Antara Sunan Muria dengan Umar Sa’id Bin Sunan Kalijogo

elangmur - Senin, 22 Juli 2024 | 11:45 WIB

Post View : 341

Makam Raden Umar Said atau Sunan Muria ke-3 di Desa Colo Dawe, 18 kilometer utara kota Kudus. Foto istimewa.

Kudus, Elang Murianews (Elmu)- Ritual Buka Luwur makam Sunan Muria, berlangsung di komplek makam Sunan Muria Desa Colo Dawe,  18 kilometer utara pusat pemerintahan kabupaten Kudus, Minggu (21/7/2024). Penjabat Bupati Kudus, Hasan Chabibie , bersama sejumlah pejabat dan tokoh agama hadir dalam ritual ini.

                Sunan Muria menurut, penelitian Ahmad Kastono Abdullah Hasan (Aka Hasan), adalah Raden Umar Said , putra pertama dari isteri pertama Sunan Kalijogo, yang lahir di Kadilangu Demak pada tahun 1456 M. Sedang isteri  pertama Sunan Kalijogo adalah anak kedua dari Syekh Ali Murtadho bin Ibrahim Asmoroqondi yang bernama Putri Entikyawati pada tahun 1454 M dimana saat itu Sunan Kalijogo berumur 21 tahun, sedangkan Putri Entikyawati binti Ali Murtadho berumur 31 tahun.

              Raden Umar Said  adalah Sunan Muria ke-3 setelah Syekh Maulana Hasan Syadzilly (Sunan Muria ke-1) dan Abu Hasan al-Habsyi bin Hasan Syadzill (Sunan Muria ke-2). Syekh Hasan Syadzilly  ikut mendirikan Dewan Walisongo pada tanggal 14 Dzul Hijjah 870 H atau bertepatan dengan tanggal 27 Juli 1466 M. Syekh Hasan Syadzilly juga ikut mendirikan Kerajaan Demak Bintoro bersama para wali yang lain pada tanggal 21 April 1475 M atau 14 Dzul Hijjah 879 H.

Makam Syekh Hasan Syadzilly- atau Sunan Muria 1 Desa Japan Dawe, sekitar dua- tiga kilometer dari makam sunan Muria 3. Foto dokumentasi sup.

                Syekh Syadzilly dimakamkan  di seputar air tiga rasa Desa Japan Dawe Kudus. Lalu untuk makam Abu Hasan al Habsyi di atas Belik Ngandong berdekatan dengan lokasi makam Ratu Lembah (Siti Sholihah binti Syekh Mudhofar Malik Hasan al-Maghribi). Atau lebih dari 100 meter dari makam Sunan Muria ke-1.

              Ratu Lembah adalah istri pertama Prabu Brawijaya (tanpa embel2 satu, dua atau tiga, dst) yg bernama Sri Ratna Aji Pangkaja Paraneshwara (Arya Damarwulan) yang dinikahinya sebelum Perang Paregreg (1404-1406 M). Adapun istri kedua Arya Damarwulan adalah Dyah Rani Suhita (Dewi Kencana Wungu) yg dinikahinya setelah Perang Paregreg.

                Umar Said atau Sunan Muria ke-3, menikah dengan adik Jakfar Shodiq yang merupakan anak ragil atau anak ke-8) dari Sunan Kudus ke-1 (Syekh Muhammad Jakfar Hasan al-Quds) pada tahun 1480 M. Dua tahun kemudian(1482 M), lahirlah anak pertamanya di Tayu (Pati bagian Utara) yang diberi nama Syarifuddin Sa'id yang kemudian populer dengan sebutan Saridin dan Syekh Jangkung.

                Ketika Saridin berumur 9 tahun, isteri  Sunan Muria ke-3 ini  wafat. Setahun kemudian Saridin kemudian dititipkan pada Ki Ageng Kiringan untuk dibina dalam Pesantren Dombang yang saat itu dipimpin oleh Sunan Bonang ke-4 yang bernama Syekh Maulana Ali Ridho bin Syekh Muhammad Hasan (Sunan Bonang ke-2) bin Syekh Abdullah Hasan Bakem al-Maghribi (Sunan Bonang ke-1).

                Sunan Muria, kemudian menikah lagi, dengan anak keempat Syekh Hasan Syadzilly ini yang saat itu berstatus janda. Dari pernikahan ini  lahirlah Amir Hasan , yang dikenal dengan nama Sunan Nyamplungan di Karimunjawa Jepara . Dan Sri Ayu Ningsih yang populer dengan sebutan Dewi Nawangsih , yang makamnya berada di Masin, Desa Kandang Mas, Kecamatan Dawe, Kudus..

                 Dewi Nawangsih lalu dipersunting Ki Bagus Rinengku Tapi nama asli Bagus Rinengku  belum dapat info lebih lanjut. “ Saya masih butuh observasi lagi, tapi secara subtansi sudah terlacak secara Realisme Metafisika.Beliau bukan keturunan dari Ki Ageng Pandanaran, apalagi Sultan Agung. Bagus Rinengku putra pertama Sunan Kalijogo dari istri pertama (Putri Entikyawati binti Ali Murtadho bin Ibrahim Asmoroqondi) dan lahir di Kadilangu Demak pada tahun 1456 M ,” ujar Aka Hasan.

            Lalu Aka Hasan menambahkan, sukma Dewi Nawangsih dan Bagus Rinengku memancarkan sinar yang terang, dan itu menandakan nilai kewalian, sehingga keduanya tidak mungkin melakukan hal-hal yang bertentangan dengan agama. Banyak naskah Babad dan Serat yang menceritakan tentang kisah anak-anak Sunan Muria dengan cerita yang kurang sedap. Cerita itu jauh dari fakta yang sebenarnya.” ujar Aka Hasan.

Makam Dewi Nawangsih dan Bagus Rinengku- Masin Kandangmas Dawe Kudus- foto dokomentasi sup

                Umar Said -Sunan Muria ke-3, pernah menjabat sebagai Kepala Bandar Pelabuhan di Tayu dan akhirnya hijrah ke Muria setelah satu tahun dari wafatnya sang istri yang bernam Raden Ayu Siti Kustiyah (Dewi Samaran) julukan istri Sunan Muria ke-3 tersebut. Namun masyarakat Tayu mengenal Raden Ayu Siti Kustiyah (Dewi Samaran) binti Syekh Muhammad Jakfar Hasan al-Quds ini dengan sebutan Mbah Duni (lokasi makamnya sebelah Balai Desa, Tayu Wetan, Tayu, Pati).

                Umar Said- Sunan Muria 3, menjadi Anggota Majlis Syuro di Kerajaan Demak Bintoro pada tahun 1508 M, menggantikan ayah mertuanya (Syekh Hasan Syadzilly) yang wafat, karena anak pertama Syekh Hasan Syadzilly yang bernama Abu Hasan al-Habsyi tidak bersedia ditunjuk sebagai anggota Majelis Syuro di Kerajaan Demak Bintoro menggantikan ayahnya, sehingga Raden Umar Said bin Sunan Kalijogo ditunjuk sebagai pengganti ayah mertuanya.

                Dalam penelitian Aka Hasan, Umar Said bin Sunan Kalijogo menjadi anggota Majlis Syuro di Kerajaan Demak Bintoro selama 27 tahun (1508-1535 M).  Dan wafat pada tahun 1535 M dalam usia 79 tahun,  Atau sekitar 489 tahun yang lalu.  .(sup)

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

img single