Kudus, Elang Murianews (Elmu) – Samani Intakoris dan Hartopo bagai “menelanjangi” diri seniti sebagai mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kudus serta sebagai mantan Bupati Kudus. Dan itu artinya dari satu sisi menunjukkan jika keduanya memiliki cacat dalam upaya untuk meraih kemenangan pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) 27 November 2024.
Penelanjangan itu terjadi dalam acara debat terbuka tahap kedua atau terakhir Pilkada di Hotel Griptha Rabu ( 13/11/2024), yang diikuti Samani berpasangan dengan Bellinda bernomor urut satu dan Hartopo – Mawahib bernomor urut dua.
Diawali pada tahapan tanya jawab, ketika Hartopo menyatakan pembangunan Jalan Menara yang menggunakan bahan baku keramik menyalahi spesifikasi. Sebab, keramik itu ditrapkan dalam ruangan, bukan di luar ruangan, sehingga menimbulkan kerusakan. “Jika kami nanti terpilih sebagai bupati-wakil bupati Kudus akan kami ganti sesuai keperuntukannya,” tegas mantan bupati Kudus ini.
Samani pun mengakui pembangunan Jalan Menara memang di bawah kendalinya selaku Kepala Dinas PUPR. “Rusaknya hanya sekitar 30 persen itu masih bisa ditolerir. Lagi pula diakibatkan dengan dilalui kendaraan roda empat. “ ujarnya.
Lalu ia “menyerang “ balik terhadap Hartopo menyangkut proyek Citywalk Sunan Kudus yang mangkrak, saat bakal calon nomor urut ini menjabat sebagai bupati Kudus.
Samani yang diwawancarai Juli 2017 di ruang kerjanya menyatakan : pemasangan-penggunan granit di Jalan Menara tersebut didasari untuk kenyamanan bagi segenap warga. Khususnya para peziarah dan pengunjung komplek Makam dan Masjid Menara Sunan Kudus. “Selain itu granit itu lebih natural dan dari sisi ketahanan/kekuatan jauh lebih tinggi dibanding dengan paving block” ujarnya.
Lalu menurut Margo, selaku kontraktor : granit itu didatangkan langsung dari India, tetapi tidak disebutkan nama kota, nama pelabuhanya. Hanya harganya Rp 1,6 juta per meter persegi perangko Kudus. Selain itu pihaknya juga membangun enam gapura, gorong gorong sepanjang 300 meter di Jalan Sunan Kudus dan pengadaan tiang dan lampu hias. Dengan total biaya Rp 9 miliar.
Tapi setahun kemudian sebagian granit mulai retak hingga pecah. Itu berlanjut hingga dalam beberapa bulan terakhir 2024. Proyek yang diduga bermasalah ini lolos dari pemeriksaan aparat Kejaksaan.
Sedang Citywalk Jalan Sunan Kudus dibangun dengan biaya Rp 14,3 miliar dan dimulai sejak 1 September 2017. Dengan pelaksana KSO PT Putra Mas Indah Baroe dan PT Tri Mega Indah. Lokasinya di sebagian Jalan Sunan Kudus. Tepatnya dari seberang depan Alun Alun Simpang Tujuh hingga “mulud “ Jembatan Gelis sisi timur. Sepanjang 562 meter.
Ide pembangunan berasal dari Bupati Kudus M Tamzil, menyontek Jalan Malioboro Jogya. Namun “pelaksananya” Hartopo yang saat itu berkedudukan sebagai Wakil Bupati, menggantiakn peran Tamzil yang terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK. Dalam pelaksanaannya muncul berbagai bentuk masalah/ penyimpangan. Dan proyek ini sampai saat sekarang memang tidak sesuai yang ditargetkan.
Jadi jika mengacu pada proyek granit Jalan Menara dan Citywalk tersebut, maka kasarnya seperti banyak orang asli Kudus mengatakan “ piye leh iki. Piye tah iki. Lha nek ngono loro-lorone ara dipilih wae, Bagaimana ini. Jika demikan keduanya tidak usah dipilih saja,”(Sup)