Kudus,Elangmuria-news- Keterlibatan 41 universitas dan perguruan tinggi yang diduga terlibat Tindak Pidana PerdaganganOrang (TPPO) berkedok magang mahasiswa ( ferienjob) di Jerman dan 1900 mahasiswa korban TPPO adalah bagian dari fakta Indonesia masuk situasi darurat perdagangan orang .
Oleh karena itu, Patar Sihotang, selaku Ketua Human Traffickng Watch (HTW) meminta kepada Presiden Joko Widodo , pada konfrensi pers , usai menyampaikan surat usulan saran pendapat kepada Presiden Senin 1 April 2024 . “ sudah saat yang tepat waktu dan kondisinya jika Presiden menyampaikan dan mengumumkan, bahwa INDONESIA DARURAT PERDAGANGAN ORANG,” tegasnya.
Sementara itu Migrant Watch sebagai organisasi independen mitra PBB dalam penanganan masalah buruh migran telah mengecam pernyataan pihak Kepolisian RI bahwa program ferienjob di Jerman diduga sebagai TPPO.
Migrant Watch menilai Kepolisian RI salah memahami program tersebut.Bahkan dinyatakan: ”Kok begitu entengnya kepolisian menyeret kasus mahasiswa yang ikut program ferienjob diJerman adalah TPPO. Itu sangat sadis dan keliru. Apakah ini karena kepolisiantidak mengerti definisi TPPO atau bentuk kriminalisasi pada perguruan tinggi”(medcom.id, 24/3/2024).
Akhir-akhir ini media ramai memberitakan kasus 33 perguruan tinggi di Indonesia yang diduga terlibat kasus tindak pidana perdagangan orang berkedok magang mahasiswa(ferienjob) di Jerman. Dilaporkan terdapat 1.047 mahasiswa yang menjadi korban tindak pidana kejahatan lintas negara ini. Pihak kepolisian bahkan telah menetapkan lima tersangka, dua di Jerman dan tiga di Indonesia.
Para ter-sangka dijerat Pasal 4 Undang-UndangNomor 21 Tahun 2007 tentang Pem-berantasan Tindak Pidana PerdaganganOrang (TPPO) dengan ancaman penjarapaling lama 15 tahun dan denda Rp 600 juta.
Dan menurut Hafid Abbas, mantan Ketua Komnas HAM RI, yang dikutip dari Harian Kompas, Senin 1 April , Tentu amat keliru jika melalui kasusini ada tendensi untuk melakukan kriminalisasi terhadap perguruan tinggi.
Esensi perdagangan orang dan ”ferienjob” di Jerman Pada Panduan Penanganan TPPO(2021) yang disusun bersama antara United Nations International Organization for Migration (UN IOM) dan Kejaksaan Agung RI, TPPO dinilai sebagai kejahatan luar biasa terhadap harkat martabat manusia.
Korbannya dalam kendali untuk dieksploitasi dengan berbagai modus operandi, seperti eksploitasi seksual,eksploitasi anak, eksploitasi pekerja migran, dan eksploitasi berupa transplantasi organ tubuh manusia.
Cara melakukannya pun amat sadis,antara lain ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan kepada korban dan/atau keluarga korban, dilakukan dengan penculikan, dan seterusnya. Sing katnya, korban berada dalam kondisi teraniaya dan menderita psikis berat.
Dengan menggunakan kriteria TPPO itu,terlihat sekali perbedaannya dengan pelaksanaan ferienjob di Jerman. Program ini adalah sebuah program resmi Pemerintah Jerman untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa dari berbagai negara untuk bekerja paruh waktu dengan tenaga fisik di bi-dang pekerjaan yang ditawarkan di berbagai perusahaan atau jenis pekerjaan di Jerman.
Sebagai negara maju,Jerman adalah salah satu negara paling aman di dunia bagi mahasiswa asing. Bahkan,menurut hasil survey Kementerian Pendidikan Jerman, lebih dari 80 persen mahasiswa internasionalnya mengaku tidak pernah mengalami gangguan keamanan (DAAD, 2021).
Jika ada masalah, siapa pun dapat menghubungi polisi selama 24 jam dengan cukup menekan telepon 110.Oleh Pemerintah Jerman, pelaksanaan ferienjob dinilai sangat aman dan diatur dalam Pasal 14Ayat(2) Ordonansi Ketenagakerjaan Jerman, BeschÄftig-ungsverordnung/BeschV) yang menyatakan ferienjob dilakukan hanya pada saat ”official semester break” atau libur semester resmi, durasinya 90 hari.
Selain sangat aman, Jerman adalah salah satu negara yang paling menyenangkan untuk menikmati pendidikan tinggi karena standar mutunya amat tinggi (world class), bebas uang kuliah,mahasiswa bisa kerja sambil kuliah, dan jika libur bisa ikut program ferienjob.
Belajar di Jerman.
Sebanyak 423 universitas dan pendidikan tinggi di Jerman umumnya memiliki akreditasi sebagai world class university dan tradisi akademik yang terpelihara dari masa ke masa.Technical University of Munich yang berada di peringkat ke-37 terbaik dunia, misalnya, unggul di bidang data engineering and analytics, management, computer science, dan business & economics dan menawarkan lebih dari 200 prog-ram gelar sarjana, master, dan doktor.
Selain membebaskan uang kuliah kepada mahasiswanya, universitas yang berdiri sejak 1868 ini juga menawarkan biaya penelitian unggulan apabila usulan penelitiannya dinilai akan menghasilkan produk teknologi inovatif. Anggaran tahunannya 1,9 miliar euro (2022).
Begitu pula Heidelberg University yang menempati peringkat terbaik ke-87dunia, berdiri sejak 1386, unggul di bidang ancient history,biomedical enginee-ring, earth sciences,law, political science,scientific computing,dan sociology, tersebar di lebih dari 180 program studi.
Sekitar 20 persen dari jumlah mahasiswanya yang sekitar 30.000 adalah mahasiswa internasional.Bandingkan dengan Indonesia dengan jumlah perguruan tinggi (PT)mendekati 4.700, belum satu pun yang berada di peringkat terbaik 100 PT dunia.
Dapat dibayangkan jika Presiden Habibie tidak belajar di Jerman, belum tentu beliau bisa membuat pesawat terbang dan menjadi presiden Indonesia.
”Ferienjob”: apanya yang salah
Saya mewawancarai seorang mahasiswa yang mengikuti program ferienjobini. Kesannya amat positif, dapat mengikuti keseluruhan program ini tanpa keluhan dan kendala yang berarti. Total biaya yang dikeluarkan sebelum pemberangkatan berkisar Rp 10 juta, sudah termasuk pengurusan visa, asuransi, pe-nyiapan dokumen-dokumen dan pembayaran 350 euro kepada perusahaan yang memfasilitasinya (PT SHB).
Dua bulan sebelum pemberangkatannya ke Jerman, ia dibekali tambahan penguasaan bahasa Jerman selama sebulan, bahasa Inggris, dan pengenalan budaya Jerman juga selama sebulan.Pembekalan ini dilakukan oleh pihak universitasnya tanpa biaya.
Mahasiswa ini berangkat ke Jerman dengan Oman Air pada 2 Oktober 2023 dan kembali ke Jakarta dengan Turkish Air pada 29 Desember 2023. Total biaya tiket pulang pergi Rp 23 juta.Ketika tiba di Berlin, mahasiswa ini menjalani masa adaptasi selama limahari, baru mulai bekerja pada 7 Oktober dengan penempatan yang diatur oleh PTSHB.
Ia ditempatkan di satu kafe di saturest park di luar kota Berlin, tepatnya diSerways RaststÄtte Eichsfeld SÜd diKirchworbis. Ia bekerja 7-8 jam sehari sesuai dengan waktu sif-nya dan hanya bekerja selama 20 hari sebulan.
Ia mengaku dapat menerapkan ilmunya sambil belajar bagaimana berinteraksi dengan sesama pegawai lain,mengamati bagaimana perusahaan itu dikelola, dan bagaimana melayani dan berinteraksi dengan para tamu dari ber-bagai suku bangsa dengan menggunakan bahasa Jerman atau bahasa Inggris.
Ia terekspos ke pergaulan dunia, mendapatkan pengalaman dan ilmu yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.Pada bulan pertama, ia memperoleh upah 1.500 euro, bulan kedua naik men-jadi 1.600 euro, dan bulan ketiga menda-pat 1.700 euro.
Di luar dugaannya, ketika sudah selesai masa kerja, oleh perusahaan tempatnya bekerja, ia diberi bonus 2.000 euro karena tak pernah cuti.Dengan segudang pengalaman yang begitu berkesan selama tiga bulan mengikuti ferienjob di Jerman, ia berniat meneruskan kuliahnya kelak ke jenjangS-2 dan S-3 karena sudah mengetahui bahwa belajar di Jerman akan bebas uang kuliah dan bisa bekerja paruh waktu. Setelah tiba kembali ditengah-tengah keluarganya di Tanah Air,ternyata ia masih bisa menyimpan uangyang diperoleh dari ferienjob sebesar Rp15 juta.
Jika Direktorat Jenderal PendidikanTinggi(Dikti) menilai pelaksanaan program ini belum sempurna sesuai dengan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) MendikbudristekNadiem Makarim, pertanyaannya apakah program ini harus dihentikan?
Kasus empat mahasiswa Indonesia yang mengadu keKBRI diBerlin tentang beragam masalah yang dialaminya ketika mengikuti ferienjob tentu tidak tepat jika digeneralisasi kepada 1.043mahasiswa lainnya, sebab setiap mahasiswa memiliki latar belakang dan tempat kerja yang berbeda.
Salah seorang di antara mahasiswa itu memang tak sanggup bekerja dengan mengandalkan tenaga fisiknya. Ternyata, anak ini memiliki penyakit bawaan (hepatitis).Dari pengamatan ini, sudah selayak-nya penghentian program ferienjob dicabut kembali, dan para profesor dari perguruan tinggi yang telah mendukung program ini segera dibebaskan statusnya sebagai tersangka.
Jika terjadi kekeliruan dalam pena-nganan masalah ini, cukup ditangani oleh Ditjen Dikti dengan melibatkan masing-masing pimpinan perguruan tinggi yang bersangkutan dan dari pihak Jerman biarlah ini juga diselesaikan oleh pihak Pemerintah Jerman sendiri.
Jika diteruskan, kepolisian dapat mengadopsi penanganan kasus ini melalui Al-ternative Dispute Resolution (ADR).Semoga masalah yang telah menimpa 33 perguruan tinggi dapat menjadi pelajaran yang amat berharga bagi pem-binaan pendidikan tinggi di Tanah Air,kini dan ke depan.(Sup).