Sumur Gentong Loram Ditemukan Tahun 1508

elangmur - Selasa, 9 Juli 2024 | 22:08 WIB

Post View : 590

Sumur gentong-kini srumbungnya sudah diganti baru dan menggunakan mesin untuk mengambil airnya. Foto Sup Selasa (9/7/2024)

Kudus,Elang Murianews –Sumur Gentong yang terletak di RT 05/RW 05 Desa Loram Wetan Kecamatan Jati Kabupaten Kudus Jawa Tengah  ditemukan dan dibangun pada tahun 1508 oleh Syeh Subakir.  Atau sekitar  516 tahun yang lalu. Atau lebih “tua” dibanding hari “lahir” Kota Kudus tahun 1549. Syeh Subakir lahir di Demak pada 1458, meninggal pada usia 109 tahun. Dimakamkan di Tidar Magelang. Dikenal sebagai ahli lingkungan. Khususnya dalam mendeteksi sumber air. Juga jago dalam “menaklukkan” tempat tempat angker

                Sedang lokasi sumur gentong tersebut,  merupakan titik nol- pusat Kabupaten Loram dengan Bupati Amirudin Hasan- putra kedua dari isteri kedua Sultan Patah.  Bupati Amirudin sempat memerintah  pada periode 1508- 1524. Ia dan tiga putranya  secara bersamaan  meninggal akibat perang “saudara”, antara warga Loram dengan warga di seputar Rahtawu.              

Aka Hasan- peneliti sejarah kerajaan Demak Bintoro dan Walisongo saat sarasehan di Desa Loram Wetan Jati Kudus Minggu malam 7/6/7/'2024. foto repro sup

              Hal itu diungkapkan Ahmad Kastono Abdullah Hasan atau yang lebih akrab disapa Aka Hasan peneliti Kerajaan Demak Bintoro dan Walisongo melalui tujuh metode di acara Sarasehan sejarah  dalam budaya  kearifan lokal masa kini Minggu malam (7/7/2024) di Loram Wetan. Selain Aka Hasan, narasumber yang hadir : Abdul Jalil selaku pemangku punden belik Kesunanan Kudus dan Ihfan N Saputro, psikolog klinik dewasa.

                Seusai  pertemuan, tokoh masyarakat dan pemerintah Desa Loram Wetan secara lebih khusus menghadirkan kembali Aka Hasan dan Abdul Jalil untuk menindak-lanjuti sarehan. Antara lain menerbitkan sebuah buku.

                Menurut data yang dihimpun  dari Buku Inventarisasi Benda Cagar Budaya  Peninggalan Sejarah dan Purbakala  Kabupaten Kudus, 2007, Sumur Gentong didata per 17 April 2006. Dan ditemukan Rodi (sudah meninggal) pada tahun 1989. Terbuat dari tanah liat bersusun empat dan berbetuk seperti gentong. Berdiameter 60centimeter, tinggi 56 centimeter  dengan luas bangunan 64 meter persegi.

                Di sekitar  sumur gentong juga ditemukan  uang logam kuno  buatan tahun 1717 dan uang mas  bertuliskan Zeelandia1738.  Dan berdasarkan penelitian Balai Arkeologi Yogyakarta dab BP 3 Prambanan 3 Oktober 1989 dinyatakan sebagai benda cagar budaya(BCB).

                Dan menurut juru kunci Abdul Kodir, air sumur gentong tersebut mampu sebagai sarana untukb menyembuhkan orang lumpuh maupun untuk jenis pengobatan lain.

Dibangun ulang-

                Sedang menurut Subarkah, yang ditemui di lokasi sumur gentong tepi jalan raya desa setempat, Selasa (9/7/024) ,  BCB tersebut dibangun ulang secara bertahap sejak tahun 2018. “ Saya mengganti srumbung atau badan sumur juga berbahan tanah liat  yang kami pesan khusus dari Bayat Klaten. Terdiri empat srumbung dengan total panjang 4, 2  meter. Sebab pada kedalaman  4,2 meter air sudah  muncul cukup besar,” tuturnya sembari memperlihatkan  srumbung  itu.

Komplek Sumur Gentong- di tepi jalan raya Desa Loram Wetan Jati Kudus. Foto Sup

                Sedang untuk mempermudah pengambilan air menggunakan mesin. Dan diseputar  sumur dijumpai  tendon air, sejumlah gentong, sejumlah kendi, gelas plastik dan dua buah corong plastik. Setiap pengunjung bisa meminum air sumur gentong melalui kendi kendi tersebut. Sedang bagi yang berniat untuk mandi, disediakan dua kamar mandi. Saat Elang Murianews meminum satu gelas air dari salah satu kendi, rasa airnya netral- seperti pada air sumur atau air dalam kemasan yang diproduksi pabrik. Samasekali tidak berbau.

                Padahal menurut data yang dihimpun dari berbagai sumber, wilayah Desa Loram Wetan dan sekitarnnya. Atau seputar wilayah Kecamatan Jati, Undaan, Mejobo semula merupakan pesisir laut. Sehingga kandungan air pada umumnya mengandung garam-asin. “ Air Sumur Gentong  selama ini tawar dan  tidak pernah “asat” /mengering” tambah Subarkah.

                Selain seluruh srumbung sudah diganti,  juga telah dibangun semacam rumah kecil. Diantaranya difungsikan untuk menerima para tamu yang umumnya berdatangan pada malam hari. Tidak hanya warga desa setempat, tapi juga warga seputar desa/kecamatan dan bahkan dari luar kabupaten.

                Sumur gentong tidak hanya dijumpai di Desa Loram Wetan, tapi juga ditemukan di komplek masjid Sunan Muria, Masjid Wali Desa Jepang dan masjid Nganguk Wali. (sup)

Halaman:

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

img single