Kudus, Elang Murianews (Elmu)- Himpunan Pandu dan Pramuka Wreda (Hiprada) Provinsi Jawa Tengah, dijadwalkan akan menggelar seminar Pos Pemberdayaan Masyaeakat (PPM) di Balai Desa Terban Kecamatan Jekulo (Kudus) Sabtu (5/7/2025). Dilanjutkan dengan penanaman 25 bibit kelapa hibrida dan 30 bibit alpukat di Petak 21 C Bukit Patiayam.
Menurut rencana seminar akan dibuka Wakil Gubernur Jawa Tengah,Taj Yasin Maimoen atau akrab dipanggil Gus Yasin. Dan menghadirkan tiga nara sumber , yang antara lain memafaatkan lahan kosong untuk kesejahteraan masyarakat. Lalu strategi penyadaran masyarakat melakukan kegiatan berbasis kearifan lokal dalam perspektif pendidikan karakter.
Bukit Patiayam merupakan bagian dari Gunung Muria. Luasnya mencapai 2.902,2 hektar, yang tersebar di wilayah Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus ( 1.573,5 hektar) dan di wilayah Kecamatan Margorejo, Gembong, Tlogowungu Kabupaten Pati, 1.328,7 hektar Merupakan kawasan milik Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pati.
Kawasan ini telah ditetapkan sebagai Situs Patiayam benda cagar budayab pada 22 September 2005, berdasarkan surat keputusan Kepala Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Provinsi Jawa Tengah nomor 988/102.SP/BP3/P.IX/2005. Situs artinya, lokasi yang mengandung atau diduga mengandung benda cagar budaya (BCB), termasuk lingkungannya yang diperlukan bagi pengamanannya.
Sampai dengan Kamis malam (3/7/2025) belum diketahui secara pasti kenapa Hiprada memilih menanam 25 bibit kelapa hibrida dan 30 bibit alpukat di Situs Patiayam. Namun menurut data yang dihimpun Elmu, kelapa hibrida bakal tumbuh dengan baik pada daerah yang berketinggian antara 0 hingga 450 meter di atas permukaan laut. Dengan curah hujan ideal 1.300 - 2.300 mm per tahun. Suhu 20- 27 derajat Celcius. Jenis tanah yang cocok untuk budidaya kelapa hibrida meliputi tanah vulkanik, tanah berpasir, liat berbatu, serta tanah yang memiliki tingkat keasaman (pH) antara 5 hingga 8. Kelapa hibrida, sudah bisa dipanen pada umur 4-5 tahun. Dengan hasil produksi 100- 140 butir/tahun/pohon. Meski ukuran buahnya relarif kecil, tapi dagingnya lebih tebal , sehingga cocok untuk dimanfaatkan sebagai kopra.
Sementara Kepala Desa Terban, Supeno yang ditemui terpisah menambahkan, dalam tahun 2022, PT Djarum sudah membantu aneka jenis bibit buah-buahan hingga penanaman pada lahan seluas 250 hektar. Kemudian pada tahun 2023 seluas 100 hektar. Sedang sebagian warga/pemerintahan desa juga lebih dahulu menanam pada tahun 2020 dan sudah mulai berbuah.(Sup).