Kenapa Goleng Lebih Dini Kebanjiran

elangmur - Sabtu, 25 Januari 2025 | 10:10 WIB

Post View : 334

Lapangan sepakbola- di Desa Kedungwaru Lor Kecamatan Karanganyar Demak terendam banjir Foto Sup (Jumat 24 Januari 2025)

Kudus, Elang Murianews (Elmu) – Kenapa Dukuh Goleng dan pedukuhan, serta desa terdekat kebanjiran yang berlangsung  Rabu malam (22 Januari 2025). Selain itu  lebih cepat kejadiannya dibanding tahun 2024 , yang baru terjadi awal Februari. Menurut  Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus akibat meluapnya Sungai Wulan di seputar spillway atau bangunan pelimpah yang terdapat di pedukuhan tersebut.

             Namun berdasarkan data yang diperoleh langsung di lapangan,  bangunan pelimpah tersebut sebenarnya sudah dibenahi  sekitar Oktober – November 2024. Hanya saja  belum tahu secara pasti apa saja yang dibenahi.

                Sedang di mulut  bangunan pelimpah ini adalah  Sungai SWD I yang panjangnya tercatat 32,28 kilometer.  Membentang sejak Dukuh Goleng sebagai  hulu, menuju wilayah Kabupaten Jepara, Demak dan  bermuara di Laut Jawa.

                Sungai SWD I juga baru selesai dinormalisir pada 2024. Hanya saja saat Elmu, blusukan ke  sungai ini, ternyata  sejak bangunan pelimpah, jembatan Karangturi hingga masuk wilayah Desa  Setrokalangan Kecamatan Kaliwungu (Kudus),  bagian dalam tepi tanggul kanan kiri  dimanfaat warga setempat untuk dijadikan “sawah “ baru dengan berbagai jenis tanaman. Juga terlihah  Sungai SWD in dipenuhi enceng gondok. Ini yang juga menyebabkan  SWD I di seputar Goleng- Setrokalangan meluap.

            Lalu ketika Jumat siang (24/1/2025), menyusuri  tanggul kiri Sungai Wulan sejak dari Jembatan Tanggul Angin hingga  Desa Kedungwaru Lor sejauh  sekitar  3 (tiga) kilometer, menjumpai tujuh alat berat yang sedang parkir di atas tanggul. Dan dua alat berat lainnya parkir di tepi jalan raya (bawah tanggul).

Alat berat - "diparkir" sementara di tanggul sungai wilayah Desa Kedungwaru Lor Kecamatan Karanganyar (Demak), akibat debit banjir Sungai Wulan lebih dari 800 meter kubik/detik. Foto Sup , Jumat ( 24/1/2025).

             Dengan lensa panjang, Elmu menyaksikan gundukan tanah yang panjangnya sekitar 100 meter dan ketinggian sekitar 2-3 meter. Gundukan tanah itu nampaknya bekas galian pengerukan lumpur Sungai Wulan. Diperkirakan gundukan tanah tersebut berada di tanah lambiran tanggul kanan Sungai Wulan, masuk wilayah Dukuh Goleng Desa Pasuruhan Lor Kecamatan Jati.

Hasil pengerukan lumpur Sungai Wulan- yang berhenti sementara akibat debit air meninggi. Foto sup.

           Pengerukan itu dihentikan sementara akibat debit air Sungai Wulan sudah mencapai sekitar 800  meter kubik/detik. Dan beberapa minggu terakhir, ada sebuah alat berat yang  terpersorok di lokasi ini. Dengan demikian kemungkinan besar, Dukuh Goleng , Desa Setrokalangan kebanjiran akibat proses pengerukan yang dihentikan sementara.

             Selain itu data yang dicatat Elmu,  Dukuh Goleng, Setrokalangan  diterjang banjir pada  awal Februari 2024. Ketika Sungai Wulan  debitnya  mencapai   900- 1.000 meter kubik/detik. Termasuk tambahan dari Sungai Gelis.

            Logikanya saat kondisi debit air Sungai Wulan belum mencapai 800 meter kubik, maka  sebagian diantaranya belum perlu dialirkan ke Sungai SWD I. Jika toh tetap dialirkan ke  bangunan pelimpah, kemudian melaju ke Sungai SWD I keduanya baru saja  dibenahi/ dinormalisasi.

             Pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana,  yang seringkali  dikonfirmasi selalu menolak. Dengan dalih yang berhak memberi keterangan kepada pers/wartawan  harus Kepala BBWS Pemali Juwana yang berkedukan di Semarang. Itupun  dengan catatan harus mengajukan lebih dahulu secara tertulis/ secara kedinasan lengkap hingga tanda tangan.

           Bagi wartawan, hal itu sangat menghambat kerja dan juga tidak lumrah. Selain menyangkut undang undang keterbukaan  informasi publik, juga tidak mengindahkan teknologi informasi. Misalnya melalui telepon, whatsapp  (WA), hingga surat elektronik. Wartawan antara lain butuh kecepatan informasi hingga  data akurat .(Sup)

Halaman:

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

img single