Ngasirah, Sejarah dan Pusat Perbelanjaan Rp 17 Miliar

elangmur - Kamis, 10 Juli 2025 | 07:08 WIB

Post View : 251

Gedung Wanita Ngasirah- Desa Rendeng Kecamatan Kota Kudus. saat sebelum diratakan dengan tanah. Foto istimewa.

Kudus, Elang Murianews (Elmu)- Hampir dipastikan, PT Matahari Mas Putra (MMP) investor asal Solo bakal menggelontorkan Rp 17 miliar untuk membangun pusat perbelanjaan, kuliner, bioskup dan ruang pertemuan di bekas Gedung Wanita Ngasirah Desa Rendeng Kecamatan Kota Kudus. Setelah dirobohkan- rata dengan tanah lalu mangkrak sejak awal 2017. Meski kondisinya masih lumayan baik.waktu itu Gedung Wanita yang terletak sekitar satu setengah kilometer timur pusat pemerintahan daerah/kabupaten Kudus ini dibangun pada tahun 1983, saat jabatan bupati ditangan Soehartono.

Tinggal puing pintu gerbang-yang tesisa di Gedung Wanita Ngasirah Kamis pagi (10/7/2025) Foto sup.

      Dengan akan dibangunnya kembali gedung wanita tersebut, maka “wajah “ Kota Kretek secara bertahap bakal kembali bersinar. Apalagi Bupati Kudus Samani Intakoris juga telah memprogramkan membangun ulang bekas komplek perbelanjaan Matahari dan menata ulang bekas Stasiun Kereta Api Wergu. Ketiganya tercatat sebagai bagian “wajah “ buruk dari kabupaten yang berpenduduk lebih dari 800.000 jiwa ini.

       Selain nilai invistasinya lumayan besar, yang juga menarik untuk diungkapkan adalah nama Ngasirah tetap akan diabadikan. Bahkan jika melihat rancang bangunnya, ruang pertemuan itu tetap berada di bagian tengah.

    Menurut pemerhati sejarah, Sancaka Dwi Supani, atau akrab disapa Pani, nama Ngasirah dipilih, karena sehubungan dengan nama gedung wanita. Selain itu Ngasirah adalah ibu kandung dari tokoh emanasipasi perempuan- pahlawan nasional Raden Ajeng (RA) Kartini. “ Beliau adalah seorang ibu yang sederhana, taat beragama, dan memiliki peran penting dalam membentuk karakter serta semangat perjuangan putrinya, RA Kartin. Termasuk kakak kandung RA Kartini, RM Sosrokartono yang dimakamkan di Kaliputu Kudus,” tutunya.

Ngasirah- ibunda Raden Ajeng Kartini- Foto istimewa

    Selain itu, kawasan seputar gedung wanita Ngasirah, juga terkait dengan sejarah perjuangan mengusir tentara masa pemerintahan kolonil Belanda. “ sempat diduduki dan dijadikan salah satu markas tentara Belanda . Namun kemudian berhasil direbut kembali. Sempat pula dijadikan tempat markas Tentara Nasional Indonesia (TNI). Terutama untuk menjadi markas pembekalan dan angkutan angkatan darat milik Batalion 408 dan 409.”

          Sedang kehadiran investor PT MMP, menurut Kepala Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan Dan Aset Daerah (BPPAD) Kudus, Djati Solekhah, maupun Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Harso Widodo, selain sebagai salah satu sumber penghasilan daerah (PAD), juga sebagai penyerapan tenaga kerja hingga ikut menggerakkan roda perokomian masyarakat.(Sup)

Halaman:

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

img single