisa beranak tiga kali. “Untuk bakalan kambing jantan umur lima bulan rata-rata harga jualnya Rp 1,5 juta.Bakalan betina/babon Rp 900.000,- dan _poelan berkisar Rp 3.5 juta – Rp 4,5 juta/ekor. Penjualan disesuaikan dengan kebutuhan masing masing peternak” ujarnya.