Masih Bengkok, Sejarah Hari Jadi Kudus

elangmur - Rabu, 17 September 2025 | 07:39 WIB

Post View : 107

Kudus, Elang Murianews (Elmu) – Hari Jadi Kudus (HJK) ke-476 masih diwarnai adanya perbedaan antara pemerintah kabupaten (Pemkab) Kudus dengan Yayasan Masjid Menara Makam Sunan Kudus (YM3SK).  Namun terbatas hari,tanggal dan bulannya saja.  Sedang tahunnya sepakat pada 956 Hijriah atau  1549 Masehi. Berdasarkan Perda 11/1990 tentang HJK,  maka HJK ditetapkan  pada Senin Pahing , tanggal 1 Ramadhan  tahun  956 Hijriah(H) atau tanggal 23 September tahun 1549 Masehi (M). Sedang pihak Yasasan M3SK menyatakan  tanggal 19 Rajab tahun 956 H atau 23 Agustus 1549.  Atau bersamaan dengan berdirinya Masjid Al Aqsa atau Al Manar  yang didirikan Jafar Shodiq yang dikenal dengan Sunan Kudus.

           Kemudian sekitar setahun terakhir muncul  pendapat dari Aka Hasan, peneliti Sejarah Kerajaan Bintoro Demak dan Walisanga.” Kadose mpun sae pak. Berarti berdasarkan pengangkatan Senopati Abdurrahman Shiddiq bin Ja'far Shodiq atau  yang populer disebut sebagai Pangeran Poncowati menjadi Adipati Kudus yang pertama tahun 1549 M/956 H,” tuturnya melalui Whatsapp (WA) Senin (15/9/2025). Selanjutnya menurut  Aka Hasan, Pangeran Poncowati yang selama ini dianggap sebagai menantu Sunan Kudus,” Namun setelah saya teliti beliau adalah anak kandung Sunan Kudus yang nomor 3 dari istri keduanya yang bernama Dewi Mintarsih binti Raden Usman Haji (Sunan Ngudung) bin Syekh Ali Murtadho bin Syekh Ibrahim Asmoroqondi bin Sayyid Jamaluddin Husein (Tosora). “Nopo mboten dari tahun 1508 M/914 H pak, sesuai berdirinya Kadipaten Loram yang Adipatinya bernama Raden Muhammad Amiruddin Hasan bin Raden Fatah (anak kedua Raden Fatah dari istri keduanya) “

           Sedang pertengahan  tahun 2024, Aka Hasan sempat mengungkapkan pendapatnya, jika HJK itu  ditetapkan pada  saat Jafar Shodiq alias Sunan Kudus, datang pertama kali ke Kudus  pada tahun  1525 untuk  memadamkan  peperangan antara  Adipati Loram melawan Resi Lokajaya. Resi Lokajaya berhasil dikalahkan, kemudian meninggalkan Tajug- menyingkir ke seputar Gunung Rahtawu. Juga ditandai perubahan nama Tajug menjadi Kudus. Itu terjadi pada .Januari tahun 1525 dan selanjutnya Jafar Shodiq menetap di Kudus, hingga  meninggal pada 1550 dalam usia 19Jafar Beliau  lahir di Demak pada tahun 1441. Sementara itu, Abdul Djalil, selaku pengurus Yayasan M3SK, saat dihubungi media ini, Kamis ( 3/10/2024) mengatakan : Tolong kumpulkan teman-teman yang tertarik dengan sejarah Kudus.Di situ ajak ngobrol mereka “nge up”(update/memperbaruhi) sejarah Kudus. Dan buat forum diskusi.

Kebenaran sejarah

           Berdasarkan data yang dihimpun  Elmu, ukuran kebenaran sejarah berasal dari kesesuaian dengan fakta dan realitas, yang dinilai melalui metodologi ilmiah dan analisis kritis terhadap sumber-sumber primer dan sekunder. Seperti catatan, foto, dokumen, kesaksian, dan bukti artefak arkeologis, bukan hanya dari otoritas atau keyakinan.

           Sejarah bukanlah sekadar kumpulan fakta, tetapi juga interpretasi dan konstruksi berdasarkan bukti yang tersedia. Pengetahuan sejarah bersifat dinamis dan dapat terus berkembang seiring penemuan bukti baru atau perspektif baru. 

            Sedang tema HJK ke-476 adalah "Harmoni Dalam Toleransi", yang  mencerminkan nilai-nilai kehidupan yang harmonis, penuh toleransi, dan semangat kolaborasi di tengah keberagaman masyarakat Kudus. Serta bermakna menekankan semangat untuk bersatu tanpa memandang suku, ras, maupun agama, untuk meraih masa depan yang lebih baik.(sup).

Halaman:

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

img single