Bupati Kudus: Hidupkan Kembali Karawitan !

elangmur - Jumat, 11 April 2025 | 04:49 WIB

Post View : 338

Bupati Kudus- Samani Intakoris(tengah)- saat menerima sebagian pengurus Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Kabupaten Kudus di salah satu ruang tamu rumah dinas bupati Kudus, Rabu ( 9/4/2025) Foto istimewa.

Kudus, Elang Murianews (Elmu)- Bupati Kudus, Samani Intakoris menyetujui usulan dari Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) untuk menghidupkan , menggalakkan dan nguri-uri  seni karawitan. Sedang langkah awal yang akan dilakukan, mengembalikan seperangkat gamelan yang semula dipajang di pojok dalam pendopo kabupaten, namun sejak era Bupati Kudus Hartopo justru digudangkan. “Nanti akan saya tanyakan kepada staf lebih dahulu. Di mana gamelan itu sekarang berada dan kondisinya seperti apa. Lalu saya akan gelar klenengan di pendopo setiap selapan (35 hari) secara terbuka untuk umum,” ujar Samani, saat bertemu dengan sejumlah pengurus KSBN Kudus di salah satu ruang tamu rumah dinas bupati, Rabu siang ( 9/4/2025).

             Klenengan menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah : pertunjukan orkes karawitan Jawa. Dan secara umum, klenengan merupakan pertemuan informal antar  musisi tradisional Jawa  untuk bermain musik( gamelan) secara improvisasi. Dalam   lingkungan yang santai dan penuh keakraban.Mereka saling berinteraksi dan menciptakan harmoni yang indah

             Sedang  Gamelan sudah ditetapkan Organisasi Pendidikan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa Bangsa (Unesco) sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTb/ intangible cultular heritage)) di Paris Perancis , Rabu ( 15/12/2021).

Seperangkat gamelan- milik Pemkab Kudus yang dipajang di sudut pendopo kabupaten. Foto dokumentasi Sup ( 27/10/2022).

             Dan menurut UNESCO, gamelan sebagai salah satu sarana ekspresi budaya serta sarana membangun relasi antara manusia dan semesta. Diakui pula  gamelan yang dimainkan dalam orkestra memuat nilai saling menghormati, me-ngasihi, dan peduli kepada sesama manusia.

            Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui akun media sosial , Rabu ( 15/12/2021) menyambut baik UNESCO atas  penetapan gamelan sebagai WBTb Dan gamelan sudah lama menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia yang terus dipelajari, dikembangkan, dan diwariskan kepada generasi berikutnya.”Indonesia akan terus melestarikan gamelan melalui pendidikan dan pelatihan, se-cara formal dan nonformal. Melalui festival, pawai, pertunjukan, dan pertukaran budaya,” tuturnya.

               Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim menyatakan bangga dengan penetapan gamelan sebagai WBTb. Gamelan merupakan identitas dan kebanggaan bagi masyarakat Indonesia. Gamelan juga memengaruhi perkembangan musik Indonesia dan dunia.

                Sedang menurut Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid , penetapan ini akan meningkatkan citra bangsa Indonesia di mata dunia. ”Ini berarti semakin dituntut untuk melestarikan warisan budaya gamelan. Ini juga menjadi tantangan kita semua untuk menunjukkan ke dunia tentang upaya Indonesia memajukan kebudayaan,” ucapnya.

              Etnomusikolog Franki Raden menambahkan ,gamelan tidak sekadar WBTb, namun gamelan punya pengaruh besar dalam perkembangan musik di dunia. Khususnya musik di abad ke-20. Lalu menurut budayawan Sardono W Kusumo, gamelan berpengaruh pada perkembangan seni teater dunia. Hali ni berkaca dari seniman teater Antonin Artaud yang terpengaruh tarian Bali dengan iringan gamelan masa lalu.

                   Dan menurut Giyono dan Nawanto, pensiunan Dinas kebudayaan dan pariwisata (Disbudpar) Kudus, perlu digalakkan lagi pelatihan hingga lomba ketrampilan karawitan di Kota Kretek. Terutama untuk kalangan pelajar Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan hingga perguruan tinggi. Selain itu karawitan dimasukkan sebagai kurikulum wajib belajar- bukan lagi sebagai ekstra kurikuler. Sejalan dengan itu dicari-diangkat guru seni karawitan

                Sedang gamelan itu sendiri antara lain terdiri dari :bonang, kenong, gambang, saron, kendhang, chelempung, rebab, siter, gender, kempul, gong, kethuk kempyang, slenthem dan suling.Dan gamelan milik Pemkab Kudus, yang saat ini tidak diketahui ditaruh di mana, termasuk gamelan kuno dan diduga dibuat era bupati masa penjajahan Belanda, serta tergolong benda cagar budaya.(Sup)

Digudangkan - inilah seperangkat gamelan milik Pemkab Kudus, yang disingkirkan dari pendopo kabupaten ke Gudang. - bagian belakang rumah dinas bupati. Foto Sup

 

Halaman:

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

img single