Kudus Perlu Membangun Museum Daerah

elangmur - Senin, 22 Juli 2024 | 22:03 WIB

Post View : 153

Moh Rosyid- dosen sejarah IAIN Kudus. Foto istimewa

Kudus, Elang Murianews (Elmu)-Pemerintah kabupaten (Pemkab) Kudus  sebaiknya dan bahkan perlu membangun- memiliki  Museum Daerah (Musda). Mengingat masih sangat banyak berbagai barang bersejarah yang “berserakan”.di kalangan warga dan komunitas. Meski Kudus telah memiliki  tiga museum, yaitu Museum Kretek, Museum Situs Patiayam dan Museum Jenang Gusjigang.

             Hal itu diungkapkan Moh Rosyid, dosen sejarah IAIN Kudus, dan Ketua Asosiasi Museun Indonesia Daerah (Amida) Pakujembaran ( singkatan dari nama Kabupaten Pati,Kudus, Jepara, Rembang, Blora, Grobogan ,Demak ) Sancaka Dwi Supani yang ditemui secara terpisah, Senin malam (22/7/2024).

                Menurut Rosyid, berbagai barang- benda  pra sejarah, sejarah purbakala yang adiluhung masih banyak ditemukan di Kudus. Seperti keris, tombak, manuskrip dan lain-lainya. “Barang leluhur perlu dipublikasikan secara meluas, agar mewarnai jejak khazanah  budaya Kudus. Karya agung  itu perlu pula  dijadikan koleksi sebagai benda bersejarah di museum” tuturnya.

                Rosyid menambahkan, Kudus sering dimasyhurkan sebagai kota santri. Tetapi benda budaya karya santri masa lalu  kurang mendapat perhatian. Pemkab Kudus lebih mengutamakan Museum Situs Patiayam dan Museum Kretek.

                Museum Kretek didirikan pada tahun 1986 di atas lahan milik pemerintah Desa Getas Pejaten Kecamatan Jati. Sedang museum Situs Patiayam dibangun secara bertahap pada era Bupati Kudus Musthofa dan Bupati Kudus Hartopo. Dan sebelumnya dirintis lebih dahulu dengan didirikan Omah Fosil di rumah almarhum Rakijan era Bupati Kudus Tamzil

Museum Daerah

                Sedang museum daerah yang menempati bekas kawedanan Tenggeles di tepi jalan raya Kudus- Pati kilometer 7, dirintis saat Sancaka Dwi Supani akrab dipanggil Pani, masih menjabat sebagai kepala seksi sejarah, museum,kepurbakalaan (Rahmuskala) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata  (Disbudar) Kudus.

Sancaka Dwi Supani- Ketua AMIDA Pakujembaran Foto Sup 18/7/2024

                Di Musda tersebut sempat diiisi  berbagai macam benda bersejarah, termasuk sejumlah fosil dari Situs Patiayam. Namun ketika kantor Kecamatan Jekulo  dipindah ke bekas kawedanan Tenggeles, maka dengan sendirinya musda tergusur. Saat itu Camat Jekulo dijabat Dwi Yusi Sasepti yang kini sebagai Kepala Dinas Kominfo.

Bekas Kantor Kawedanan Tenggeles- Jekulo Kudus yang telah ditetapkan sebagai benda cagar budaya. Dan sempat dijadikan museum daerah. Foto dokumentasi Sup 2018.

                Namun ketika Dwi Yusi Sasepti ini lengser sebagai camat, kantor Kecamatan kembali ke kantor lama di depan komplek terminal truk, Dan sampai sekarang masih belum jelas,apakah koleksi yang ada di musda itu masih utuh atau tidak. “Saya sangat setuju jika museum daerah itu “dihidupkan” kembali. Jika tempatnya di bekas kawedanan Tenggeles cukup tepat, karena  tempat ini sudah ditetapkan sebagai benda cagar budaya. Jadi sekaligus  ikut merawat dan melestarikannya,”       

            Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 66 tahun 2015 tentang Museum, museum adalah “… lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi, dan mengomunikasikannya kepada masyarakat. Dan lembaga permanen yang tidak mencari keuntungan guna melayani masyarakat dengan tujuan pengkajian, pendidikan, dan kesenangan.

                Sedang menurut ICOM, yaitu Dewan Museum Internasional,  museum adalah lembaga non-profit, permanen, yang melayani masyarakat dan perkembangannya. Terbuka untuk publik, yang mengumpulkan, mengkonservasi, mengkaji, mengkomunikasikan dan memamerkan warisan benda dan tak-benda dari kemanusiaan dan lingkungannya, untuk keperluan pendidikan, pengkajian, dan kesenangan:

Manfaat museum .

                Pada Diskusi Permuseuman, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Rembang, di Museum Kartini, 25 Oktober 2019, terungkap  museum bukan hanya tentang koleksi dan cerita yang dibangun di atasnya, namun keberadaan museum juga dapat bermanfaat bagi daerah, yaitu di bidang ekonomi serta penegmbangan wilayah.

                 Meski museum dinyatakan sebagai lembaga non-profit, atau sebagian menyebutnya sebagai not-for-profit, namun tetap ada revenue yang dapat diharap dari museum untuk kelangsungan hidup museum itu sendiri. Seperti menjual tiket,  menyewakan ruang dan menjual suvenir.

Jangka,Siku,Buku- peninggalan Rogomoyo yang konon dikenal sebagai maestro rumah pencu Kudus. Foto dokumentasi sup

                   Secara makro, museum dapat meningkatkan perekonomian di lingkungan atau wilayah, meski contoh untuk hal ini masih sedikit. Jika museum populer maka diharap dapat menjadi lokomotif yang menarik gerbong ekonomi di sekitarnya.

                Sedang dari sisi pengembangan wilayah, museum dapat menjadi fasilitas publik, tempat warga masyarakat setempat menyelengarakan kegiatan formal maupun informal. Maka satu permasalahan wilayah dapat diselesaikan, dalam hal penyediaan sarana.

                    Selain itu museum sebagai objek atau daya tarik wisata, sehingga mampu  mendorong pengembangan wilayah.Seperti pemerintah akan menyediakan prasarana transportasi dan telekomunikasi, serta penataan wilayah.(sup).

Halaman:

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

img single