Ambyar, Rek Boe Desa Ngemplak Senilai Rp 100 juta

elangmur - Rabu, 4 Juni 2025 | 21:50 WIB

Post View : 184

Tinggal sebuah perahu - yang terparkir di lokasi wisata air Rek Boe Desa Ngemplak Undaan Kudus. Foto Sup ( Selasa, 3/6/2025).

Kudus, Elang Murianews (Elmu) – Proyek wisata  Rek Boe Desa Ngemplak Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus senilai Rp 100 juta ambyar.  Ini merupakan rentetan kegagalan dari  sejumlah desa wisata yang  ditetapkan Bupati Kudus melalui Dinas kebudayaan dan pariwisata  (Disbudpar) setempat. Dan sampai dengan Rabu ( 4/6/2025) tercatat sebanyak 28 Desa Wisata  di Kota Kretek. Namun diduga sebagian besar diantaranya tidak mampu tumbuh dan  berkembang sesuai yang diharapkan. Padahal Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah melalui bantuan gubernur telah memberikan dana hibah  masing masing desa wisata Rp 100 juta.

         Termasuk Rek Boe yang diresmikan pada November 2022 dan ditangani Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Rejo Makmur. Dana tersebut menurut Kanal Desa Ngemplak per 25/5/2023 dibelikan perahu bebek, becak air, perahu wisata, dua speedboat (perahu cepat), dua ATV, untuk membuat tempat pembelian tiket (loket) dan fasilitas penunjang seperti pelampung.. ATV ( All Terrain Vehicle) kendaraan bermotor roda empat yang  dirancang untuk melaju di berbagai medan “halus-kasar -off-road.

Saat peresmian- Rek Boe November 2022. Foto istimewa

            Namun, Rek Boe tersebut hanya bertahan sesaat karena  lokasi maupun desa  Ngemplak dan desa lain di Kecamatan Undaan, Jati, Kaliwungu serta Mejobo dilanda banjir. Ke- 4 kecamatan tersebut sudah sejak jaman Belanda sebagai “pelanggan” banjir. Nampaknya  perlu dipertanyakan,  Rek Boe tersebut muncul apakah sudah melalui sebuah kajian yang komprehensip. Selain itu menurut pengamatan Elmu,  lokasi tidak memiliki sumber air, sehingga di musim kemarau  nyaris kering kerontang.

         Dan lebih dari 10 tahun lalu, lokasi ini pernah “di atas kertas” memperoleh bantuan ribuan benih ikan dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus. Namun kenyataan hanya beberapa kantong  plastik ukuran kecil sebagai bentuk seremonial belaka. Benih ikan tersebut sebenarnya untuk sebagian warga Desa Ngemplak yang memanfaatkan lokasi ini untuk budidaya karamba. Sebagian lagi warga yang punya hobi memancing.

Rek Boe- yang tidak lagi berfungsi sebagai wisata air, melainkan "Kembali" menjadi karamba ikan. Foto Sup.

             Menurut salah satu tokoh warga Desa Ngemplak, Yudho, nama  Rek Boe memang  nampak “nyleneh “ . Namun  rek itu artinya larik dan boe artinya mbalong atau rawa. “Dulu itu sungai yang tembus hingga rawa-rawa. Namun karena “terpotong” untuk jaringan irigasi waduk Kedungombo sungai ini akhirnya tidak berfungsi,” tuturnya.Sedang kondisi  Rek Boe  per Selasa siang ( 3/6/2025), bangunan untuk penjualan tiket tinggal kerangkanya saja. Juga tidak terlihat perahu bebek, becak air, ATV maupun perahu cepat.- entah dikemanakan. Sedang perahu wisata nampak diparkir di sisi “kanan” berdekatan dengan tembok  belakang Masjid  At Taqwa.  Lalu  di sisi kanan kiri bekas sungai ini banyak ditemukan bangunan karamba. Karamba  adalah tempat budidaya ikan yang mengapung di permukaan air. Umumnya berbahan baku kayu, bambu dan dilengkapi jaring. Sedang jenis ikannya adalah ikan air tawar.(sup).

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

img single