Kudus, Elang Murianews (Elmu)- Bencana banjir diperkirakan masih akan mengancam Dukuh Goleng Desa Pasuruhan Lor Kecamatan Jati dan Desa Setrokalangan Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus. Ancaman itu berasal dari meluapnya Sungai Wulan, Sungai Gelis dan Sungai SWD I.
Sedang pada awal Februari dan pertengahan Maret 2024 dukuh serta desa tersebut dilanda banjir yang mengakibatkan beberapa hari tergenang dan sebagian besar penduduk mengungsi.
Pada posisi Minggu siang ( 1/12/2024) memang belum ada tanda-tanda munculnya banjir. Sebah curah hujan yang turun di wilayah Kabupaten Kudus, serta di daerah aliran sungai (DAS) intensitas masih rendah.
Namun yang menjadi sinyal, kondisi Sungai Wulan sepanjang 48,62 kilometer yang berhulu di Pintu Pembagi Banjir Wilalung Desa Kalirejo Kecamatan Undaan Kudus dan bermuara di Laut Jawa wilayah Kecamatan Wedung Demak, dalam kondisi dangkal dan sempit. Sudah lebih dari 15-20 tahun terakhir belum dinormalisir kembali.
Janji Menteri PUPR Basuki Hadimuljono pada tahun 2023 dan 2024 akan menormalisir sungai besar tersebut hingga jabatannya berakhir pada Agustus 2024 tidak terwujut. Sungai Wulan, menerima sebagian besar air/banjir dari Sungai Lusi yang berpangkal di Blora dengan panjang 166, 23 kilometer. Lalu ditambah aliran dari Sungai Serang Hilir dan Sungai Serang Hulu.
Sungai Wulan ketika dinormalisir kali pertama di desain mampu menampung debit air 1.600 meter kubik per detik. Namun akibat proses normalisasi ini tidak memenuhi kaidah teknik pengerukan dan pelebaran sungai, maka maksimal hanya mampu menampung 1.000 meter kubik. Bahkan pada umumnya pada posisi 800 meter kubik kondisi tanggul sudah limpasdan di sana sini terjadi kerusakan. Salah ssatu diantaranya malah jebol, yaitu tanggul kiri di Desa Ketanjung Kecamatan Karanganyar Demak.
Debit Sungai Wulan ini sebenarnya terkurangi sebagian ketika berada di wilayah perbatasan Dukuh Goleng dan Dukuh Karangturi Desa Setrokalangan, sebagian aliran air masuk spillway ( bangunan pelimpah). Dari bangunan pelimpah inilah, muncul Sungai SWD I. Kemudian mengalir melalui Desa Setrokalangan, Banget, Blimbing Kidul ,Sidorekso Kecamatan Kaliwungu Kudus, terus melaju ke wilayah Kecamatan Mayong, Welahan (Jepara) kemudin bermuara di Laut Jawa. Panjang Sungai SWD I tercatat 32,28 kilometer.
Namun kondisi pada Minggu ( 1/12/2024), nyaris seluruh permukaan Sungai SWD I di wilayah empat desa tersebut dipenuhi tanaman enceng gondok. Bahkan di tepi kanan kiri tanggul bagian dalam wilayah Setrokalangan dimanfaatkan untuk ditanami aneka jenis tanaman. Hal ini tentu saja bakal menghambat laju-lancarnya air, sekaligus mengakibatkan luapan banjir.
Luapan banjir juga mengancam Dukuh Goleng, karena normalisasi Sungai Gelis juga tidak beres. Seharusnya normalisasi dimulai dari Desa Ploso Kecamatan Jati hingga di bangunan pelimpah Goleng. Tetapi ternyata hanya sampai sekitar dua kilometer menjelang bangunan pelimpah. Bahkan normalisasi dari bawah jembatan Kencing wilayah Dukuh Goleng, hanya dilebarkan di bagian atas, sedang bagian tengah dan bawah/dasar sungai tidak dikeruk (Elang Murianews 4 November 2024).
Pada umumnya “musim banjir” di Kudus berlangsung Desember- Januari- Februari bahkan tidak jarang terjadi pada Maret. Apakah itu akan terulang lagi ? Mudah-mudahan tidak.(Sup) .