Pramuka Praktek Sadap Getah Pinus

elangmur - Minggu, 16 Juni 2024 | 20:04 WIB

Post View : 140

Nur Hamid- Kepala Resort Polisi Hutan (KRPH) Ternadi, saat menjelaskan manfaat getah pinus di Bumi Perkemahan Serni Indah Bategede Nalumsari Jepara, Sabtu (15/6/2024) Foto istimewa.

Kudus,Elang Murianews- Sebanyak 36 anggota Pramuka Saka Wana Bakti Kwartir Cabang Kudus, berpraktek menyadap getah pohon Pinus di Bumi Perkemahan Serni Indah desa Bategede Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara Sabtu (15/6/2024). Dan dipandu langsung , Kepala Resort Polisi Hutan (KRPH) Ternadi, Nur Hamid selaku Instruktur Saka Wana Bakti Kwartir cabang Kudus. Saka Wanabakti adalah wadah bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk melaksanakan kegiatan nyata, produktif dan bermanfaat dalam rangka menanamkan rasa tanggungjawab terhadap pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup.     

Praktek menyadap getah pohon pinus- para Pramuka Saka Wana Bakti Kwartir Cabang Kudus. Foto istimewa.

      Menurut Nur Hamid : getah Pinus yang disadap akan diolah untuk menghasilkan Gondorukem dan Terpentin yang merupakan bahan baku industri lanjutan. Gondorukem digunakan sebagai bahan baku dalam industri kertas, keramik, Plastik, Cat, batik, tinta cetak Politur, farmasi dan kosmetik. Sedangkan Terpentin dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam industri kosmetik, minyak cat, campuran bahan pelarut, antiseptik, kamper dan farmasi. “Selain getahnya tanaman Pinus dimanfaatkan kayunya untuk mebel, pulp, korek api serta sumpit. Setiap pohon per hari mampu menghasilkan getah sekitar 0,4 gram. Dan tanaman siap sadap di atas umur 11 tahun. Pohon pinus bisa tumbuh degan baik pada ketinggian 400- 2.000 meter diatas permukaan laut.Khusus di kawasan Gunung Muria, tanaman Pinus tercatat 123,78 hektar ,” ujarnya.

    Pinus tersebar di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan seluruh Jawa. Di Sumatera pinus ditanam sejak tahun 1921 dan di Jawa baru pada tahun 1931. Di Jawa pengelolaannya sebagian besar ditangani Perum Perhutani Unit I Jateng, Unit II Jatim dan Unit III Jabar. Dengan luas tanaman sekitar 572312 hektar dan paling luas di Jabar, yaitu 229.689 hektar. Pinus termasuk jenis kayu terbesar yang ditangani Perhiutani , setelah kayu jati.
         Indonesia memiliki satu spesies pinus asli yang berasal dari daerah Sumatera, tepatnya di daerah Sipirok, Tapanuli Selatan. Spesies pinus ini dikenal dengan nama Sumatran Pine atau Pinus merkusii Jungh. et de Vriese.. Selain itu, beberapa negara lain di Asia, seperti India, Filipina, Thailand, Myanmar, Kamboja, dan Vietnam juga membudidayakan jenis Pinus merkusii dari Indonesia.( sup)

 

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

img single