Mengganti Akta Kelahiran Anak, Menutup Aib Perselingkuhan

elangmur - Kamis, 20 Maret 2025 | 08:47 WIB

Post View : 442

ILUSTRASI

Kudus, Elang Murianews (Elmu) – Salah satu pejabat di lingkungan Pemkab Kudus  memohon  Pengadilan Negeri (PN) Kudus untuk membatalkan akta kelahiran anaknya dan menggantikan akta baru dengan alasan tidak teliti serta kesibukan . PN Kudus pun  mengabulkannya. Namun berdasarkan data dan  pengecekan ke berbagai sumber, diduga langkah  pejabat  yang berinisial PW (47) itu sebagai langkah  untuk menutupi kasus perselingkuhan. Namun  disadari atau tidak, langkahnya  tersebut membohongi PN,  anak,  melanggar banyak hal, hingga citra buruk sebagai pejabat pemerintahan. PW sendiri sudah dikonfirmasi, tetapi hanya menjawab singkat ,silahkan ke Dinas kependudukan dan catatan sipil (Dukcapil)

             PW dan isterinya PI (42) mengajukan permohonan tertulis kepada PN Kudus  tanggal  5 Agustus 2021 yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kudus dengan Register Perkara No 118/Pdt.P/2021/PN Kds, tertanggal 6 Agustus 2021,  untuk membatalkan Akta Kelahiran Nomor : 3319-LT-17012019-0xxx, tertanggal 17 Januari 2019 atas nama MAPM yang lahir di Kudus 13 Februari 2018  anak mereka. Dengan dalih anak itu lahir pada 13 Februari 2019 dan saat pengajuan  akta pasangan suami isteri ini  dalam kondisi sibuk serta tidak  teliti ( membaca).

                   PN Kudus akhirnya memutuskan Akta Kelahiran atas nama MAPM yang  lahir di Kudus tanggal 13 Februari 2018, Nomor Akta : 3319-LT-1701209-0xxx, tertanggal 17 Januari 2019 tidak mempunyai kekuatan hukum . Memberi ijin kepada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kudus untuk mencoret register akta kelahiran itu dan mencabutnya. Kemudian muncul  akta baru  dengan nomor lama (3319-LT-17012019-0050, tertanggal 17 Januari 2019) tetapi  tanggal kelahiran dirubah per 13 Februari 2019. Saat itu PW masih tercatat sebagai pejabat di Dinas Dukcapil Kudus,, sehingga diduga memuluskan permohonan   PW dan PI.

                Sedang di berkas  keputusan PN Nomor 118/Pdt.P/2021/PN Kds , yang ditanda-tangani hakim Singgih Wahono dan panitera Andik Riyanto per 12 Agustus 2021, terungkap  : PW kelahiran Ngawi 12 Maret 1978 dan PI  kelahiran Kudus 28 Juni 1983 menikah pada 14 November 2018 di Kantor Urusan Agama (KUA) Bae (Kudus).  Bertempat tinggal di Desa Peganjaran RT 004/RW 001.

                Lalu data yang diperoleh Elmu,  sebelum PW menikah dengan PI sudah memiliki dua orang anak. Sedang PI saat menikah dengan PW juga telah memiliki  dua orang anak . Kemudian di facebook, tertanggal 13 Februari 2019, PI menulis ucapan selamat ulang tahun kepada  MAPM dengan kalimat berbunyi : happy b”day may little boy, panjang umur, sehat selalu , tambah pintar dan semoga menjadi anak  sholeh- amin. Disertai dengan  dua foto diri MAPM.

                Dari unggahan  PI tersebut,  merupakan bukti MAPM memang lahir pada 13 Februari 2018 bukan pada 13 Februari 2019. Itu artinya saat MAPM lahir, PW dan PI belum menikah. Sebab  mereka menikah di KUA Bae baru  pada 14 November 2018, atau sekitar 10 bulan sejak MAPM lahir. Kurun waktu itulah yang  diduga terjadinya proses terjadinya perselingkuhan antara PW dengan PI. Juga mengingat belum diketahuinya perceraian  isteri pertama PW maupun perceraian PI dengan suaminya. (sup).

Halaman:

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

img single