Balai Jagong Bakal Terang Benderang

elangmur - Sabtu, 20 April 2024 | 07:05 WIB

Post View : 296

Ramah lingkungan- lampu penerangan jalan umum dengan tenaga surya di komplek Balai Jagong Foto sup

Kudus,Elangmurianews- Komplek Taman Balai Jagong sebentar lagi( awal Maret 2024) bakal kembali terang benderang dengan adanya  penggantian lampu. Bahkan di sejumlah sudut  taman seluas enam hektar ini, bakal ditambah lampu highmast.  Yaitu rangkaian lampu sorot yang menggunakan tiang lampu dengan ketinggian lebih dari 15 meter. Dengan total biaya sekitar Rp 1,9 miliar “Benar semua lampu yang menggunakan tenaga surya dan telah mati selama hampir setahun penuh bakal diganti dengan “tenaga” konvensional. Di sudut sudut sisi selatan dilengkapi dengan lampu highmast” ujar Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kudus, Catur Sulistiyanto, Jumat malam (19/4/2024).

Lampu tenaga surya - di komplek Balai Jagong Wergu Kota Kudus 29 Mei 2023. Foto Sup.

                Penggantian tenaga surya  kembali menjadi tenaga konvensional ini dianggap sebagai langkah mundur. Sebab, Listrik tenaga surya memiliki sejumlah kelebihan. Antara lain  merupakan sumber daya yang melimpah dan terbarukan. Ramah lingkungan, karena tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca dan mandiri energi.

                Lebih murah dalam jangka panjang, meskipun biaya instalasi Penerangan Jalan Umum (PJU) panel surya lebih mahal daripada PJU listrik, tetapi dalam jangka panjang biaya operasionalnya jauh lebih murah karena tidak memerlukan biaya untuk membeli listrik dari sumber eksternal. Selain itu juga Tidak memerlukan kabel listrik.

Sedang keuntungan menggunakan PJU listrik: Kinerja yang stabil/ konsisten dan tidak terpengaruh oleh cuaca atau musim.  Harga instalasi yang lebih murah. Daya tahan baterai yang lebih lama.

                Dan ketika memilih antara PJU panel surya dan PJU listrik, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, seperti lokasi, anggaran, dan kebutuhan energi. Jika lokasi memiliki banyak sinar matahari dan anggaran cukup besar untuk instalasi, maka PJU panel surya bisa menjadi pilihan yang lebih hemat dan efisien jangka panjang. 

               Ditemukan 1839.- Teknik pemanfaatan energi surya pertama kali ditemukan oleh peneliti asal Prancis, Edmund Becquerel pada tahun 1839. Meskipun letak matahari sekitar 149 juta kilometer dari bumi, namun pancaran sinarnya bisa digunakan menjadi sumber energi terbarukan. Sinar matahari tersebut dikonversikan menjadi energi listrik menggunakan teknologi fotovoltaik (photovoltaic/pv) yang terdapat di dalam panel surya.

                Indonesia telah berkomitmen sesuai Persetujuan Paris untuk menurunkan emisi gas rumah kaca, dengan target sebesar 31,89 persen  pada tahun 2030 dengan kemampuan sendiri dan target sebesar 43,2 persen dengan bantuan internasional. 

                Berdasarkan studi Deep Decarbonization of Indonesia’s Energy System yang dikeluarkan oleh IESR, Indonesia mampu untuk mencapai target Persetujuan Paris netral karbon pada 2050. Dekade ini menjadi penting, karena Indonesia harus segera mencapai puncak emisi di sektor energi pada tahun 2030 dan mendorong bauran energi terbarukan di sektor ketenagalistrikan mencapai 45 persen. Energi surya menjadi salah satu pilihan jenis energi terbarukan yang terus didorong penggunaannya di Indonesia

                Menurut laporan Indonesia Solar Energy Outlook 2023 yang dikeluarkan IESR, tenaga surya memainkan peran penting dalam dekarbonisasi mendalam di Indonesia pada tahun 2060 atau lebih cepat pada 2050, setidaknya 88 persen dari kapasitas daya terpasang akan berasal dari tenaga surya pada 2050. Sayangnya, penggunaan tenaga surya di Indonesia baru mencapai 0,2 GWp dari kapasitas terpasang dan hanya menghasilkan kurang dari 1 persen dari total pembangkit listrik pada akhir tahun 2021

Halaman:

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

img single