Kudus, Elang Murianews (Elmu)- Cabang olahraga (cabor) Persatuan Menembak dan Berburu Seluruh Indonesia (Perbakin) Kabupaten Kudus pada Pekan olahraga provinsi (Porprov) Jawa Tengah ke XVI/2023 tidak lolos kualifikasi. Sedang Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Kudus berada di urutan ke-10 besar. Merosot jauh dibanding Porprov Jateng ke-XV yang menembus di urutan tiga besar. Salah satu alasan kenapa Perbakin Kudus tidak lolos bertanding , karena tidak memiliki lapangan tembak sendiri. Namun sejak sekitar setahun terakhir, Pura Group telah menyelesaikan pembangunan dan mengoperasikan lapangan tembak Barracuda.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia , Barracuda : adalah nama ikan laut yang panjangnya 2,5 meter dan tingginya sekitar 45 centimeter.Selain itu Barracuda merupakan Armoured Personnel Carrier (APC) atau kendaraan angkut pasukan lapis baja yang didesain juga sebagai kendaraan pengintai untuk keperluan keamanan. Lapangan tembak ini berada di Desa Tanjungrejo Kecamatan Jekulo. Berdekatan dengan bendung Logung yang berkapasitas 20 juta meter kubik. Berukuran 83 x 128 meter dan tentu berstandar nasional. Selain untuk karyawan Pura Group, pihak lain, khususnya Perbakin dipersilahkan menggunakan.
Hal ini tentu saja disambut gembira, rasa terimakasih dan bersyukur Ketua Umum Perbakin Kudus Boedhi Tjahyono dan Ketua Harian sekaligus pelatih Yuris Februari. “Kami sudah menggunakan lapangan tembak Barracuda sebagai tempat latihan setiap hari Minggu. Dan untuk saat ini kami tengah mempersiapkan 12 atlet ( 6 putra, 6 putri) kami untuk menghadapi Pekan pelajar daerah (Popda) Provinsi Jawa Tengah Juni 2025,” tuturnya, dalam obrolan bertiga dengan Elmu melalui saluran telepon.
Ke-12 atlet menembak usia Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diharapkan mampu meraih prestasi terbaik. Dan mereka nantinya yang akan diterjunkan untuk mengikuti pra Porprov Jateng ke-XVII/2026 . Popda itu sendiri merupakan bagian program yang digelar dan dibiayai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) kabupaten/kota/provinsi. Serta sebagai upaya dan bentuk pembinaan olahraga usia dini (tingkat pelajar)
Popda Juni 2025, bagi Perbakin Kudus juga dijadikan salah satu tolok ukur bagi pengurus hingga para atletnya. “ Kami saat ini berada di kisaran 10 besar Jawa Tengah dan bertekat menyodok di urutan yang lebih atas,” tambah Yuris.
Sekaligus untuk memberikan daya tarik kepada warga Kudus untuk menjadi anggota Perbakin. Meski cabor menembak tergolong cabor menengah ke atas. Mengingat harga peralatan utama berupa senapan , pestol dan pelurunya lumayan mahal. “Namun ketika atlet mampu berprestasi di tingkat lokal, nasional bahkan internasional, bakal muncul sponsor, yang meringankan dan bahkan menguntungkan para atlet,” tuturnya.
Silvia Gani
Olahraga menembak di Kabupaten Kudus sebenarnya sudah dikenal sejak puluhan tahun lalu. Bahkan salah satu atlet perempuan yang bernama asli : Maria Egnatia Shanti Dewi, atau akrab dipanggil Silvia Gani, mampu berprestasi di tingkat nasional hingga internasional. Bahkan juga didapuk sebagai wasit.
Menurut kantor berita Antara Desember 2021, Dari tangan atlet menembak kelahiran Malang, Jawa Timur, 23 Juli 1948 tersebut lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang di berbagai kejuaraan internasional seperti di SEA Games 1989 di Kualalumpur, Malaysia, setelah berhasil merebut dua medali emas dari nomor perorangan dan beregu untuk nomor spesialisasinya air rifle. Kemudian pada Pesta Olahraga Asia Tenggara 1991 di Manila, Filipina, ibu satu putra Maximilian Gani tersebut juga berhasil menyumbangkan medali emas untuk kontingen Indonesia dari nomor perorangan air rifle.
Belum lagi prestasi yang diraih Silvia Gani saat membela Jawa Tengah tampil pada Pekan Olahraga Nasional (PON) hingga kejuaraan-kejuaraan yang sifatnya perorangan atas nama klub atau daerah. Bakat di cabang olahraga yang ditekuninya tersebut bukan dimulai sejak kecil saat di Malang tetapi justru ketika sudah menikah dengan FA Gani Sandjaya (almarhum), ketika itu pengurus Pengcab Perbakin Kabupaten Kudus. "Di keluarga saya sendiri sebenarnya tidak ada yang senang olahraga, bahkan ketika saya menjadi juara dalam berbagai kejuaraan menembak, keluarga saya justru heran kenapa bisa seperti itu," katanya.
Menurut dia, dirinya belajar menembak justru dari suaminya. "Suatu saat saya diajak berburu ke hutan, tetapi saat itu saya takut kalau berburu malam hari sehingga saya berangkat pagi hari," katanya. Pada saat itu, lanjut dia, dirinya disuruh suaminya untuk memegang senapan dan menembak kelelawar yang bergelantungan. "Saat itu pertama kali menembak ternyata tepat sasaran dan kelelawar itu jatuh. Suami dan salah satu saudara saya kaget dan sempat bilang `wah titis` (bahasa Jawa yang artinya kena tepat sasaran), kenapa nggak dimasukkan ke Perbakin saja," katanya.
Tetapi, setelah itu tidak ada kelanjutannya, artinya tidak langsung masuk Perbakin tetapi sekitar 1979-an, suaminya membuat lapangan tembak di rumah dan dirinya mulai berlatih. Sejak saat itulah kepiawaian menembak akhirnya didapatkan hingga pensiun menjadi atlet pada 1979.
Pada 1982, Silvia Gani yang sudah memiliki satu anak tersebut diberi kesempatan mengikuti seleksi untuk tim nasional yang akan diterjunkan pada kejuaraan menembak di Caracas, Venezuela. "Saat itu saya masuk tetapi tidak diberangkatkan dan yang berangkat adalah seniornya, Lely Sampoerna," katanya. Baru pada 1983, Silvia Gani masuk pemusatan latihan nasional untuk persiapan tampil pada kejuaraan menembak antarnegara Asia Tenggara atau SEASA di Jakarta. "Sejak itu saya menjadi langganan pemain pelatnas tanpa putus hingga 1997," katanya..
Sosok Silvia Gani yang sempat nongol di lapangan tembak Barracuda, bisa menjadi cermin-panutan bagi calon dan atlet menembak pada umumnya. Khususnya warga Kudus untuk mewarisi ilmunya dan Pura Group telah menyediakan lapangan tembaknya, Kita tunggu dan buktikan Perbakin Kudus mampu berprestasi lebih baik lagi. Semoga. (Sup)