Ruwet Pembagian Air Bendung Logung

elangmur - Selasa, 10 September 2024 | 07:11 WIB

Post View : 219

Bendung Logung - yang berada di wilayah perbatasan Kecamatan Jekulo dengan Dawe Kabupaten Kudus Foto istimewa.

Kudus,Elang Murianews- Meski Bendung  Logung  sudah dioperasikan sejak sekitar 4-5 tahun terakhir, namun pembagian air untuk kebutuhan irigasi petani masih simpang siur. Pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana yang berkantor pusat di Semarang sangat tertutup dalam memberikan informasi. Tidak sesuai salah satu  visinya : meningkatkan ketersediaan dan keterbukaan data dan informasi sumber daya air.

                Seperti yang terjadi pada Senin (9/9/2024) sejumlah tokoh petani Desa Jojo Kecamatan Mejobo Kudus, mendatangi petugas yang berada seputar pintu utama pembagi air di Desa Tanjungrejo Kecamatan Jekulo. Dengan tujuan untuk meminta air guna mengairi lahan pertanian yang dilanda kekeringan.

Pintu Utama- Jaringan irigasi Logung Desa Tanjungrejo Kecamatan Jekulo, Senin ( 9/9/2024) Foto Sup

                Permintaan itu dianggap wajar. Bahkan menjadi haknya  petani Desa Jojo, karena sawah di desa ini termasuk salah satu desa di Kecamatan Mejobo sebagai daerah irigasi pengembangan. Juga dipicu adanya penggelontoran air dari waduk Logung untuk membantu mengatasi kesulitan air untuk lahan pertanian di Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati. Termasuk melimpahnya avour ( salah satu system drainase,untuk mengalirkan air menuju ke hilir atau daerah tempat berakhirnya sebuah aliran sungai).

                Setelah bertemu dan berdialog panjang lebar dengan petugas Balai Sumber Daya Alam (BPSDA) Seluna, dan Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR), yang juga melibatkan Elang Murianews. Bahkan sejumlah petugas menelpon “atasannya” masing – masing. Maka satu diantara dua pintu utama dibuka dengan debit sekitar 1.600 liter atau 1, 6 meter kubik detik.

                Namun para petugas tidak tahu besaran kapasitas /daya tampung bendung dan kondisi terakhir debit airnya dalam kondisi kering seperti ini. Sebagai pembanding debit air Waduk Kedung Ombo, waduk terbesar di Jawa Tengah  yang berkapasitas 723 juta meter kubik, maka per Senin (9/9/2024)pukul 18.00 WIB tinggal 240 juta meter kubik. Kemudian para “peserta pertemuan non formal “  bersama sama melihat saluran air di seberang kantor/’balai desa Tanjungrejo. Saluran itu bakal menuju  ke titik sasaran di Desa Jojo. Setelah lebih dahulu  melewati wilayah Desa Hadiwarno.    

                Hanya saja saluran irigasi yang berada di Desa Hadiwarno menuju Desa Jojo. Kemudian dari desa Jojo menuju sawah  petani kondisinya dangkal dan  juga berserakan aneka macam sampah.  “Saluran yang ada  di Desa Jojo pernah kami “normalisasi” dengan sistem padat karya. Namun sekarang sebagian besar sudah dangkal kembali. Sedang saluran irigasi yang berada di Desa Hadiwarno penanggung jawabnya Dinas  PUPR Kudus. Rencananya mau  “dibersihkan” dalam waktu dekat ini “ tutur Ketua Badan Permusyawaratan Desa  (BPD) Desa Jojo, Anton Wijaya.

Normalisasi - sungai yang berada di perbatasan Desa Jojo dengan Desa Temulus Mejobo Kudus Foto Sup

                Sedang menyangkut penggelontoran air waduk Logung ke wilayah Kecamatan Tambakromo yang telah berlangsung sejak Kamis pekan lalu (5/9/2024) menjadi  tanda tanya.  Sebab untuk memasuki wilayah Tambakromo, selain jaraknya cukup jauh, juga terlebih dahulu harus melalui  Sungai Juwana. Sedang kondisi sungai yang berhulu di pintu pembagi banjir Wilalung Kecamatan Undaan Kudus , saat ini  sebagian besar mengering. Termasuk harus melalui “anak-anak” sungai yang juga sama Akibatnya membutuhkan ketinggian tertentu, sehinggga baru bisa “menyeberang” melewati sungai Juwana yang bermuara di Laut Jawa.

             Bendung Logung- terletak di wilayah Desa Tanjungrejo Kecamatan Jekulo, Desa Kandangmas dan Desa Rejosari Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus. merupakan salah satu diantara  65 bendungan yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR).untuk mendukung program Nawa Cita Presiden Joko Widodo.

               Dari jumlah tersebut tujuh unit diantaranya dibangun di Jawa Tengah. Pembangunan Bendungan Logung membutuhkan waktu sekitar 5 tahun . Dimulai sejak tahun 2014 dengan jangka waktu pelaksanaan 1.460 hari kalender hingga akhir  2018 dengan nilai kontrak Rp 620 miliar, Ditangani bersama antara  PT Wijaya Karya & PT. Nindya Karya.

              Menurut Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA)  Kementerian PUPR, Hari Suprayogi ketika menyaksikan acara “impounding (pengisian awal bendungan)  Bendungan Logung , Selasa (18/12/2018), bendungan ini  mampu menampung air sekitar 20,15 juta meterkubik, dengan volume efektif sebesar 13,72 juta meterkubik.

             Selain itu ia menambahkan air sebanyak itu diproyeksikan mampu  memenuhi kebutuhan air irigasi untuk lahan  seluas maksimal 5.296 hektar. Dengan rincian luas irigasi eksisting (dasar) 2.805 hektar  dan irigasi pengembangan 2.491 hektar . Lalu untuk memenuhi kebutuhan air baku sebesar 200 liter/detik ,pengendalian banjir dan pembangkit listrik tenaga mikro hidro sebesar 0,50 MW Bahkan bisa dijadikan obyk wisata, dengan ketentuan pemerintah kabupaten (Pemkab) sebagai pengelolanya.. Sedangkan bendungan Logung itu sendiri  pengelolaan secara keseluruhan dikelola pemerintah pusat.

               Adapun  sungai Logung sendiri secara keseluruhan mempunyai luas Daerah Tangkapan Air (DTA) sebesar 43,81 km2 , yang terdiri dari beberapa anak sungai yang besar dan kecil. Daerah pengaliran Sungai Logung terletak di lereng tenggara Gunung Muria, berbentuk memanjang arah utara- selatan, mulai dari puncak G. Argojembangan ( dengan ketinggian  1.529 meter di atas permukaan laut) sampai ke Dukuh Slalang, di kaki perbukitan Gunung Patiayam dengan ketinggian  sekitar 350 meter di atas permukaan laut. Sedang panjangnya 20,125 kilometer dan di bagian hilir, Sungai Logung menginduk dengan Sungai Silugonggo.

                 Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam akun facebook per Jumat 17/2/2017 antara lain menulis “salut kepada insinyur insinyur Indonesia dapat membangun sendiri bendungan setinggi 55 meter dengan panjang 350 meter. Hari Jumat  17 Februari 2017 saya bersama Menteri PUPR, Gubernur Jawa Tengah, Bupati Kudus dan jajarannya mengunjungi bendungan Logung di Kudus.  Saya ingin memastikan bahwa uang yang dibayarkan kepada masyarakat melalui pajak dapat bermanfaat  kembali untuk masyarakat “.

              Lalu menurut Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana, Ruhban Ruzziyatno mengatakan pariwisata di Bendungan Logung nantinya harus tetap memperhatikan prinsip hidrologi dan konservasi dari hulu ke hilir. "Panorama yang tersaji di sekeliling bendungan membuatnya memiliki keistimewaan dibanding dengan bendungan lain adalah panorama Gunung Muria menjadi daya tarik tersendiri," ujarnya.(Sup).

Halaman:

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

img single