Kudus, Elang Murianews (Elmu) – Kenapa Dukuh Goleng dan pedukuhan, serta desa terdekat kebanjiran yang berlangsung Rabu malam (22 Januari 2025). Selain itu lebih cepat kejadiannya dibanding tahun 2024 , yang baru terjadi awal Februari. Menurut Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus akibat meluapnya Sungai Wulan di seputar spillway atau bangunan pelimpah yang terdapat di pedukuhan tersebut.
Namun berdasarkan data yang diperoleh langsung di lapangan, bangunan pelimpah tersebut sebenarnya sudah dibenahi sekitar Oktober – November 2024. Hanya saja belum tahu secara pasti apa saja yang dibenahi.
Sedang di mulut bangunan pelimpah ini adalah Sungai SWD I yang panjangnya tercatat 32,28 kilometer. Membentang sejak Dukuh Goleng sebagai hulu, menuju wilayah Kabupaten Jepara, Demak dan bermuara di Laut Jawa.
Sungai SWD I juga baru selesai dinormalisir pada 2024. Hanya saja saat Elmu, blusukan ke sungai ini, ternyata sejak bangunan pelimpah, jembatan Karangturi hingga masuk wilayah Desa Setrokalangan Kecamatan Kaliwungu (Kudus), bagian dalam tepi tanggul kanan kiri dimanfaat warga setempat untuk dijadikan “sawah “ baru dengan berbagai jenis tanaman. Juga terlihah Sungai SWD in dipenuhi enceng gondok. Ini yang juga menyebabkan SWD I di seputar Goleng- Setrokalangan meluap.
Lalu ketika Jumat siang (24/1/2025), menyusuri tanggul kiri Sungai Wulan sejak dari Jembatan Tanggul Angin hingga Desa Kedungwaru Lor sejauh sekitar 3 (tiga) kilometer, menjumpai tujuh alat berat yang sedang parkir di atas tanggul. Dan dua alat berat lainnya parkir di tepi jalan raya (bawah tanggul).
Dengan lensa panjang, Elmu menyaksikan gundukan tanah yang panjangnya sekitar 100 meter dan ketinggian sekitar 2-3 meter. Gundukan tanah itu nampaknya bekas galian pengerukan lumpur Sungai Wulan. Diperkirakan gundukan tanah tersebut berada di tanah lambiran tanggul kanan Sungai Wulan, masuk wilayah Dukuh Goleng Desa Pasuruhan Lor Kecamatan Jati.
Pengerukan itu dihentikan sementara akibat debit air Sungai Wulan sudah mencapai sekitar 800 meter kubik/detik. Dan beberapa minggu terakhir, ada sebuah alat berat yang terpersorok di lokasi ini. Dengan demikian kemungkinan besar, Dukuh Goleng , Desa Setrokalangan kebanjiran akibat proses pengerukan yang dihentikan sementara.
Selain itu data yang dicatat Elmu, Dukuh Goleng, Setrokalangan diterjang banjir pada awal Februari 2024. Ketika Sungai Wulan debitnya mencapai 900- 1.000 meter kubik/detik. Termasuk tambahan dari Sungai Gelis.
Logikanya saat kondisi debit air Sungai Wulan belum mencapai 800 meter kubik, maka sebagian diantaranya belum perlu dialirkan ke Sungai SWD I. Jika toh tetap dialirkan ke bangunan pelimpah, kemudian melaju ke Sungai SWD I keduanya baru saja dibenahi/ dinormalisasi.
Pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana, yang seringkali dikonfirmasi selalu menolak. Dengan dalih yang berhak memberi keterangan kepada pers/wartawan harus Kepala BBWS Pemali Juwana yang berkedukan di Semarang. Itupun dengan catatan harus mengajukan lebih dahulu secara tertulis/ secara kedinasan lengkap hingga tanda tangan.
Bagi wartawan, hal itu sangat menghambat kerja dan juga tidak lumrah. Selain menyangkut undang undang keterbukaan informasi publik, juga tidak mengindahkan teknologi informasi. Misalnya melalui telepon, whatsapp (WA), hingga surat elektronik. Wartawan antara lain butuh kecepatan informasi hingga data akurat .(Sup)