Barracuda. Silvia Gani dan Perbakin

elangmur - Kamis, 17 April 2025 | 21:16 WIB

Post View : 61

Berlatih menembak- sebanyak 12 atlet Perbakin Kudus di lapangan tembak Barracuda Pura Group Desa Tanjungrejo Jekulo Kudus Minggu (13/4/2025). Mereka dipersiapkan untuk menghadapi Pekan olahraga pelajar daerah (Popda) Jateng juni 2025. Foto istimewa.

Kudus, Elang Murianews (Elmu)- Cabang olahraga (cabor)  Persatuan Menembak dan Berburu Seluruh Indonesia (Perbakin) Kabupaten Kudus pada Pekan olahraga provinsi (Porprov) Jawa Tengah ke XVI/2023 tidak lolos kualifikasi. Sedang Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Kudus berada di urutan ke-10 besar. Merosot jauh dibanding Porprov Jateng ke-XV yang menembus di urutan tiga besar. Salah satu alasan kenapa Perbakin Kudus tidak lolos bertanding , karena tidak memiliki lapangan tembak  sendiri. Namun sejak sekitar setahun terakhir, Pura Group  telah menyelesaikan pembangunan dan mengoperasikan lapangan tembak Barracuda.

                Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia , Barracuda : adalah nama ikan laut yang panjangnya 2,5 meter dan tingginya  sekitar 45 centimeter.Selain itu Barracuda merupakan Armoured Personnel Carrier (APC) atau kendaraan angkut pasukan lapis baja yang didesain juga sebagai kendaraan pengintai untuk keperluan keamanan. Lapangan tembak ini berada di Desa Tanjungrejo Kecamatan Jekulo. Berdekatan dengan bendung Logung yang berkapasitas 20 juta meter kubik.  Berukuran 83 x 128 meter dan tentu berstandar nasional. Selain untuk karyawan Pura Group, pihak lain, khususnya Perbakin dipersilahkan menggunakan.

                Hal ini tentu saja  disambut gembira, rasa terimakasih dan bersyukur Ketua Umum Perbakin Kudus Boedhi Tjahyono dan Ketua Harian sekaligus pelatih Yuris Februari.  “Kami sudah  menggunakan lapangan tembak Barracuda sebagai tempat latihan setiap hari Minggu.  Dan untuk saat ini kami tengah mempersiapkan 12 atlet ( 6 putra, 6 putri) kami untuk menghadapi Pekan pelajar daerah (Popda) Provinsi Jawa Tengah Juni 2025,” tuturnya, dalam obrolan bertiga  dengan Elmu melalui saluran telepon.

Pelatih Perbakin Kudus- Yuris Februari, bersama Ketua Koni Sulistiyanto, Kepala Disdikpora Harjuna Widada beserta staf dan pengurus Perbakin Foto istimewa,

              Ke-12 atlet  menembak usia Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diharapkan mampu meraih prestasi terbaik. Dan mereka nantinya yang akan diterjunkan untuk mengikuti pra Porprov Jateng ke-XVII/2026 . Popda itu sendiri merupakan bagian program yang digelar dan dibiayai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga  (Disdikpora) kabupaten/kota/provinsi. Serta sebagai upaya dan bentuk pembinaan olahraga usia dini (tingkat pelajar)

                Popda  Juni 2025, bagi Perbakin Kudus juga dijadikan salah satu tolok ukur bagi pengurus hingga para atletnya. “ Kami  saat ini berada  di kisaran  10 besar Jawa Tengah dan  bertekat menyodok di urutan yang lebih atas,” tambah Yuris.

          Sekaligus untuk memberikan daya tarik kepada warga Kudus  untuk menjadi anggota Perbakin.  Meski cabor menembak tergolong cabor menengah ke atas. Mengingat harga peralatan utama berupa senapan , pestol dan pelurunya lumayan mahal.  “Namun ketika atlet mampu  berprestasi di tingkat lokal, nasional bahkan internasional, bakal muncul sponsor, yang meringankan dan bahkan menguntungkan para atlet,” tuturnya.

Silvia Gani

           Olahraga menembak di Kabupaten Kudus sebenarnya  sudah  dikenal sejak puluhan tahun lalu. Bahkan salah satu atlet perempuan yang bernama asli : Maria Egnatia Shanti Dewi, atau akrab dipanggil Silvia Gani, mampu  berprestasi  di tingkat nasional hingga internasional. Bahkan juga didapuk sebagai wasit.

             Menurut kantor berita Antara  Desember 2021, Dari tangan atlet menembak kelahiran Malang, Jawa Timur, 23 Juli 1948 tersebut lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang di berbagai kejuaraan internasional seperti di SEA Games 1989 di Kualalumpur, Malaysia, setelah berhasil merebut dua medali emas dari nomor perorangan dan beregu untuk nomor spesialisasinya air rifle. Kemudian pada Pesta Olahraga Asia Tenggara 1991 di Manila, Filipina, ibu satu putra Maximilian Gani tersebut juga berhasil menyumbangkan medali emas untuk kontingen Indonesia dari nomor perorangan air rifle.

Silvia Gani- saat masih menjadi atlet nasional Perbakin.

         Belum lagi prestasi yang diraih Silvia Gani saat membela Jawa Tengah tampil pada Pekan Olahraga Nasional (PON) hingga kejuaraan-kejuaraan yang sifatnya perorangan atas nama klub atau daerah. Bakat di cabang olahraga yang ditekuninya tersebut bukan dimulai sejak kecil saat di Malang tetapi justru ketika sudah menikah dengan FA Gani Sandjaya (almarhum), ketika itu pengurus Pengcab Perbakin Kabupaten Kudus. "Di keluarga saya sendiri sebenarnya tidak ada yang senang olahraga, bahkan ketika saya menjadi juara dalam berbagai kejuaraan menembak, keluarga saya justru heran kenapa bisa seperti itu," katanya.

              Menurut dia, dirinya belajar menembak justru dari suaminya. "Suatu saat saya diajak berburu ke hutan, tetapi saat itu saya takut kalau berburu malam hari sehingga saya berangkat pagi hari," katanya. Pada saat itu, lanjut dia, dirinya disuruh suaminya untuk memegang senapan dan menembak kelelawar yang bergelantungan. "Saat itu pertama kali menembak ternyata tepat sasaran dan kelelawar itu jatuh. Suami dan salah satu saudara saya kaget dan sempat bilang `wah titis` (bahasa Jawa yang artinya kena tepat sasaran), kenapa nggak dimasukkan ke Perbakin saja," katanya.

          Tetapi, setelah itu tidak ada kelanjutannya, artinya tidak langsung masuk Perbakin tetapi sekitar 1979-an, suaminya membuat lapangan tembak di rumah dan dirinya mulai berlatih. Sejak saat itulah kepiawaian menembak akhirnya didapatkan hingga pensiun menjadi atlet pada 1979.

             Pada 1982, Silvia Gani yang sudah memiliki satu anak tersebut diberi kesempatan mengikuti seleksi untuk tim nasional yang akan diterjunkan pada kejuaraan menembak di Caracas, Venezuela. "Saat itu saya masuk tetapi tidak diberangkatkan dan yang berangkat adalah seniornya, Lely Sampoerna," katanya. Baru pada 1983, Silvia Gani masuk pemusatan latihan nasional untuk persiapan tampil pada kejuaraan menembak antarnegara Asia Tenggara atau SEASA di Jakarta. "Sejak itu saya menjadi langganan pemain pelatnas tanpa putus hingga 1997," katanya.. 

Silvia Gani - saat berusia 75 tahun dan hingga saat sekarang masih dalam kondisi sehat. Foto istimewa.

            Sosok Silvia Gani  yang sempat nongol di lapangan tembak Barracuda, bisa menjadi cermin-panutan bagi calon dan atlet menembak pada umumnya. Khususnya warga Kudus untuk mewarisi ilmunya  dan  Pura Group telah   menyediakan  lapangan tembaknya, Kita tunggu dan buktikan Perbakin Kudus mampu berprestasi lebih  baik lagi. Semoga. (Sup)

 

Halaman:

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

img single