Kudus, Elang Murianews (Elmu)- Ketua Umum Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Provinsi Jawa Tengah Agus Wariyanto menyatakan pentas pertunjukan wayang klithik (Waki) Desa Wonosoco Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus yang mulai langka, butuh inovasi budaya untuk melestarikan dan mengembangkannya. “sehingga semakin populer -dikenal generasi muda kita. Dengan demikian, seiring perubahan zaman, generasi muda tetap terinspirasi dan mampu bertransformasi di era modern tanpa tercerabut dari akar budaya nenek moyang. Untuk itu, perlu keterpanggilan dan kepedulian semua pihak,” tuturnya kepada Elmu, Rabu ( 30/7/205).
Menurut Agus Wariyanto, yang hadir langsung pada pentas Wakli di Taman Krida Wergu Wetan Kota Kudus, Selasa kemarin ( 29/7/2025), Wakli sebagai sebagai intengible culture , atau warisan budaya tak benda, mempunyai peranan sebagai media membangun moral dan karakter bangsa. “Selain itu, bagi yang melihat Wakli bisa sebagai edukasi dan literasi budaya berbasi kearifan lokal.”
Sedang guru besar dalam bidang ilmu sejarah dan kebudayaan Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kudus, Moh. Rosyid, untuk melestarikan Wakli, Pemkab Kudus harus menjembatani sumber kesejahteraan atau pekerjaan, agar dalang dan 12-15 personil Wakli tidak bekerja di luar daerah karena jika ada tamu yang ingin memahami dan mendialogkan Wakli dapat dilayani.
Lalu tradisi apitan yakni pagelaran wayang kulit mengundang kelompok wayang kulit dari luar daerah setiap Bulan Apit, seyogyanya memanfaatkan Wakli agar dalang beserta kelompoknya mendapatkan tambahan kesejahteraan dari honor manggung.
Kemudian , pemerintah menyediakan area untuk menyimpan wayang klitik produksi tahun 1969 yang telah rusak “dimuseumkan” supaya dapat disaksikan generasi masa mendatang. Jenis wayang klitik yang selama ini hanya 60 jenis/pelaku/nama dapat diperbanyak. “Selain .itu perlu sentuhan yang bijak agar wayang klitik tetap menarik dengan dipertahankan keunikan dan kelangkaannya dengan dikenalkan pada peserta didik dalam bentuk ekstrakulikuler (ekskul). Sebagaimana pengenalan musik tradisional angklung dari Jabar dan gambang kromong Betawi (Jakarta )(Sup).