Kudus, Elang Murianews (Elmu)- Meski proyek pembangunan Polder Kencing Jati Wetan Kecamatan Jati Kabupaten Kudus telah dioperasikan 100persen, tetapi sebagian rumah warga, pekarangan, jalan desa- termasuk Sekolah Dasar (SD) 3 Desa Jati Wetan masih tergenang banjir. Terutama di wilayah RT 2/ RW2. Pada umumnya lokasi yang tergenang berada di sela sela jalan/gang berbeton dan saluran air/gorong-gorong, yang letaknya lebih rendah. Sumber air berasal dari curah hujan tinggi.
Selain itu juga belum diketahui secara pasti, dinas/instansi yang akan menangani-mengoperasikan proyek senilai Rp418,5 miliar tersebut. Mengingat telah terpasang lima unit pompa air dan empat diantaranya berkapasitas masing masing 5.000 liter/detik, kolam retensi, dua saluran air berbeton yang panjangnya lebih dari dua kilometer. Selain butuh tenaga kerja , tetap juga biaya operasional yang tidak sedikit.
Namun secara umum, Polder Kencing Jati Wetan yang dibangun selama lebih dari setahun ini, cukup besar kontribusinya untuk mengatasi banjir tahunan di desa yang terletak di tepi jalan raya nasional/jalan lingkar timur Kota Kretek. Menghubungkan wilayah Kudus- Demak- Semarang, Kudus –Pati- Rembang- sebgian wilayah Jawa Timur. Kudus- Grobogan dan Kudus – Jepara.
Selama ini, banjir di desa Jati Wetan tidak hanya “menyengsarakan” ribuan warga desa setempat, tetapi juga membuat lumpuh lalu lintas, serta mengganggu perputaran roda perekonomian.
Polder Kencing dibangun di atas lahan milik negara seluas lima hektar. Selain berfungsi utama untuk mengatasi banjir di wilayah desa tersebut, polder bisa dimanfaatkan sebagai sarana wisata.Penanganan pembangunan polder tersebut dipercayakan kepada PT Wijaya Karya (Wika) Tbk- perusahaan BUMN yang bergerak di bidang konstruksi bangunan. Sedang pengguna anggaran adalah Balai Besar Wilayah Sungai ( BBWS) Pemali Juwana. Polder adalah metode penanganan banjir dengan kelengkapan bangunan sarana fisik berupa saluran drainase, kolam retensi, dan pompa air yang dikendalikan sebagai satu kesatuan pengelolaan. Metode ini juga disebut drainase yang terkendali.
Menurut Yanto, salah satu tenaga ahli PT Wika, secara garis besar, polder ini menormalisasi Sungai Kencing I dan Sungai Kencing II. Sungai Kencing I alurnya melalui Desa Jetiskapuan, Tanjungkarang, dan Jati wetan. Dan Sungai Kencing II, alurnya melalui Desa Jetis Kapuan, Ngemplak, Ketanjung dan Jati Wetan. Desa Ketanjung merupakan desa di sebelah timur Sungai Wulan tetapi masuk wilayah Kecamatan Karanganyar Demak. “Seharusnya ketika alur Sungai Kencing ini bertemu, aliran menuju Sungai Juwana dan Sungai Wulan. Tetapi, karena pandangkalan, maka seluruh aliran berubah arah ke Sungai Wulan. Ini berakibat volume air bertambah banyak dan tidak serta merta bisa “dibuang” ke Sungai Wulan, Terutama saat Sungai Wulan tengah banjir dengan debit tinggi.. Sehingga dibutuhkan penampungan air lebih dahulu serta pompa pompa air ,”tambahnya.(Sup)