Kudus, Elang Murianews (Elmu) – Proyek wisata Rek Boe Desa Ngemplak Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus senilai Rp 100 juta ambyar. Ini merupakan rentetan kegagalan dari sejumlah desa wisata yang ditetapkan Bupati Kudus melalui Dinas kebudayaan dan pariwisata (Disbudpar) setempat. Dan sampai dengan Rabu ( 4/6/2025) tercatat sebanyak 28 Desa Wisata di Kota Kretek. Namun diduga sebagian besar diantaranya tidak mampu tumbuh dan berkembang sesuai yang diharapkan. Padahal Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah melalui bantuan gubernur telah memberikan dana hibah masing masing desa wisata Rp 100 juta.
Termasuk Rek Boe yang diresmikan pada November 2022 dan ditangani Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Rejo Makmur. Dana tersebut menurut Kanal Desa Ngemplak per 25/5/2023 dibelikan perahu bebek, becak air, perahu wisata, dua speedboat (perahu cepat), dua ATV, untuk membuat tempat pembelian tiket (loket) dan fasilitas penunjang seperti pelampung.. ATV ( All Terrain Vehicle) kendaraan bermotor roda empat yang dirancang untuk melaju di berbagai medan “halus-kasar -off-road.
Namun, Rek Boe tersebut hanya bertahan sesaat karena lokasi maupun desa Ngemplak dan desa lain di Kecamatan Undaan, Jati, Kaliwungu serta Mejobo dilanda banjir. Ke- 4 kecamatan tersebut sudah sejak jaman Belanda sebagai “pelanggan” banjir. Nampaknya perlu dipertanyakan, Rek Boe tersebut muncul apakah sudah melalui sebuah kajian yang komprehensip. Selain itu menurut pengamatan Elmu, lokasi tidak memiliki sumber air, sehingga di musim kemarau nyaris kering kerontang.
Dan lebih dari 10 tahun lalu, lokasi ini pernah “di atas kertas” memperoleh bantuan ribuan benih ikan dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus. Namun kenyataan hanya beberapa kantong plastik ukuran kecil sebagai bentuk seremonial belaka. Benih ikan tersebut sebenarnya untuk sebagian warga Desa Ngemplak yang memanfaatkan lokasi ini untuk budidaya karamba. Sebagian lagi warga yang punya hobi memancing.
Menurut salah satu tokoh warga Desa Ngemplak, Yudho, nama Rek Boe memang nampak “nyleneh “ . Namun rek itu artinya larik dan boe artinya mbalong atau rawa. “Dulu itu sungai yang tembus hingga rawa-rawa. Namun karena “terpotong” untuk jaringan irigasi waduk Kedungombo sungai ini akhirnya tidak berfungsi,” tuturnya.Sedang kondisi Rek Boe per Selasa siang ( 3/6/2025), bangunan untuk penjualan tiket tinggal kerangkanya saja. Juga tidak terlihat perahu bebek, becak air, ATV maupun perahu cepat.- entah dikemanakan. Sedang perahu wisata nampak diparkir di sisi “kanan” berdekatan dengan tembok belakang Masjid At Taqwa. Lalu di sisi kanan kiri bekas sungai ini banyak ditemukan bangunan karamba. Karamba adalah tempat budidaya ikan yang mengapung di permukaan air. Umumnya berbahan baku kayu, bambu dan dilengkapi jaring. Sedang jenis ikannya adalah ikan air tawar.(sup).