Persembahan Gitar Bambu u/Bupati Kudus

elangmur - Sabtu, 28 Juni 2025 | 06:12 WIB

Post View : 235

Bupati Kudus- Samani Intakoris sedang "nggitar" dengan gitar bambu, bersama pengrajin biola dan gitar bambu Ngatmin di rumah pribadinya Desa Pasuruhan Lor Kecamatan Jati (Kudus) Foto istimewa

Kudus, Elang Murianews (Elmu)- Ngatmin (48) mempersembahkan hasil karya pertamanya berupa sebuah gitar berbahan baku dari bambu kepada Bupati Kudus, Samani Intakoris. Setelah warga Desa Japan RT 04/ RW 03 Kecamatan Dawe (Kudus) ini  memastikan gitar yang dibuatnya memenuhi standar premium. “Saya memang sengaja memproduksi berstandar premium, karena jika hanya asal-asalan dan mengejar produksi tinggi, saya pasti kalah dengan produsen lainnya,” tuturnya Jumat ( 27/6/2025).

                Gitar bambu tersebut diserahkan langsung kepada bupati sekitar sebulan terakhir di rumah pribadinya Desa Pasuruhan Lor Kecamatan Jati.  Sekaligus “nagih janji”, yaitu akan ikut memasarkan di tingkat kabupaten.  “Saya juga dipertemukan dengan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Harjuna beserta stafnya. Selain itu pak bupati juga  akan “memamerkan” hasil karya  saya di pendopo. Termasuk pagelaran langsung secara periodik, Ketika pulang saya diparingi Rp 3,5 juta. Matur nuwun sanget,” ujarnya penuh kegembiraan.

                Sedang proses pembuatan gitar itu sendiri, diawali dari kedatangan Wakil Rektor Universitas Muria Kudus (UMK) IV bidang kerjasama dan pengembangan , Achmad Hilal Madjadi  bersama sejumlah mahasiswa ke rumah Ngatmin sekitar 3 (tiga) bulan lalu, untuk mengetahui proses dan seluk beluk  pembuatan biola berbahan bambu. “Sebagai ahlinya ( dalam membuat biola) mas Ngatmin tentu juga bisa membuat gitar dari bahan yang sama . Nanti kami bantu,” ujar Ngatmin menirukan “tantangan” “pak wakil rektor”.

             Bagi suami dari Sri Sudarwati dan kedua anaknya  Tomy Eka Kurniawan dan Aishah Dwi Ayudiainara, yang telah berpengalaman membuat biola berbahan bambu sejak 2014 tidak menemui kesulitan yang berarti. “Sebab bahan bakunya sama , yaitu bambu jenis petung. Bahkan lebih mudah daripada membuat biola. Hanya saja  bahan bakuya lebih banyak. Khusus untuk bagian atas  saya menggunakan kayu jenis sonokeling yang dalam banyak memang bisa diandalkan,” tambahnya.

Dua buah gitar bambu- karya Ngatmin, warga Desa Japan Kecamatan Dawe Kudus. Foto : istmewa

                Setelah semua bahan terkumpul dan terseleksi secara ketat,  maka dalam tempo hanya sekitar seminggu, Ngatmin sudah mampu menghasilkan  sebuah gitar “bambu”, yang  dipatok dengan harga Rp 3,5 – Rp 4 juta. Meski telah mampu membuat gitar bambu, namun Ngatmin tetap memproduksi biola bambu. Dengan harapan konsumen mempunyai pilihan lain. Selain itu, memproduksi  biola dan gita yang selama ini dilakukan, nyaris tidak ada yang membantu (tenaga kerja lain).  “Sebab, tidak/belum memiliki pangsa pasar, sehingga saya memproduksi saat saya  tidak bekerja sebagai tukang kayu mebel sebagai pekerjaan utama. Jadi empat hari “nukang kayu”, dua hari membuat biola atau gitar.  Ini saya lakukan agar  bisa menghidupi keluarga. Sekaligus  “menimbun” biola dan gitar, agar  jika ada pesanan maupun  yang ingin kangsung melihat “barangnya” di rumah siap setiap saat,”. (Sup).

Halaman:

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

img single