Kudus, Elang Murianews (Elmu) – Pohon Tabebuya dengan bunga warna pink, kuning, merah dan putih, di sebagian ruas Jalan Sunan Kudus sepanjang 562 meter di tanam menjelang akhir 2020. Namun seminggu menjelang hari jadi Kudus ke- 475(Rabu, 18/9/2024) nyaris semua pohon yang aslinya dari Brazil ini belum juga berbunga.
Padahal ketika ditanam di Jalan Sunan Kudus sebagai bagian dari proyek pembangunan Citywalk senilai Rp 14,3 miliar ini, ketinggiannya rata-rata sudah satu setengah meteran.Sehingga tidak butuh waktu tiga-empat tahun untuk berbunga – seperti yang terjadi saat ditanam dalam kondisi bibit.
Tidak diketahui apa penyebabnya , karena selama ini “penanggung jawab”nya, Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup, dianggap kurang profesional.
Beruntung, di saat pohon Tabebuya di Citywalk Jalan Sunan Kudus belum/tidak berbunga. Bahkan diantaranya mati, banyak pohon penghijauan lain di sejumlah ruas jalan pada saat sekarang berbunga. Diantaranya yang menonjol pohon penghijauan dengan bunga warna kuning, mirip bunga Tabebuya.
Bunga berwarna kuning ini mirip dengan warna burung kepodang . Kepodang tergolong burung berkicau (Passeriformes) .Berbulu indah. Terkenal sebagai burung pesolek yang selalu tampil cantik, rapi, dan bersih termasuk dalam membuat sarang.
Program penghijuan di Kudus sebenarnya dimulai sejak awal 1980. Seluruh ruas jalan, khususnya di dalam kota sudah ditetapkan jenis pohon yang tidak berbunga maupun jenis pohon yang berbunga Dalam kurun waktu 10 tahun ( akhir 1990) sebagian besar program tersebut berjalan sesuai rencana dan sebagian besar ditopang PT Djarum ( dalam pengadaan bibit hingga pemeliharaannya).Namun menjadi berubah, karena situasi dan kondisi.
Walikota Surabaya, Risma sekitar dua-tiga tahun lalu pernah mengunjungi Oasis- terlebih untuk melihat secara langsung program dan aneka jenis tanaman yang dimiliki Dvisi Penghijauan PT Djarum. Dan ketika kota Surabaya mampu menyulap dirinya menjadi kota yang penuh taman, penuh tanaman, penuh tanaman berbunga aneka warna- yang tentu saja indah mempesona – Kudus hanya terpana.
Padahal sejarahnya, Kudus adalah salah satu diantara sedikit kota di Inonesia yang memiliki paling banyak aneka jenis tumbuhan penghijauan. Banyak kota/kabupaten di Indonesia yang meminta bibit penghijauan ke Kudus ( bukan ke Pemkab Kudus, melainkan ke Divisi Penghijauan PT Djarum). Dan di buku Penyuluhan Penghijauan Pertamanan dan Industri Kudus(dengan kata sambutan Bupati Kudus Wimpie Hardono, 26 Maret 1979 ), juga dituliskan tentang 9 (sembilan ) fungsi penghijauan : kesehatan, iklim, perlindungan, persediaan air tanah, pencegah erosi, menjamin keseimbangan alam-kehidupan-lingkungan, keindahan, pendidikan dan social-politik-ekonomi.(sup)