Normalisasi Sungai Wulan. Ada Apa ?

elangmur - Jumat, 7 Februari 2025 | 23:12 WIB

Post View : 53

Normalisasi Sungai Wulan 2024- dimulai dari titik pertemuan muara Sungai Gelis di Sungai Wulan wilayah Dukuh Goleng Desa Pasuruhan Lor Kecamatan Jati Kudus, Jumat 7 Februari 2025. Foto sup.

Kudus, Elang Murianews (Elmu) – Banyak warga di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Wulan yang tidak mengetahui adanya normalisasi  sungai  yang panjangnya 48,6 kilometer. Termasuk jajaran pengurus  dan anggota Federasi Perkumpulan Petani Pemakai Air FP3A) sistem Kedung Ombo.  “Terus terang saya nggak tahu mas. Sebab, kami tidak-belum pernah diajak “rembugan” pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana. Sebenarnya ini juga menyangkut kepentingan petani. Mengingat , Sungai Wulan merupakan  mata rantai sungai besar di wilayah  Kabupaten Boyolali- Sragen, Blora, Grobogan, Demak, Pati, Kudus dan Jepara. Sekaligus mata rantai sistem irigasi Waduk Kedung Ombo,” tutur Ketua FP3A sistem Kedung Ombo, Akrab, Jumat ( 7/2/2025).

                Normalisasi Sungai Wulan  sedikit terkuak ketika Penjabat Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, mengunjungi Dukuh Goleng Desa Pasuruhan Lor Kecamatan Jati Kudus, Kamis (6/2/2025). Dengan didampingi antara Penjabat Bupati Kudus, Herda Helmijaya ,  Pj gubernur memperoleh laporan progres normalisasi Sungai Wulan yang baru mencapai 4 persen dari Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali – Juwana, Fikri Abdurrachman di tenda yang dipasang di tanggul Sungai Wulan.

Normalisasi Sungai Wulan - yang progresnya baru mencapai 4 persen. Foto Sup.

                Namun tenda dan perlengkapannya  yang antara lain berupa dokumen meyangkut normalisasi Sungai Wulan, saat Elmu ke lokasi pada Jumat (6/2/2025) lenyap entah ke mana. “ Saat ini kemampuan daya tampung Sungai Wulan hanya 700 meter kubik per detik. Akibatnya  nyaris setiap tahun terjadi banjir. Dengan dinormalisasi, maka daya tampungnya ditingkatkan menjadi 1.300 meter kubik/detik, sehingga aman dari ancaman banjir. Sedang yang dinormalisasi panjangnya 30 kilometer,” tutur Fikri.

                Fikri tidak menjelaskan lebih lanjut, kenapa  yang dinormalisasi hanya 30 kilometer, padahal total panjang Sungai Wulan  tercatat 48,6 kilometer. Memanjang dari pintu pembagi/pengendai banjir Wilalung di Desa Kalirejo Kecamatan Undaan, lalu menyusuri sebagian Kecamatan Jati, Kaliwungu  Kudus dan Kecamatan Karanganyar, Mijen, hingga bermuara di Laut Jawa wilayah Kecamatan Wedung Demak. Sebagian kecil sempat lewat di Kecamatan Welahan Jepara,

                Sisa panjang Sungai Wulan yang tidak dalam program normalisasi yang dibiayai dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2024,  sejauh 18 kilometer berada di wilayah kecamatan Jati, Undaan Kudus dan Karanganyar Demak. Padahal kondisi umum Sungai Wulan sepanjang 48,6 kilometer ini  sebenarnya sama dengan yang akan akan/telah dinormalisasi sejauh 30 kilometer, yaitu dangkal penuh lumpur dan di sani sini banyak tanggul rusak serta tanah lambiran  yang samasekali tidak terurus.

Sebagian alur Sungai Wulan- yang berada "di perbatasan" Dukuh Goleng dengan Dukuh Karangturi Desa Setrokalangan Kecamatan Kaliwungu Kudus Foto sup

                Selain itu Fikri maupun jajaran BBWS Pemali Juwana, juga tidak menjelaskan secara rinci, kedalaman maupun lebar  rata-rata Sungai Wulan yang hendak dikeruk –diperdalam. Termasuk akan dibuang ke mana tanah-lumpur sungai  yang telah dikeruk. Jika itu hanya  dibuang di seputar tanggul, hampir dipastikan cepat atau lambat akan kembali masuk ke dalam sungai. Terutama ketika musim hujan, sehingga terjadi pendangkalan ulang  dan sekaligus mengurangi  masa pakainya. Belum termasuk efek samping yang jauh lebih banyak memunculkan beragam kerugian.

Dibangun tahun 1892

             Sungai Wulan pada awalnya dibangun pada tahun 1892 dan baru pada sekitar tahun 2009 dinormalisasi secara terbatas.  Normalisasi ini sebenarnya untuk mengalihkan  beban air(banjir) yang semula bertumpu pada Sungai Juwana, melalui sembilan pintu  dari 11 pintu yang berada di komplek Pintu Pembagi/Pengatur banjir Wilalung.

                 Menurut  data yang dihimpun dari Balai Besar Wilayah Sungan (BBWS) Pemali Juwana, lebar  sungai Wulan pada normalisasi  pertama  tersebut didesain dengan lebar 80 meter, kemiringan tebing 1; 2 dan kemiringan dasar sungai 0,0001015. Dengan demikian kapasitas-daya tampung Sungai Wulan meningkat drastis dari 600 meter kubik menjadi 1.100 meter kubik per detik, sehingga tujuan pengalihan beban  dari Sungai Juwana ke Sungai Wulan berjalan baik.

               Namun ternyata, banyak pihak yang terkecoh, karena desain rangcang bangunnya diproyeksikan mampu bertahan hingga 50 tahun  ke depan, Kenyataannya hanya dalam kurun waktu beberapa tahun sudah  merosot kapasitasnya. Ternyata baru diketahui, normalisasi pertama hanya  beberapa kilometer saja. Itupun data “hitam putihnya” juga tidak pernah diunggah secara terbuka.

                Terlepas dari hal tersebut, terwujudnya normalisasi Sungai Wulan sekarang ini, merupakan  cawe cawe Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Saya ditugaskan Presiden untuk melihat banjir di Kudus, Jepara dan Pati, karena sampai tadi malam banjir ini masih menjadi berita di berbagai media nasional. Jadi harus ada program penanganan yang jelas untuk dilaporkan," kata Menteri Pekerjaan Umum Penagaan Ruang  (PUPR) Basuki Hadimuljono  yang didampingi Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sudewo meninjau langsung lokasi banjir yang menggenangi beberapa wilayah di Kudus, Jepara, dan Pati, Jawa Tengah, Kamis (12/1/2023)..

               Menurut Basuki saat itu : Program pertama yang disiapkan untuk penanganan banjir di Kudus adalah peningkatan kapasitas Rumah Pompa Drainase Kencing yang masuk ke Sungai Wulan di Kecamatan Jati Kudus yang dibangun Pemkab Kudus. "Kapasitas pompanya akan kita tingkatkan 10 kali lipat dari hanya 500 liter/detik menjadi 4.500 atau 5.000 liter/detik untuk menangani banjir kawasan seluas sekitar 9 kilometer persegi. Pekerjaannya akan dimulai dan juga selesai tahun ini tanpa harus memperluas rumah pompa yang saat ini ada sehingga tidak perlu pembebasan lahan," tambahnya.

               Masih menurut Menteri Basuki, pada tahun 2023 ini juga akan segera dimulai pekerjaan normalisasi Sungai Wulan sepanjang 47 km. “Normalisasi Sungai Wulan sudah kami programkan. Ini baru proses lelang/tender dengan perkiraan kebutuhan anggaran sebsar Rp1,4 triliun dengan perkiraan penyelesaian pekerjaan selama 2 tahun,” ujarnya. 

            Selain Sungai Wulan,  juga akan menyelesaikan normalisasi Serang Wulan Drainase 1 (SWD 1) dan Sungai Serang Wulan Drainase 2 (SWD 2) yakni sistem pengendali banjir di Desa Dorang, Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara yang sudah mengalami pendangkalan sehingga tidak berfungsi optimal. Untuk SWD 1 saat ini sudah ditangani sepanjang 10 km dari total 32 km. Untuk SWD 2 sudah ditangani 7 km dari total 23 km dan tahun ini akan diselesaikan. Di antara SWD 1 dan 2 juga akan dilengkapi dengan collector drain atau saluran yang berfungsi sebagai pengumpul debit dari saluran air yang lebih kecil, serta mengaktifkan saluran kali mati yang menghubungkan SWD 1 dan 2. Selain itu juga akan dibuatkan pintu air yang dilengkapi pompa," terang Menteri Basuki.

             Selanjutnya untuk penanganan banjir Kudus dan Pati, Menteri Basuki mengatakan juga akan mengoptimalkan Pintu Air Wilalung yang dibangun pada zaman Kolonial Belanda. "Pintu air ini mengatur pembagian aliran Sungai Serang ke arah Sungai Juwana di Kabupaten Pati dan Sungai Wulan. Dahulu Juwana adalah daerah rawa buangan air (retarding basin), maka dari 11 pintu air, 2 mengarah ke Sungai Wulan dan sisanya ke Juwana. Sekarang kami tutup yang ke Juwana karena sudah berkembang permukiman,"jelasnya.

          Untuk penanganan di Sungai Juwana Kabupaten Pati, Menteri Basuki mengatakan tengah menyelesaikan normalisasi Sungai Juwana dan tanggul sungai sudah 10 kilometer dan diteruskan 6 kilometer lagi, termasuk Bendung Karet dengan volume 4,6 juta meter kubik yang sedang dikerjakan.  "Muara Sungai Juwana juga akan kita buka dan kita tata ulang karena banyak perahu yang bersandar sehingga turut menghambat aliran Sungai Juana," kata Menteri Basuki. Dan program tersebut  sebagian besar diantaranya sudah direalisasi secara bertahap, sebelum dan setelah Menteri Basuki lengser. (Sup)..

Halaman:

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

img single