Kudus, Elang Murianews (Elmu) – Pembangunan Dapur Mandiri Makan Gizi Gratis (MGB) di Desa Kirig Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus terus berlanjut. Meski penuh controversial. Setelah acara peletakan batu pertama yang nyleneh, pada Sabtu (8/2/2025), kondisi calon lokasi dapur mandiri tersebut pada Selasa (18/2/2025) terlihat sebagian diataranya batangan besi untuk tiang pancang pondasi, tumpukan batako, alat proses pengaduk semen- pasir dan sebagainya. Atau dengan kata lain tengah berlangsung proses pembangunan Dapur Mandiri yang berukuran 20 x 20 meter.
Namun ada perubahan tulisan pada papan nama yang dipasang pada Sabtu (8/2/2025), yaitu dengan dihapusnya tulisan Tim Pejaten. Memang bagi warga yang kebetulan membaca tulisan ini dipastikan tidak tahu maksud dan artinya. Sehingga penghapusan ini cukup tepat.
Meski tulisan pada papan nama itu tidak standar sebagai papan nama proyek pembangunan. Apalagi kelasnya nasional , karena itu bagian dari program pemerintahan Prabowo Subiyanto- Gibran melalui Badan Gizi Nasional (BGN).
Sebagai pembanding papan nama pembangunan dapur mandiri MGB di Desa Kentong Kecamatan Cepu Kabupaten Blora yang cukup lengkap. Meliputi nama kegiatan, lokasi, nomor kontrak, tanggal kontrak, waktu pelaksanaan dan pelaksana (pembangunan).
Lalu di sebelah papan nama Pembangunan Dapur Mandiri Makan Bergizi Gratis Desa Kirig Kec (Kecamatan) Mejobo Kab (Kabupaten) Kudus, muncul papan nama baru. Bertuliskan Pembangunan Dapur Mandiri Makan Bergizi Gratis Ini Dalam Pendampingan Team Hukum LBH (Lembaga Bantuan Hukum ) Putra Ratu Kalinyamat.
Saat dicek di “mesin pintar “Google, tidak muncul obyek yang dicari. Khususnya alamat, nama seseorang, hingga kegiatannya terkait dengan LBH. Papan nama ini malah menambah kesan semrawutnya penanganan pembangunan dapur mandiri.
Blueprint
Selain papan nama, di pembicaraan interen dapur mandiri MBG Desa Kirig, muncul kata kata blueprint. “Blueprint itu dari Jakarta, yang membawa Gus Al,” Gus Al, nama panggilannya, sedang nama aslinya Al Muttaqin.
Blueprint yang dimaksud berupa satu foto yang kemungkinan besar diambil dari Google Map. Menunjukkan lokasi pembangunan dapur mandiri MBG Desa Kirig. Serta daftar nama 28 sekolah taman kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Taman Pendidikan Alquran (TPA) negeri mauoun swsata dengan total murid 3.230 orang.
Padahal Blueprint adalah peta jalan yang berisi sebuah rancangan atau cetak biru yang memuat detail arsitektur, teknik, atau juga struktur suatu proyek. Dan khusus untuk desain dapur MBG itu sendiri pihak Badan Gizi Nasional (BGN) sudah mempublikasikan secara luas melalui berbagai media cetak maupun elektronik .
Perjanjian
Selain itu ,Elmu juga diberikan salinan “surat perjanjian kerja “ tertanggal Jakarta ,3 Februari 2025 yang berisi 10 hal tanpa kop surat, tanpa tanda tangan, tanpa stempel, hingga tanpa meterai. Tertera nama Al Musttaqin yang disebut pihak pertama kesatu, Kasmiatun (pihak pertama kedua), Mohamad Arief Firmansyah ( pihak kedua).
Di nomor urut 2, disebutkan : pihak kedua memberikan jaminan penuh kepada pihak pertama (1 ) bahwa pembangunannya dapur umum mandiri yang akan dibangun pihak pertama akan disewa atau dikontrak oleh Badan Gizi Nasional (BGN).
Lalu di nomor urut 5 tertulis : pihak pertama akan memberikan fee kontraktor sebesar 10 persen kepada pihak kedua dan akan diberikan setelah pihak kedua menyerahkan semua kelengkapan berkas untuk memulai pembangunan.
Kemudian di nomor urut 7 pihak pertama akan memberikan fee koperasi sebesar 15 persen kepada pihak kedua setiap bulannya selama dapur mandiri masih beroperasi.
Dari 10 hal surat perjanjian kerja tersebut, tidak ada satupun yang menyinggung “peran” Kasmiatun sebagai pihak pertama kedua ( istilah pihak pertama ke satu dan pihak pertama kedua juga rancu, tidak lazim).
Padahal Kasmiatun yang akrab disapa Mbak Min, adalah seorang pengusaha yang memiliki salah satu usaha berupa 20.000 ekor ayam ras petelur dan bertindak sebagai penyandang dana pembangunan dapur mandiri MBG Desa Kirig Mejobo Kudus.
Lalu lahan untuk pembangunan dapur mandiri adalah tanah milik pribadi, yang semula bekas tempat usaha penggilingan padi/beras.
Sedang pihak pertama kesatu , Al Musttaqin, beralamat Desa Ringintunggal Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur. Sempat tidur di dalam masjid atau SPBU dan kemudian “diopeni” penuh di rumah Mbak Tun sekitar sebulan penuh. Kemudian “wira wiri” Kudus-Jakarta dengan ongkos sepenuhnya ditanggung Mbak Min. Konon sasaran tujuan ke Jakarta adalah Kantor Badan Gizi Nasional .
Lalu pihak kedua, Muhamad Arief Firmansyah yang disebut-sebut sebagai orang yang berkantor di Badan Gizi Nasional Jakarta. Dan jika benar, maka patut dipertanyakan, karena mekanisme atau standar operasional selalu ditanda-tangani Kepala BGN Dadan Hindayana . Termasuk tidak ada fee di dalam proses pembangunan dapur mandiri MBG. Sedang saksi yang bernama Atang Suherlan dan Muh Mas Adi, belum/tidak diketahui latar belakangnya.
Selain itu yang menyangkut koperasi, sampai sekarang belum/tidak diketahui nama koperasi, alamat kantor, susunan pengurus, hingga sudah berbadan hukum atau belum, hingga unit usahanya.
Muncul sosok baru
Senin sore ( 17/2/2025) muncul tiga sosok di rumah Mbak Min yang berlantai dua , sekitar beberapa puluh meter sebelum lokasi dapur mandiri MGB. Sempat ngobrol dengan Elmu. “ Saya, sudah membangun dapur mandiri MGB di Brebes dan diliput sejumlah media ternama. Saya bisa memastikan pembangunan dapur mandiri MGB yang didanai mbak Min jalan terus. Diperkirakan setelah Lebaran selesai 100 persen dan selanjutnya dioperasikan,” ujar Ferdo, salah satu dari tiga tamu tersebut. Ketiganya mengaku dari Solo dan menjadi “tangan panjangnya” Badan Gizi Nasional (BGN).
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan Elmu dari berbagai sumber tulisan di media, hingga warga Kudus yang datang langsung ke kantor BGN untuk mengajukan pembangunan dapur mandiri, memang nyaris bertolak belakang dengan “kisah perjalanan” pembangunan dapur mandiri Desa Kirig.
Misalnya proses administrasi jelas, terbuka, tanpa ada biaya sepeserpun,hitungan “untung rugi” hingga nama dan kedudukan aparat yang menangani. “ Sudah dicek langsung ke lokasi calon dapur mandiri yang akan kami dirikan. Semuanya “OK”, sekarang dalam proses pembangunan. Secara garis besar tidak ada aparat lain kecuali aparat BGN dengan standar operasional yang ditrapkan secara ketat.”, tutur warga Kudus yang untuk sementara tidak bersedia disebut identitasnya.
Nanti setelah pembangunan dapur mandirinya beserta seluruh kelengkapan/peralatan selesai 100 persen dan dioperasikan, monggo kita beber secara terbuka, tambahnya.
Sedang dapur mandiri MGB di Kudus yang sudah berjalan sesuai standar dari BGN, baru di komplek Ponpes Nashrul Ummah, seberang jalan depan kantor KUD Mejobo. Setiap hari membagikan sebanyak 3.263 paket MBG per hari kepada 17 sekolah yang telah ditetapkan. Dapur mandiri ini disebut-sebut “milik” Nusron Wahid, putra asli Mejobo dan sekarang menjabat sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional ke-16. (Sup)