Kudus, Elang Murianews (Elmu)- Jovita Diva Prabuwardani (21), tewas ketika terjatuh di Natas Angin, salah satu puncak Gunung Muria yang berketinggian 1.515 meter di atas permukaan laut (dpl) Selasa ( 24 Juni 2025). Dan sebelumnya pendaki asal Brasil Juliana Marins (27) juga tewas di Gunung Rinjani Nusa Tenggara Barat (NTB) Sabtu ( 21 Juni 2025) yang tingginya 3.726 meter dpl..
Bupati Kudus, Samani Intakoris, Minggu ( 29 Juni 2025) turun langsung ke lokasi“Kami hadir ke Rahtawu sebagai bentuk kepedulian, sekaligus memberikan edukasi. Terutama kepada pemerintah desa melalui camat, agar setiap pendaki wajib melakukan registrasi dan memberikan identitas diri sebelum naik,” tegasnya.
Menurut . Kepala Resort Pengelolaan Hutan (RPH) Ternadi Nur Hamid ( yang beberapa bulan lalu pindah ke Batealit Jepara), Minggu malam (29/6/2025), jalur pendakian Natas Angin lewat Desa Rahtawu dikenal sebagai Dragon Track atau jalur Naga. “ Sebuah jalur yang berada di sebuah punggung bukit yang mirip seperti punggung naga, karena di sebelah kiri langsung menghadap jurang yang sangat dalam. Tergolong jalur ekstrim. Sebenarnya agak lebih mudah jika melewati jalur pendakian via Dukuh .Sewengen Desa Somosari Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara,” tuturnya, sembari mengirimkan peta pendakian Natas Angin.
Peta yang dibuat Zidan Wahyu Saputra, dari Fakultas Geografi Universitas Muhamadiyah Surakarta (UMS) 2024, jalur pendakian Natas Angin ini terbagi menjadi pos I ( Kali Banteng), pos 2 ( Wana Braja )., pos 3 ( sawetara), pos 4 ( sumber air) dan pos 5 (petilasan Abiyoso).
Pada pos 5 ini untuk menuju Natas Angin, pendaki bisa memilih berbelok ke arah barat, yaitu jalur ekstrim yang dikenal sebagai jalur naga atau jalur bebek. Meski ekstrim, nampaknya sebagian diantara pendaki lebih memilih jalur ini, karena lebih menantang . Jalurnya lebih lapang- lebih terbuka . Hanya saja di lokasi ini kabutnya berubah-rubah.. Kemudian bisa memilih berbelok ke timur. Dengan melewati petilasan Sukarno dan puncak bayangan setinggi 1.374 meter.
Dari informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber, jalur naga tersebut tidak/belum dilengkapi sarana pengaman. Misalnya “tali “ memanjang. Pada tahun 1987 ketika Elmu melalui jalur ini lebih sulit lagi, karena sebagian jalan setapak yang ada sekarang ini, sebagian diantaranya berupa batang-batang kayu yang sengaja dirobohkan sebagai tempat berjalan.
Sedang pengelola jalur pendakian Natas Angin Desa Rahtawu, Stefanus El Suryanu menuturkan kepada wartawan Minggu (29/6/2025), jalur dari pos 6 hingga puncak Natas Angin masih ditutup sementara bagi pendaki. Pos 6 yang dimaksud , jika di dalam peta buatan UMS sebagai petilasan Soekarno.. Belum diketahui secara pasti Soekarno atau Bung Karno, presiden pertama RI datang ke lokasi ini..
Rekso Wono