Bau Busuk dan Sampah di Sungai Jaranan

elangmur - Senin, 11 Agustus 2025 | 07:41 WIB

Post View : 60

Sampah- rumah tangga hingga gundukan tanah berumput tebal memanjang di Sungai Jaranan Desa Prambatan Lor- Prambatan Kidul Kecamatan Kaliwungu Kudus, Foto Sup Minggu (10/8/2025)

Kudus, Elang Murianews (Elmu) – Bau busuk menyengat, aneka macam sampah, air berwarna kehitaman, adalah kondisi keseharian dari sebagian besar Sungai Jaranan atau Sungai Muneng. Terutama saat memasuki musim kemarau, Akibat dari limbah rumah tangga dan industri .

     Dan kondisi tersebut sudah berjalan bertahun- tahun. Tanpa terlihat nyata adanya normalisasi. Atau sekedar “resik-resik tebar pesona”. Baik yang dilakukan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali- Juwana, sebagai “pemegang kekusaan tertinggi” atas sungai di wilayah Jawa Tengah bagian timur, Pemkab Kudus dengan instansi/dinas terkait, komunitas lingkungan , hingga masyarakat seputar daerah aliran sungai (DAS).

       Sungai Jaranan/ Sungai Muneng adalah salah satu diantara 61 sungai yang ada di Kabupaten Kudus. Berdasarkan data yang dikutip dari “buku” Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (PKPLH) Kabupaten Kudus, sungai ini panjangnya 16 kilometer . Mengalir sejak dari wilayah Desa Karangmalang, Klumpit , Gribig (Kecamatan Gebog), Prambatan Lor, Prambatan Kidul. Garung Kidul Kecamatan Kaliwungu.

Air sungai Jaranan - berwarna hitam dan berbau busuk menyengat. Foto Sup ( 10/8/2025) .

       Sedang lokasi yang paling parah berada di Desa Prambatan Lor dan Prambatan Kidul. Selain dampak terhadap warga seputar DAS, juga warga yang tengah melintas di jalan raya Jember- Kaliwungu – di atas jembatan sebelum pertigaan jalan- lampu lalulintas menuju rumah sakit islam (RSI) dari arah timur. Yaitu bau busuk yang menyengat.

    Menurut Sekretaris desa (Sekdes) Prambatan Lor Nur Huda, masalah pencemaran sungai ini sangat kompleks, karena harus melibatkan banyak pihak. Termasuk Dinas Penanaman Modal Perijinan Terpadu Satu Pintu , Dinas PKPLH, Dinas PUPR, Dinas Kesehatan, pemerintah desa dan kecamatan, “Pernah diadakan mediasi hingga kesepakatan dengan beberapa pihak terkait tentang masalah pencemaran sungai.ini di Balai Desa Prambatan Lor 2018. Namun sampai sekarang belum ada tindak lanjutnya, Pernah pula dibangun pengolah limbah pabrik tahu di Prambatan Lor, namun sudah lama rusak dan tidak berfungsi,” tuturnya. (sup) .

Halaman:

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

img single