Kudus, Elang Murianews (Elmu) - Perusahaan umum (Perum) Badan urusan logistik (Bulog) Kabupaten Kudus, hingga Selasa ( 29/4/2025) mampu menyerap 3.091.143 kilogram atau 3.091,1 ton beras dan 115.350 kilogram ( 115,3 ton) gabah dari petani. Jumlah tersebut kemungkinan besar tidak akan bertambah secara signifikan, karena sebagian besar tanaman padi di Kota Kretek ini sudah rampung panen. Bahkan sebagian besar sawah yang tersebar di Kecamatan Undaan, Jekulo, Kaliwungu, Jati ,Mejobo, Gebog, Bae sudah memasuki musim tanam (MT) II/2024/2025.
Menurut Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Perkebunan pada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaetn Kudus, Agus Setiawan, Rabu ( 30/4/2025), total beras sebanyak 3.091,1 ton tersebut diperoleh atas kerjasama dengan 10 usaha dagang (UD) bagian dari kewajiban pelayanan publik (PSO) yang ada di Kudus. “Sedang 115, 3 ton gabah kering panen dibeli dengan harga Rp 6.500 per kilogram dari petani di 7 diantara 9 kecamatan yang ada di Kudus,” tuturnya, Rabu ( 30/4/2025).
Dari tujuh pemasok gabah tersebut, petani di Kecamatan Kaliwungu yang terbanyak, dengan jumlah 254,9 ton. Disusul Gebog 116,9 ton dan Jati 60,5 ton. Sedang Kecamatan Undaan yang memiliki sawah terluas di Kabupaten Kudus dan nyaris seluruhnya memperoleh pasokan air secara kontinyu dari Waduk Kedung Ombo, hanya terserap 42,0 7 ton saja. Hal ini disebabkan, sebagian besar diantara 5.805,02 hektar sawah ditanami padi ketan (Oryza sativa L. var. glutinosa)
Begitu pula di Kecamatan Jekulo, yang sebagian besar sawahnya yang mencapai lebih dari 5.000 hektar memperoleh gelontoran air secara rutin (irigasi) bendung/waduk Logung, hanya menyerap 29,7 ton saja.. Agus Setuawan menambahkan, dalam musim panen perdana 2025, hasil produksi (produktivitas/provitas) tanaman padi per hektar di Kabupaten Kudus mencapai 6,5 ton gabah kering panen (GKP). Dengan total panen 61.229 ton GKP dari luas panen 9.772 hektar.
Perolehan hasil produksi 61.229 ton GKP tersebut, sudah beberapa kali lipat dibanding dengan total kebutuhan beras penduduk Kabupaten Kudus yang “hanya “ 21.199 ton /tahun. Dihitung dari jumlah penduduk yang tercatat 883.320 jiwa dengan mengkomsumsi beras 200 gram/hari/jiwa. Selain untuk cadangan pangan, selebihnya Kudus mampu menjual berasnya ke daerah lain. Bahkan mampu menembus pasar beras induk terbesar di Indonesia yang berada di Cipinang Jakarta, karena kualitasnya mampu bersaing.(Sup).