Antara Jafar Shodiq dan Sunan Muria

elangmur - Minggu, 14 Juli 2024 | 15:34 WIB

Post View : 459

Makam Sunan Kudus 2- alias Jakfar Shodiq (1441 - 1550 Masehi) per Kamis (11/7/2024) foto Sup

Kudus,Elang Murianews (Elmu)- Rencananya pada Rabu (17/7/2024) digelar ritual kolosal tahunan Buka Luwur Kanjeng Sunan Kudus. Dan menurut Buku Buka Luwur Kanjeng Sunan Muria yang ditulis Ary Budiyanto dan Maesah Anggi dari Yayasan Masjid Menara  dan Makam Sunan Kudus (YM3SK), adalah upacara memperingati jasa-jasa pendiri daerah Tajug di kaki Gunung Muria.  Pendiri yang dimaksud adalah Syeikh Jafar Shodiq , yang kemudian dikenal sebagai Sunan Kudus.

                Masih mengutip dari buku tersebut, tertulis  penyebutan haul atau peringatan wafatnya Sunan Kudus dirasa  tidaklah tepat. Dikarenakan tidak ada yang tahu kapan pastinya beliau lahir  dan wafat.

                Namun menurut Ahmad Kastono Abdullah Hasan (Aka Hasan), peneliti sejarah Kerajaan Demak Bintoro dan Walisongo,  Jafar Shodiq lahir di Demak pada tahun 1441 Masehi (M) dan meninggal di Kudus pada tahun1550 M.- dalam usia 109 tahun. Beliau  menetap di Kudus baru pada tahun 1525.

                Jafar Shodiq adalah anak ketiga dari delapan bersaudara. Ayahnya adalah Syekh Maulana Muhammad Ja'far Hasan al-Quds kelahiran Palestina tahun 1386 M yang hijrah ke Jawa tahun 1406 M bersama adik misannya (Syekh Muhammad Ja'far Usman) yang kemudian lebih dikenal Syekh Maulana Jumadil Kubro Troloyo (Trowulan-Mojokerto).

                Ja'far Hasan tercatat sebagai pendiri Dewan Walisongo pada tanggal 14 Dzul Hijjah 870 H, atau bertepatan dengan Hari Ahad Pon, tanggal 27 Juli 1466 M. Sekaligus  sebagai pendiri Kerajaan Demak Bintoro pada tanggal 14 Dzul Hijjah 879 H atau bertepatan pada Hari Jum'at Pon, tanggal 21 April 1475 M. Selain itu tercatat sebagai Sunan Kudus 1 (pertama).Sementara Jafar Shodiq  sebagai Sunan Kudus 2 (kedua)

                Dan satu tahun sebelum Sunan Kudus 2 wafat, tampuk pimpinan Kudus diserahkan kepada anak ragilnya yang bernama Pangeran Poncowati bin Jakfar Shodiq (1549-1582 M).  ditandai prasasti pembangunan Masjid Al Agsho tahap kedua.  “ Setelah Pangeran Poncowati wafat pada tahun 1582 M, Kudus diserahkan ke anak pertama Pangeran Poncowati yang bergelar Pademaran (1582-1589 M). Setelah Pangeran Pademaran, penelitian saya terhenti sementara karena sesuatu hal yang belum bisa saya jelaskan ke publik,” ujar Aka Hasan.

                Aka Hasan menambahkan, Sunan Kudus 2 memiliki empat anak. Satu anak dari isteri pertama dan tiga anak dari isteri  kedua. Dengan isteri pertama yang dinikahi pada tahun 1468 memiliki seorang anak perempuan. Namun pada tahun 1475 isterinya meninggal. Dan isterinya ini  adalah anak kedua dari Sunan Ampel Demak (Syeikh Maulana Muhammad Abudin al Maghribi)-Sunan Ampel Demak ini guru besarnya Sunan Ampel Sufrabaya.

                Sunan Kudus 2 yang sempat menduda selama tiga tahun akhirnya pada tahun 1478 menikah lagi dengan putrinya Raden Usman Haji (Troloyo-Trowulan, Mojokerto) dan mempunyai 3 orang anak (2 perempuan dan 1 laki-laki). Pangeran Poncowati adalah satu-satunya anak lelaki Jakfar Shodiq (meskipunSunan Kudus dalam naskah Babad disebutkan bahwa istri pertamanya bernama Dewi Ruhil binti Sunan Bonang Tuban)

             Secara logika sejarah, peristiwa ini tidak nalar dan tidak masuk akal, sebab Jakfar Shodiq menikah pada tahun 1468 , Sunan Bonang Tuban baru berumur 3 (tiga) tahun. Demikian pula informasi tentang ayah Jakfar Shodiq adalah Usman Haji (Sunan Ngudung) yang  benar adalah Usman Haji itu ayah mertuanya. “ Anak Sunan Kudus dalam penelitian saya memiliki anak berjumlah 4 orang, satu dari istri pertama dan tiga dari istri kedua. Nama anak- anak  Sunan Kudus (Jakfar Shodiq) yang perempuan masih dalam penelitian lanjutan dan belum selesai,” tutur Aka Hasan.(sup)

 

Halaman:

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

img single