Kudus,Elang Murianews- Kerusakan Jalan Menara sepanjang kurang dari 500 meter dan Jalan Madurekso sepanjang kurang dari 100 meter berbahan baku granit yang konon didatangkan dari India serta menelan biaya Rp 9 miliar pada 2017 semakin menjadi-jadi. Sempat ditembel, tapi muncul kerusakan baru. Dan itu menjadikan pengguna jalan tersebut semakin tidak nyaman. Padahal pengguna jalan tersebut sebagian diataranya peziarah komplek Masjid Menara Makam Sunan Kudus (M3SK), yang setiap hari paling sedikit 1.000 (seribu) orang dari luar Kudus. Bahkan sepasang suami isteri dari Desa Bakalan Krapyak yang hampir setiap hari melewati kedua jalan tersebut akhir akhir curiga atas kerusakan tersebut. “Jangan jangan ada sabotase ya” tuturnya saat ngobrol dengan Elang Murianews di teras rumahnya Selasa sore (7/5/2024).
Entah benar kerusakan yang semakin parah itu karena sabotase atau bukan, namun yang pasti hingga Selasa sore ada dua titik lokasi yang tengah diperbaiki. Dengan ditandai adanya beberapa tong bekas tempat aspal yang bercat putih setrip hitam. Puluhan titik lokasi yang rusak
Dan di salah satu titik tersebut terlihat sebuah mobil Toyota Agya warna kuning dengan nomor polisi K1794 NK tengah parkir. Padahal menjelang “pintu masuk “ ke dua ruas jalan tersebut terpasang rambu lalulintas. Yang menunjukkan dilarang parkir.
Bagi siapapun yang melanggar rambu lalulintas tersebut melanggar Undang-Undang nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ), Dan dikenakan/ditilang/bukti pelanggaran rambu lalu lintas denngan denda tilang paling banyak Rp 500.000 atau denda pidana kurungan paling lama 2 bulan (Pasal 287 ayat 1). “Maaf kami tidak punya kewenangan tilang. Sudah berulang ulang kita sampaikan dan kita hanya bisa menghimbau...menghibau. Teman teman polisi lalulintas yang berhak menilang,” tutur Kepala Dinas Perhubungan Kudus Catur Sulistiyanto.
Teman-teman polisi lalulintas tersebut apakah pernah menilang atau belum sampai dengan Rabu pagi (8/5/2024)belum diperoleh penjelasan/ datanya. Namun berdasarkan pengamatan selama ini, hampir setiap saat ada berbagai jenis mobil lewat dan atau parkir di ruas Jalan Menara dan Jalan Madurekso. Sangat jarang terlihat polisi lalu lintas di sana.
Salah pilih
Selain mobil perorangan seenaknya lewat/parkir di kedua ruas jalan tersebut juga terkadang dilewati minibus. Pihak kontraktor dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) sepakat mobil dan minibus tersebut yang menjadi penyebab utama kerusakan.
Sebab menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Samani Intakoris , penggunan granit tersebut didasari untuk kenyamanan bagi segenap warga. Khususnya para peziarah dan pengunjung komplek Makam dan Masjid Menara Sunan Kudus. “Selain itu granit itu lebih natural dan dari sisi ketahanan/kekuatan jauh lebih tinggi dibanding dengan paving block. Dan granit itu didatangkan dari India” ujarnya, Kamis (9/3/2017), Sebelum “digranit” kedua ruas jalan berbahan baku paving block (bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen, pasir dan air, sehingga karateristiknya hampir sama dengan karakteristik mortar).
Dan menurut Margo selaku kontraktor, paving block tersebut dibongkat total. Lalu bekas galiannya dipasang otot otot besi sebagai fondasi. Setelah itu baru dipasang granit “ Selain itu juga dibutuhkan semen khusus yang memiliki daya rekat dan daya tahan yang lebih tinggi. Harga semen khusus ini rata-rata dua setengah kali dari harga semen pada umumnya.” tuturnya.