Kudus,Elangmurianews- Judul di atas, dicuplik dari komentar Hendi Hendro dari Universitas Muria Kudus (UMK). Setelah melihat susunan manajemen Persiku Kudus 2023/2024. Diantaranya tertulis dewan penasihat, Nusron Wahid dan Mawahib. Kakak beradik dari salah satu partai besar di Indonesia. “Jika pengelolaan masih ditunggangi kepentingan politik dan untuk cari duwit tidak akan berkembang. Maka perusahaan di Kudus tidak mau terlibat terlalu jauh ikut perkecimpung di dalamnya. Lebih baik membuat klub seniti. Komite olahraganyapun sarat dengan kepentingan lain. Bagaimana mau maju berkembang,” ujarnya melalui WhatsApp (WA), Minggu 28 April 2024.
Dan ternyata Nusron , Mawabib, Ketua DPRD Kudus Masan yang dikenal sebagai salah satu tokoh PDIP, Hartopo mantan bupati Kudus, Ketua Umum Koni Kudus, Sulistiyanto dan Pejabat (Pj) bupati Kudus, Hasan Chabibie, hadir dalam acara halal bihalal yang digelar manajemen Persiku . “Intinya dalam acara tersebut masalah Persiku bisa masuk /promosi ke Liga 2,” tutur salah mantan pemain Persiku Divisi Utama yang turut diundang yang berlangsung Jumat malam 26 April 2024 di komplek stadion baru milik PT Djarum Desa Rendeng Kecamatan Kota Kudus.
Persiku saat ini tercatat sebagai salah satu diantara 80 peserta kompetisi Liga 3 nasional yang akan digelar secara serentak mulai Selasa 30/4/2024. Dan Persiku dipercaya sebagai tuan rumah grup I, yang diikuti tim 757 Keprijaya (Batam Riau), Persipu (Persatuan Sepakbola Inspirasi Pemuda, Depok), Polmas (Persatuan Sepakbola Polewali Mandar dan Sekitar , Sulawesi Barat) dan Persipal Palu Sulawesi Tengah.
Persiku meraih prestasi puncak pada tahun 1994, yaitu mampu menembus Divisi Utama,kasta tertinggi di PSSI saat itu. Setelah Persiku- klub perserikatan sepakbola Kota Kretek yang didirikan 1 Januari 1934. Dan prestasi tersebut saat ditangani pelatih Riosno Asnan dan Bupati Kudus Soedarsono.
Namun kejayaan itu diraih hanya sesaat- seperti pepatah Jawa mengatakan mung mampir ngombe. Sebab setelah mengikuti kompetisi yang perdana, pada kompetisi berikutnya dua kali berturut turut absen- akhirnya terdegrasi. Salah satu penyebabnya, Pemkab Kudus tidak bersedia membiayai. “Lebih baik membangun pasar, dari pada untuk membiayai Persiku,” cetus Soedarsono saat itu.
Tidak semudah membalik telapak tangan - bagi tokoh partai, pimpinan dewan dan pimpnan daerah untuk mengembalikan kejayaan Persiku Macan Muria. Satu tahapan untuk lolos dari Liga 3 untuk promosi Liga 2 saja masih butuh perjuangan ekstra keras.
Betapa tidak ! Sebab, peserta kompetisinya cukup besar, sehingga harus melewati tahap demi tahap. Dari 80 besar, naik ke 32 besar, hingga akhirnya bisa lolos ke babak yang diidamkan-promosi ke Liga 2.
Persiku Liga 3 2023/2024 masih beruntung menembus babak 80 besar, karena adanya penambahan kuota. Sempat di partai penentu dikalahkan Persibangga Purbalingga. Persiku Liga 3 berangkat bertempur dengan kondisi “ tidak baik baik saja”.
Antara lain ditandai dengan “kudeta”, sehingga Ilham Akbar didapuk sebagai manajer tim hanya bermodal dana segar Rp 7 juta dan semangat anak muda. Dia berhasil menggaet pelatih Danny Rumba yang pernah memperkuat PSMS Medan, Madura United, PSS Sleman, PSIS Semarang, bahkan sempat menjadi pemain merangkap asisten pelatih Persiku.
Tentu dalam setengah perjalanan ini banyak sekali “dinamika” yang muncul- terutama menyangkut dana. Ketua Koni Kudus, Sulistiyanto yang baru bebeberapa bulan dilantik dipastikan tidak mampu membantu. Apalagi dana hibah APBD 2024 sebesar Rp 3 miliar belum cair.
Dan ada kabar baik Pj bupati akan membantu. Entah berapa jumlahnya dan kapan realisasinya. Sedang Nusron, Mawahib dan Masan tentu juga akan turun tangan sesuai “kapasitas dan kepentingan politiknya”.
Terlepas dari berbagai bentuk “bantuan”yang akan diterima Ilham, tentu tidak terlepas dari perjuangan pejabat, Koni/Askab PSSI, manajer tim dan pelatih sebelumnya. Terakhir saat Bupati Kudus Tamzil ( sebelum terjaring operasi tangkap tangan(OTT) bersama pelatih Subangkit dan manajer tim Bismark atau akrab disapa Mamak “menangani “ Persiku Liga 3 tahun 2019 dengan modal konon sebesar Rp 4 miliar.
Subangkit dikenal pelatih berlisensi A/AFC dan sudah malang melintang menangani tim tim besar. Mamak juga tidak asing bagi masyarakat bola di Kota Kretek. Dan Tamzil tercatat sebagai bupati Kudus yang cukup getol membantu Persiku- sehingga dia sempat dinobatkan sebagai Bapak Persiku.
Namun Tamzil, Subangkit dan Mamak, nampaknya bernasib kurang beruntung karena belum/tidak mampu mengangkat Persiku ke liga 2. Kemudian posisi pelatih sempat digantikan Hartono Ruslan dan manajer timnya Sunarto. Namun sial, sebelum melangkah untuk terjun bertanding di arena kompetisi, terhadang “bencana nasional” Covid-19.
Dan kini, Ilham yang dikenal sebagai ketua Suporter Macan Muria (SMM) dan Danny Rumba bersertifikat B/AFC tampil sebagai manajer dan pelatih. Untuk berjuang menembus, mengangkat, mempromosikan Persiku ke Liga 2 dengan posisi akhir sebagai peserta Liga 3 babak 80 besar nasional . Apakah mampu membuat “sejarah”. Mari kita tunggu dan kita doakan bersama agar berhasil. Memang tidak semudah membalik telapak tangan. Tetapi “bola itu bundar”. Tidak ada yang mustahil dan siapa tahu “dewi/dewa” keberuntungan memihak Ilham,Danny Rumba dan segenap “pasukan tempurnya” Persiku Macan Muria. (sup)