Kudus, Elang Murianews(Elmu) – Pohon Tabebuya di Citywalk Jalan Sunan Kudus (CJSK, – kota ramah terhadap terhadap pejalan kaki) Kota Kudus ogah berbunga. Meski sudah ditanam sejak proyek CJSK dibangun dengan biaya sekitar Rp 14, 3 miliar pada akhir tahun 2020. Atau hampir lima tahun, dibiarkan tanpa pemupukan, perawatan, hingga pemangkasan. Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (PKPLH) Kabupaten Kudus pemilik otoritas nampaknya abai- acuh terhadap pohon tersebut. Pada posisi Selasa (10/6/2025), hanya ada satu pohon dengan bunga kuning cukup banyak di depan toko emas, sisi utara jalan.
Padahal jika PKPLH bertanggung jawab- melaksanakan tugas kewajiban, pohon tabebuya tersebut seakan menjadi pelipur rata terhadap kegagalan proyek CJSK yang digadang-gadang menjadi Malaiboronya Kudus. Dalam bahasa Sansekerta, kata "malioboro" bermakna karangan bunga.
Dan jika mengacu pada buku panduan CJSK 2020 , pohon tabebuya yang ditanam di kanan kiri ruas jalan SJCK rata-rata sudah setinggi satu meter dan secara teori seharusnya sudah mulai aktif berbunga. Dengan bunga warna pink, kuning, putih dan merah. Atas dasar tananam serupa yang telah ditanam di berbagai kota di Indonesia, akan berbunga untuk kali pertama pada umur 2,5 – 3 tahun, yaitu antara Maret- April. Salah satu diantaranya yang cukup dikenal di kota Surabaya.
Dengan ruas jalan CJSK tercatat 562 meter. Dihitung sejak perempatan jalan Alun Alun Simpang Tujuh ke arah barat hingga ujung timur jembatan Sungai Gelis. Dan jika jarak tanam 5 (lima) meter, maka total tanaman tabebuya mencapai 224 pohon.
Secara kasat mata, sebagian besar pohon asal Brasil dengan nama latin genus tabebuia SPP di SJCK tumbuh dengan baik. Jika dikelola secara profesional, yaitu dipupuk setiap dua bulan sekali . Pupuk dengan kadar fosfor yang tinggi sangat dianjurkan untuk mendapatkan nutrisi yang cukup dan merangsang proses pembungaan. Selain itu yang juga harus dilakukan adalah pemangkasan ranting dan cabang pohon agar tumbuh, berkembang, berbunga dan memnculkan estetika tanaman.
Tanaman tabebuya, tidak hanya akan menghasilkan aneka bunga yang indah dan bertahan cukup lama, tapi juga sebagai tanaman dengan akar yang tidak akan merusak berbagai bentuk bangunan di sekitarnya. Ketika tengah dalam musim berbunga, nyaris tidak terlihat daunnya. Melainkan tergantikan dengan dominasi bunga, Sebaliknya ketika tidak berbunga, daun dari tanaman tabebuya relatif kecil serta tidak mudah berguguran, sehingga tidak menimbulkan banyak sampah.Bahkan menurut penelitian Seham S. El-Hawary, tanaman ini bermanfaat untuk mengobati malaria, sifilis, infeksi kulit, gangguan perut, kanker dan infeksi akibat bakteri atau jamur.
Dan tentu saja tanaman yang mampu hingga setinggi 8(delapan) meter ini juga herfungsi sebagai peneduh jalan serta “paru paru” kota . Tabebuya menurut World Agro Forestry memiliki spesies lebih dari 76 dan tumbuh-berkembang- berbunga dengan maksimal, ketika memperoleh pasokan sinar matahari secara langsung lebih dari enam jam/hari. (sup)