Dioperasikan, Ekskavator Amfibi

elangmur - Rabu, 23 Juli 2025 | 06:27 WIB

Post View : 189

Ekskavator amfibi - yang mampu bekerja di perairan/sungai maupun di darat. Seperti yang terlihat pada normalisasi Sungai Wulan , Senin ( 21/7/2025) Foto Sup.

Kudus, Elang Murianews (Elmu) – Proyek normalisasi Sungai Wulan tidak hanya ditandai dengan dana cukup besar dari APBN 2024 sebanyak Rp 433.651.393.623,- , namun juga pengerahan armada puluhan dump truk serta alat berat setiap harinya. Diantaranya yang menarik alat berat ekskavator amfibi. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, amfibi adalah hewan yang bisa hidup di dua alam, yaitu di air dan didarat.

       Alat berat itu meliputi : Ekskavator, yang berfungsi untuk pengerukan sedimen, tanah, dan material lain yang mengendap di dasar sungai. Dengan jenis : Ekskavator Standar(untuk pekerjaan umum, seperti pengerukan dan pemindahan material),Ekskavator Long Arm(jangkauan lebih jauh, cocok untuk sungai yang lebar atau dalam), Ekskavator Amfibi (mampu beroperasi di air, cocok untuk sungai dengan kondisi berlumpur atau rawa).

Ekskavator standar- yang berfungsi antara lain mengeruk lumpur/tanah. Foto Sup (21/7/20255)

     Lalu : Dozer yang berfungsi mendorong material hasil pengerukan ke lokasi pembuangan, meratakan tanggul, dan membersihkan area sekitar sungai. Buldoser (meratakan tanah dan membersihkan area proyek), Loader (memuat material hasil pengerukan ke truk pengangkut), Vibro Roller (memadatkan tanah, terutama pada perbaikan tanggul). Sedang alat berat khusus bernama Draglinem yang berfungsi menggali material dari jarak jauh, cocok untuk sungai yang dalam atau area yang sulit dijangkau.

Dozer, dump truk, bulldozer- dikerahkan setiap hari untuk normalisasi Sungai Wulan Foto Sup

       Pengerukan Sungai Wulan yang berada di wilayah Dukuh Goleng Desa Pasuruhan Lor Kecamatan Jati Kabupaten Kudus, sempat disaksikan secara langsung Penjabat Gubernur Jawa Tengah ,Nana Sudjana, yang antara lain didampingi Penjabat Bupati Kudus, Herda Helmijaya , Kamis (6/2/2025), saat kondisi normalisasi baru mencapai sekitar empat persen.

     Panjang sungai yang dinormalisasi “hanya” 30 kilometer, meski sebenarnya , panjang Sungai Wulan tercatat 48, 62 kilometer. Terbentang sejak dari Pintu Pembagi/Pengatur Banjir Wilalung Desa Kalirejo Kecamatan Undaan Kudus hingga Laut Jawa di wilayah Kemacatan Wedung Kabupaten Demak. Dan Sungai Wulan dibangun kali pertama sejak tahun 1892.

       Sedang desain normalisasi Sungai Wulan, antara lain lebar rata –rata 80 meter, kemiringan tebing 1 banding 2, serta kemiringan dasar sungai : 0,0001015. Normalisasi yang butuh waktu sekitar setahun ini, diproyeksikan, mampu menampung debit air/banjir hingga lebih dari 1.300 meter kubik/detik. Sehingga mampu meredam bencana banjir rutin yang menerjang sebagian besar wilayah di Kabupaten Kudus, sebagian wilayah Jepara (Kecamatan Mayong, Welahan), dan Kabupaten Demak ( Kecamatan Karanganyar, Gajah, Mijen). (sup).

Halaman:

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

img single