Kupat merupakan simbol perayaan hari raya Islam pada masa pemerintahan Kesultanan Demak pimpinan Raden Fatah awal abad ke-15. Berbentuk persegi empat yang bermakna "kiblat papat lima pancer," sebagai keseimbangan alam yakni 4 arah mata angin yang bertumpu pada satu pusat.
Kupat pertama kali muncul di tanah Jawa, diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga kepada masyarakat Jawa yang merupakan hasil perpaduan makan tradisional tepo yang dibalut anyaman yang dapat ditemukan di Wengker sekitar Gunung Lawu. Sunan Kalijaga menjadikan kupat sebagai budaya dan filosofi Jawa. Kupat umumnya disajikan pada saat Lebaran.
Ketupat menurut Prof. Dr. Florentinus Gregorius Winarno, seorang pakar ilmu teknologi pangan yang juga dikenal dengan nama F.G. Winarno , terdapat 14 bentuk kupat di Indonesia. Namun yang paling banyak dibuat berbentuk dan diminati saat Lebaran adalah ketupat dengan bentuk segi empat. dengan anyaman selang-seling.
Ketupat adalah makanan dari bahan dasar beras yang dibungkus dengan anyaman daun kelapa muda (janur). Berasal dari Pulau Jawa –kemudian menyebar ke; Brunei, Malaysia, Singapura, dan Thailand selatan. Dilaksanakan seminggu setelah lebaran,
Selain ketupat pada umumnya juga disajikan lepet. Lepet adalah penganan yang dibuat dari ketan dan kelapa parut serta diberi garam.Dibungkus dengan daun kelapa muda, berbentuk silinder dan direbus..
Lepet berasal dari kata silep sing rapet. Melambangkan ajakan untuk menutup rapat kesalahan masa lalu dan saling memaafkan, terutama saat Lebaran. Dengan tekstur lepet yang lengket melambangkan persaudaraan yang kuat dan erat, seperti lengketnya ketan dalam lepet. Dan juga melambangkan kesucian dan kebersihan. (Sup)